Selama 3 hari 2 malam para peserta Pelatihan Intensif Masyarakat Penggerak Sorong Selatan, diajak berdinamika dengan masyakarat Clapar, Kulonprogo, Yogyakarta. Kegiatan yang dilangsungkan sejak Senin (1/2) sampai Rabu (3/2) ini diikuti oleh 8 peserta.
“Praktek terjun langsung ke lapangan tentu menjadi pengalaman berharga bagi para peserta. Mereka disiapkan untuk hidup bersama masyarakat Sorong Selatan. Dengan kegiatan ini, kami dari panitia berharap, mereka bisa berdinamika dengan masyarakat dan tahu bagaimana metode tepat untuk mendekati masyarakat.” Ujar Teguh, salah satu panitia pelatihan.
“Peserta disebar di beberapa rumah warga, supaya mereka secara mandiri bersosialisasi dengan masyarakat. Dengan tinggal di rumah-rumah warga, mereka ikut menjadi masyarakat, sehingga lebih mudah berdinamika dengan masyarakat” Jelas Kantri Sekar, pemimipin pelatihan.
Salah satu peserta pelatihan, Virly, mengatakan bahwa kegiatan selama beberapa hari ini sangat menantang. “Tiap hari ada tantangan baru. Kondisi alam di sini tentu berbeda dengan kondisi alam tempat asal saya, jadi ada tantangan untuk beradaptasi di sini.” Ujarnya.
“Ada banyak yang dapat diambil dari kegiatan ini. Kami diajak melihat secara langsung sikap kekeluargaan dan gotong royong masyarakat Clapar. Hidup sederhana dan berbaur dengan masyarakat ternyata menyenangkan. Kegiatan ini makin menyiapkan mental kami untuk terjun langsung ke masyarakat Sorong Selatan.” Tambah Engel, peserta lainnya.
Beberapa warga yang ‘dititipi’ peserta Pelatihan Intensif Masyarakat Penggerak Sorong Selatan sama sekali tidak keberatan dengan kedatangan para peserta pelatihan. Dengan tangan terbuka, para warga siap mengajak para peserta pelatihan menjadi warga Clapar.
“Mereka malah membantu saya, salah satunya masak di dapur. Mereka juga banyak cerita pengalaman-pengalaman mereka, juga bercerita tentang daerah asal mereka. Dengan cerita-cerita mereka, saya jadi tahu banyak hal. Bukan mereka saja yang belajar dari kami, kami juga belajar dari mereka.” Ujar Ibu Sri, salah satu warga.[]
Penulis : Eugenia Krisnadya (Volunteer di SATUNAMA)
Editor : Ariwan K Perdana