Satunama.org – Rangkaian Hari Ulang Tahun SATUNAMA ke-19 dipuncaki dengan perhelatan Pameran Karya Lukis “SATU NAMA”. Dihadiri seluruh pekarya dan warga sekitar kantor Yayasan SATUNAMA Yogyakarta, Senin, (27/03), F.X. Bima Adimoelya selaku Direktur SATUNAMA secara resmi membuka Pameran Karya Lukis “SATU NAMA” di gedung Hitschma SATUNAMA Yogyakarta.
Pameran Karya Lukis ini juga merupakan puncak dari kegiatan Guyub Bocah Jawa Tengah dan DIY yang bekerja sama dengan Komunitas Seniman Perupa Yogyakarta dan Jawa Tengah. Sebelumnya, anak-anak dari Komunitas Guyub Bocah, para seniman perupa, siswi-siswa Sekolah Luar Biasa Tegar Harapan, dan Organisasi Difabel Mlati telah mengadakan kegiatan melukis mural (18/3) dan melukis di kanvas (24/3) dengan tema Hak Anak.
Pameran ini menampilkan karya-karya yang dicipta oleh semua yang terlibat, diantaranya : Anak-Anak Komunitas Guyub Bocah, kawan-kawan Sekolah Luar Biasa Tegar Harapan Sleman, dan Organisasi Difabel Mlati, serta para seniman perupa Jawa Tengah dan DIY, diantaranya : Kartika Affandi; Stefan Buana; Dewi Candraningrum; Honey Khor (pelukis dari Malaysia); Dyan Anggraini; Romo P-Trus; Tohjaya Tono; Arif Safari; Momi; Imam B. Rastanegara; Djoko Sarjono; Hananta; Mawardi; Willy; Mahdi; Riyan; Botek; Andon Esty; Rusdi Hendra; Dodi; Eko Rahmy; Kukuh Nuswantoro; Joko Supriyono; dan Brown Siena, dengan total lukisan 115 karya. Dalam pameran ini Dewi Candraningrum memamerkan seri lukisannya berjudul “Die Kinder”. Lukisan pelukis asal Solo ini adalah serial lukisan anak-anak korban perkosaan.
Seluruh karya lukis ini dirangkum dalam konsep “Satu Nama : Ragam Rupa Pemaknaan atas Anak” oleh Guyub Bocah, Kurator Petro Benny, dan para Seniman Perupa. Refleksi dari konsep tadi adalah sebuah bentuk proses estetik dan kreatif mencapai ragam rupa berdasarkan pengalaman masing-masing perupa yang berdimensi pemaknaan, penafsiran, keintiman, harapan, cita-cita, dorongan, kehendak, dan ragam dimensi yang melekat erat pada memori personal dan kolektif tentang Anak, tentu sangat menarik bagi siapapun yang berani masuk dan masuk pada dunia penuh warna, dunia yang tiada batas atasnya : dunia anak.
Pameran ini bertujuan untuk merefleksikan bersama melalui karya lukis tentang sampai sejauh dan sedalam apa bangsa ini memaknai Anak sebagai generasi penjamin bumi, menggalang dukungan publik untuk mendorong pemenuhan hak-hak anak di Indonesia dalam berbagai bentuk apresiasi terhadap karya lukis.
Sebelumnya, pada pagi harinya sekitar pukul 09.00 dilakukan peletakan batu pertama untuk membangun fasilitas yang akan mendukung program kesehatan jiwa. Program kesehatan jiwa ini, secara khusus akan mendampingi para pengidap Skizofrenia. Peletakan batu ini dilakukan oleh bapak Methodius Kusumahadi selaku Ketua Pembina dan Pendiri SATUNAMA, beserta tetua desa sekitar. (Bima Sakti/SATUNAMA)