Satunama.org – Gunung Semeru merupakan salah satu gunung api aktif yang dimiliki bumi Indonesia. Gunung yang berada di sebelah barat Kabupaten Lumajang Jawa Timur ini menjadi salah satu gunung yang menunjukkan aktivitas vulkanik yang cukup intens pada tahun 2020, bahkan hingga awal 2021. Dikutip dari Kompas, tercatat pada 16 Januari 2021, Semeru mengeluarkan awan panas sejauh 4.5 kilometer dan membuat penduduk di sekitarnya harus dievakuasi. Pada Desember 2020, Semeru juga mengeluarkan awan panas sejauh 11 kilometer.
Salah satu desa yang berada di kawasan dekat dengan Gunung Semeru adalah Desa Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang. Desa ini merupakan salah satu desa yang terdampak erupsi Semeru pada 16 Januari 2021. Pada 9 Februari 2021, juga terjadi banjir lahar dingin yang cukup deras. “Januari lalu erupsi. Kemudian ada banjir lahar dingin juga.” Ujar Samsul Arifin, Sekretaris Desa Sumberwuluh saat ditemui Satunama.org (26/2/21).
Arif menyebutkan bahwa wilayah Desa Sumberwuluh berada cukup dekat dengan ruas aliran lahar dingin dari Semeru. Wilayah aliran lahar dingin itu dulunya merupakan area pemukiman penduduk, namun sejak tahun 1970an sudah tidak digunakan sebagai pemukiman penduduk. “Daerah ini yang beberapa waktu lalu (9 Februari 2021) kena banjir lahar dingin. Tapi tidak ada korban jiwa.” Tambah Arif. Banjir lahar dingin tersebut dirasakan masyarakat yang bermukim di sepanjang areal sekitar tanggul mulai dari Dusun Kamarkajang, Dusun Kebondeli Utara, sampai Dusun Kebondeli Selatan.
Atas kondisi tersebut, Sejak akhir tahun 2020, Yayasan SATUNAMA Yogyakarta bersama Pertamina Foundation berkolaborasi dalam membantu penduduk di Desa Sumberwuluh melalui Program Pertamina Foundation Bangkit (PF Bangkit). Pada Januari 2021 lalu, SATUNAMA juga telah menyerahkan bantuan sekaligus memberikan trauma healing pada anak-anak di Desa Sumberwuluh.

Berfokus pada isu Pengurangan Resiko Bencana terhadap anak-anak, SATUNAMA kembali hadir di Sumberwuluh pada Jumat dan Sabtu (26 & 27 Februari 2021) untuk menyalurkan bantuan berupa peralatan layanan kesehatan anak seperti timbangan bayi, timbangan balita, alat pengukur tinggi badan dan tensimeter untuk Posyandu serta peralatan permainan edukatif untuk PAUD. Bantuan diserahkan kepada perangkat Desa Sumberwuluh.
Tidak hanya itu, SATUNAMA juga melakukan edukasi anak terkait lingkungan di sekitar mereka. “Edukasinya kami kemas dalam bentuk penanaman tanaman di sekolah-sekolah. Penanaman dilakukan menggunakan polybag. Anak-anak sendiri yang menanam dan mereka juga yang akan menuai hasilnya kalau nanti tanamannya berkembang.” Kata Suharsih, Koordinator Program PF Bangkit SATUNAMA.
Titik berat pada kelompok rentan memang menjadi komitmen SATUNAMA dalam kerja-kerja kemanusiaannya. Dalam merespon kondisi Semeru dan para penduduk di sekitarnya, khususnya di Desa Sumberwuluh, SATUNAMA memilih untuk berfokus pada kelompok anak yang merupakan salah satu bagian dari kelompok rentan dalam kondisi bencana, baik itu bencana alam maupun bencana sosial.
Hal tersebut pun ditanggapi positif oleh Samsul Arifin. Sebagai bagian dari perangkat pemerintahan Desa Sumberwuluh, Arif berharap kerjasama dan relasi yang telah terjalin tidak kemudian berhenti. “Semoga ke depannya kita masih dapat bertemu dan bekerjasama dalam situasi-situasi yang bukan karena bencana saja, tapi juga dalam kondisi yang memungkinkan untuk membangun kemanfaatan yang lebih berdampak kepada masyarakat.” Ujar Arif. [Penulis : A.K. Perdana/ Editor : Bima Sakti/Foto : A.K. Perdana]