Satunama.org – Dalam rangka memperingati HDI (Hari Disabilitas Internasional) yang tiap tahunnya jatuh pada tanggal 3 Desember, Yayasan SATUNAMA Yogyakarta bekerjasama dengan Pemerintah Desa Maron, Pemerintah Kabupaten Wonosobo yang diwakili oleh Kepala Dinas Sosial Pemberdayaan Masyarakat dan Desa, Ikatan Disabilitas Wonosobo, serta KITA Institute mengadakan Kampanye Inklusi Disabilitas.
Kampanye Inklusi Disabilitas diselenggarakan pada hari Selasa, 20 Desember 2022 di Kawasan Wisata Telaga Menjer. Kampanye Inklusi Disabilitas ini merupakan rangkaian kegiatan dari program Desa Inklusi Disabilitas. Kegiatan ini didasari bahwa Desa yang Inklusi harus didorong untuk memberi perhatian pada aspek aksesibilitas dan partisipasi dari penyandang disabilitas.
Acara ini dihadiri oleh 95 orang dari target peserta sejumlah 100 orang. Terdiri dari 51 orang perempuan dan 44 orang laki-laki. Terdapat 12 orang penyandang disabilitas yang hadir, terdiri dari 11 orang penyandang disabilitas intelektual dan 1 orang penyandang disabilitas fisik. Peserta yang datang berasal dari Perangkat Desa Maron, Karang Taruna Desa Maron, PKK Desa Maron, Kader Lansia Desa Maron, BPD Maron, masyarakat Desa Maron, KSM Tali Kasih, masyarakat Desa Garung, Puskesmas Garung, Babinkamtibmas, Babinsa, Kapolsek Garung, Danramil Garung, Camat Garung, UMKM Kecamatan Garung, Dinas Perdagangan Koperasi dan UKM Kabupaten Wonosobo, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Wonosobo, Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Wonosobo, Dinas Sosial Pemberdayaan Masyarakat dan Desa, Ikatan Disabilitas Wonosobo, KITA Institute, dan mahasiswa KKN UGM.
Rangkaian acara dari Kampanye Inklusi Disabilitas meliputi sambutan, hiburan music calung dan fashion show batik ciprat, deklarasi desa inklusi disabilitas, talkshow, bazzar sembako murah dan produk UMKM se-Kecamatan Garung.
Acara dimulai dengan hiburan musik calung oleh 7 anak muda dari Desa Maron. Kemudian sambutan dilakukan oleh Kades Maron dan dilanjut Kepala Dinas Sosial Pemberdayaan Masyarakat dan Desa sekaligus membuka acara. Acara berikutnya pembukaan bazzar. Kelompok UMKM se-Kecamatan Garung ikut meramaikan acara dengan menampilkan produk berupa kopi khas Wonosobo, olahan makanan, minuman, dan batik ciprat. Desa Maron sendiri menampilkan batik ciprat buatan dari KSM (Kelompok Sosial Masyarakat) Tali Kasih. KSM Tali Kasih ini merupakan wadah kegiatan penyandang disabilitas intelektual. Selain itu, Desa Maron juga menyediakan sembako murah bagi masyarakat. Dalam bazzar ini total ada 10 stand.
Kemudian acara berlanjut pada hiburan fashion show batik ciprat. Fashion show batik ciprat ini berlangsung secara spontan dengan diperagakan langsung oleh Kepala Dinas Sosial Pemberdayaan Masyarakat dan Desa, Mahasiswa KKN dari UGM, dan penyandang disabilitas intelektual yang tergabung di KSM Tali Kasih.
Setelah fashion show berakhir, kemudian Kades Maron membaca naskah deklarasi. Pada momen ini, Kades menyatakan untuk mengimplementasikan Undang-Undang No 8 Tahun 2016 tentang Penyandang Disabilitas, maka Desa Maron mendeklarasikan sebagai Desa Inklusi Disabilitas.
Acara selanjutnya yaitu Talkshow: Desa Inklusi Disabilitas. Ada 4 narasumber yaitu Kepala Desa Maron berbicara mengenai kesiapan Desa Maron dalam mengelola Desa Inklusi Disabilitas, Kepala Dinas Sosial Pemberdayaan Masyarakat dan Desa yang berbicara mengenai dukungan kebijakan Pemerintah Daerah dalam pemenuhan hak penyandang disabilitas, Kepala Departemen Kesehatan Jiwa dan Difabilitas Yayasan SATUNAMA yang berbicara mengenai pemahaman Desa Inklusi Disabilitas, dan Wakil Ketua dari Ikatan Disabilitas Wonosobo yang berbicara mengenai peran Penyandang Disabilitas dalam mendukung Desa Inklusi Disabilitas serta dilanjut dengan tanya jawab. Dalam acara talkshow ini, Kepala Dinas Sosial Pemberdayaan Masyarakat dan Desa membuat kuis dan peserta yang bisa menjawab kuis mendapat hadiah. Talkshow ini berlangsung sekitar 1 jam.

Penulis: Patrik Dyan / Editor: Bima Sakti / Foto: RPKJ-MHDIS