Bermain Bersama dalam Atmosfir Persaudaraan

Sebuah gelaran bertajuk “Anjangsana Permainan Tradisional” yang diadakan oleh SATUNAMA pada Minggu, (26/04) di Desa Ngablak, Kelurahan Sitimulyo, Kecamatan Piyungan, Kabupaten Bantul berlangsung dengan meriah dan penuh kebersamaan.

Ada 182 anak berusia antara 4 – 17 tahun yang berasal dari 18 desa atau kelurahan dan 1 komunitas anak  di sekitar Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah yang hadir dan bermain bersama dalam berbagai permainan yang mengutamakan kebersamaan, kekompakan dan persaudaraan.

Mereka berasal dari berbagai desa dan kemudian dibagi dalam 12 kelompok yang setiap kelompoknya beranggotakan anak-anak dari berbagai desa. Sehingga mereka dapat saling berinteraksi tidak hanya dengan kawan-kawannya dari satu desa namun juga dari desa lain. Bersama kelompoknya masing-masing mereka kemudian bermain bersama dalam lima permainan yang digeber dalam anjangsana ini. Kelima permainan tersebut adalah Gobak Sodor, Egrang, Gedebuk Krincing, Benthik dan sebuah permainan memasukkan paku ke dalam botol.

Maria Sucianingsih dari Departemen Penguatan Masyarakat SATUNAMA mengatakan bahwa kegiatan ini dimaksudkan untuk membangun ikatan persaudaraan di kalangan anak-anak, sekaligus mencoba mengenalkan jenis-jenis permainan tradisional yang beberapa di antaranya cenderung sudah terlupakan atau tergeser oleh jenis permainan modern. “Intinya ini nguri-uri permainan tradisional. Mengenalkan kembali berbagai permainan tradisional kepada anak-anak” Kata Maria yang ditemui SATUNAMA.org di sela-sela acara.

Lokasi anjangsana yang berupa lapangan dan terletak di lereng sebuah bukit kecil di Dusun Ngablak, Desa Sitimulyo, Kabupaten Bantul serta bernuansa alam terbuka semakin membuat seru kegiatan bermain anak-anak, karena udaranya yang sejuk. Rentang waktu bermain selama sekitar 4 jam menjadi tidak terasa karena semua anak begitu gembira.

Tri Esti Damayanti (12), salah satu peserta anjangsana mengungkapkan kesannya. Anak kelas 6 asal Desa Sendangadi, Sleman itu mengaku mendapat banyak manfaat dari kegiatan ini.  “Senang, bahagia dapat teman baru dan pengalaman baru” ujarnya. Tak jauh berbeda, Bayu Wirabumi (16) dari Desa Sitimulyo juga merasa senang. “Asyik! Semuanya pada kompak.” Kata Bayu singkat.

Mengakrabkan kembali permainan tradisional kepada anak dengan metode outbond yang dilakukan di alam terbuka melalui beberapa simulasi permainan secara berkelompok dinilai cukup baik untuk mengasah kemampuan bekerjasama dan berempati di antara anak-anak. Melalui kegiatan seperti ini diharapkan anak-anak juga akan memiliki pengalaman yang unik.

Penulis : Ariwan K Perdana
Editor: Ryan Sugiarto

Tinggalkan komentar