Pelatihan ToC dan MEL SATUNAMA: Mengukir Perubahan, Membangun Keberlanjutan CSO di Timor Leste

Satunama.org.- Dewasa ini, perkembangan Civil Society Organisation (CSO) merefleksikan semakin terlibatnya masyarakat sipil dalam berbagai isu. Dalam hal ini, Timor Leste juga menjadi sebuah negara yang mengalami masifnya pertumbuhan dan peran CSO. Setidaknya, beberapa tahun ke belakang CSO di Timor Leste jumlahnya telah mencapai ratusan, terdiri dari NGO lokal, komunitas kepercayaan, NGO internasional, dan organisasi akademik (Asian Development Bank, 2019). Fakta ini menunjukkan keberagaman latar belakang setiap CSO di tanah Timór Lorosa’e.

Merujuk pada Wigglesworth (2013), lahirnya beberapa CSO lokal yang meliputi non-governmental organization (NGO), komunitas perempuan, komunitas pemuda, komunitas gereja, dan kelompok lain memungkinkan masyarakat terlibat dalam perkembangan Timor Leste sebagai negara. Wigglesworth (2013) juga menyatakan bahwa aktivisme di Timor Leste mengalami transformasi dengan berfokus pada isu keadilan sosial dan pembangunan, seiring keterlibatan lembaga-lembaga internasional.

Dalam rangka memastikan keberlanjutan CSO maka penting untuk memetakan isu, tujuan dan strateginya secara jelas. Menjawab kebutuhan tersebut, beberapa CSO lokal yang menjadi mitra Caritas Australia di Timor Leste mengikuti pelatihan ToC (Theory of Change) dan MEL (Monitoring, Evaluation & Learning) yang dikelola Yayasan SATUNAMA melalui Satunama Training Center (STC).

Beberapa lembaga tersebut di antaranya: CDB, FLBF, AFFOS, SHC, MANEO, FUNLEKO, CECEO, CEFOBOM, CJRO, KHC, MHVF, dan Caritas Australia dengan total 26 orang. Mereka bergerak di berbagai isu sosial, seperti perempuan, agrikultur, pendidikan, dan isu lainnya. Pelatihan berlangsung sejak tanggal 20-24 November 2023, bertempat di SATUNAMA Training Center Yogyakarta.

Identifikasi dan Ukuran Perubahan.

Salah satu materi utama yang disampaikan dalam pelatihan ini adalah Theory of Change (ToC). Secara garis besar, ToC adalah seperangkat metode intervensi yang diharapkan dapat mendorong terjadinya perubahan pembangunan yang didasarkan pada analisis kausalitas dan bukti konkret.

Edy Purwaka, fasilitator pelatihan Theory of Change dan MEL yang diselenggarakan SATUNAMA dengan peserta lembaga mitra Caritas Australia dari Timor Leste.

Analisis ini menyokong keberlanjutan komunitas dengan mendorong identifikasi yang jelas mengenai strategi komunitas dalam mencapai tujuan, menyelesaikan isu sosial, hingga pada akhirnya membawa perubahan yang progresif. Lebih lanjut, jelasnya identifikasi tujuan dan strategi CSO juga memungkinkan peluang kerja sama, termasuk dengan menarik donor untuk menyokong keberlanjutan CSO, utamanya secara finansial..

“Jadi ToC menjadi senjata penting bagi CSO termasuk juga di Timor Leste. Ini kita. Tujuannya tentu mencapai perubahan berbasiskan bukti yang konkret dan terukur”, papar Edy Purwaka, fasilitator pelatihan ini.

Sejalan dengan ToC, analisis Monitoring, Evaluasi & Learning (MEL) menjadi pendekatan yang tidak dapat dilepaskan dalam mendorong keberlanjutan komunitas. Sesi ini difasilitasi oleh Agustine Dwi Kurniawati dan Bima Sakti. Sesi MEL difokuskan pada pemaparan materi mengenai peran pengawasan terhadap kinerja komunitas di masyarakat. Hasil pengawasan menjadi basis evaluasi bagi keterlibatan dalam program-program mendatang ataupun yang masih berlangsung.

Agar memastikan kesesuaian antara tujuan dan hasil, analisis ini kemudian didukung oleh evaluasi sebagai sebuah upaya untuk memastikan keselarasan gerak, tujuan, serta strategi organisasi. Analisis MEL juga didukung oleh identifikasi indikator yang berperan sebagai dasar yang konkret serta menjadi ukuran ataupun target yang jelas bagi perubahan sosial yang ingin dicapai komunitas. Hal ini menjadi penting untuk membangun kredibilitas sebuah organisasi bagi masyarakat, donor, maupun lembaga secara internal.

Mendorong pemahaman lebih jauh tentang MEL, seluruh peserta pelatihan mendapat kesempatan untuk menyusun matriks indikator. Didampingi fasilitator, para peserta bereksplorasi dalam menyusun matriks indikator yang berperan dalam “melacak” goal atau dampak dan hasil program, baik dalam jangka panjang maupun pendek. Selama penyusunan, para peserta tampak antusias dan saling bertukar pandangan satu sama lain. Juga, pada sesi presentasi, peserta pelatihan bersemangat untuk memaparkan hasil analisisnya serta terbuka terhadap tanggapan peserta lain.

Merangkai Cerita Perubahan

Output dari analisis MEL dapat disampaikan melalui penulisan “Cerita Sukses”. Ilustrasi dari program, dampak, serta perubahan yang dihasilkan melalui perspektif langsung dari orang yang menerimanya dituangkan dalam Cerita Sukses. Secara singkat, tulisan ini meliputi tiga komponen penting, yakni tantangan, aksi, dan hasil. Penulisan Cerita Sukses mampu menjadi instrumen untuk memperkenalkan pada publik keterlibatan CSO dalam kehidupan masyarakat. Hal ini juga dapat mendorong meningkatnya branding komunitas dan memungkinkan pula advokasi.

Para peserta antusias dan bersemangat mengikuti seluruh sesi pelatihan.

Selain Cerita Sukses, perubahan signifikan juga dapat dituangkan dalam tulisan MSC atau Most Significant Change. Berbeda dengan Cerita Sukses yang lebih menekankan pengalaman komunitas, MSC merupakan sekumpulan informasi terkait dampak perubahan bagi pihak “lain”, termasuk masyarakat, pemerintah, maupun stakeholder lainnya. Melalui data yang dikumpulkan dari lapangan, informasi terkait intervensi akan lebih relevan. MSC juga dapat didasarkan dari informan primer dan dilengkapi dengan foto pendukung.

Para peserta pelatihan mengaku bahwa ToC, MEL hingga MSC dan Cerita Sukses adalah hal-hal yang cukup familiar. Dalam aktivitas di lapangan para peserta telah mempraktikkannya. Namun merefleksikan kembali aktivitas tersebut secara terstruktur melalui pelatihan menjadi pengalaman dan aspek penting untuk lebih memahaminya.

“Pelatihan ini memperdalam pengetahuan kami. Misalnya MSC dan Cerita Sukses itu kami sudah kenal. Hanya selama ini cara membuat dan menyusunnya yang belum sesuai, ditambah lagi elemen fotografi yang penting”, ungkap Horacio, salah satu peserta pelatihan.

Bagian penting lain dalam pelatihan adalah sesi praktik. Para peserta diberi kesempatan untuk menyusun Cerita Sukses dan MSC. Direktur Yayasan MANEO, Ramila da Costa menjadi peserta pertama yang membagi ceritanya di depan kelas. Berangkat dari pengalaman pribadinya, Ramila menyusun MSC yang menarik dan mengundang empati bagi pembaca.

Seluruh peserta kemudian juga membagikan kisah menarik dan dampak program yang dibawa oleh komunitasnya bagi masyarakat. Meski ditantang dengan kemampuan  berbahasa Indonesia, para peserta tetap antusias merangkai cerita-ceritanya dengan baik. [Berita: Yulia Esti Utami [Volunteer SATUNAMA] / Penyunting: A.K. Perdana/Foto: Okka Gualbertus]

Daftar Referensi

Asian Development Bank (2019). Civil Society Brief: Timor-Leste. www.adb.org. [online] Available at: https://www.adb.org/publications/civil-society-brief-timor-leste [Accessed 29 Nov. 2023].

Wigglesworth, A. (2013). The Growth of Civil Society in Timor-Leste: Three Moments of Activism. Journal of Contemporary Asia, 43(1), pp.51–74. doi:https://doi.org/10.1080/00472336.2012.735545.

Tinggalkan komentar