Jalankan Program Keswa, SATUNAMA Tingkatkan Kapasitas Staf

Satunama.org – Kesehatan Jiwa (Keswa) merupakan salah satu isu strategis SATUNAMA yang berorientasi pada pendampingan masyarakat terutama ODGJ. Kesehatan Jiwa berjalan dengan melakukan dua pendekatan, yaitu Rehabilitasi Rumah Pembelajaran Kesehatan Jiwa (RPKJ) dan Rehabilitasi Berbasis Masyarakat (SBM) dengan berbasis Desa Siaga Sehat Jiwa (DSSJ).

Kedua pendekatan tersebut dimaksudkan sebagai metode dan strategi yang dijalankan dalam program agar permasalahan ODGJ di desa mitra serta pemberian pengetahuan bagi masyarakat supaya paham bagaimana menangani ODGJ di sekitar mereka dapat dilakukan secara efektif.

Oleh karenanya, untuk mendukung setiap kinerja dari para staf yang tergabung dalam program ini, perlu adanya pemberian pengetahuan dan pengalaman baru yang terkait dengan materi-materi penanganan ODGJ. Sebuah pelatihan pun dihelat di Balai Pelatihan SATUNAMA. Pelatihan berjalan selama dua hari, pada Kamis dan Jumat, 8 dan 9 Agustus 2019.

Tujuan pelatihan ini adalah untuk meningkatkan kapasitas staf Departemen Kesehatan Jiwa SATUNAMA dalam rangka mendampingi warga dampingan di RPKJ dan mengelola program kesehatan jiwa di masyarakat. “Pelatihan ini dimanfaatkan untuk melatih dan membekali semua staf Keswa supaya siap dalam menjalankan program yang ada.”, Ungkap Frans Toegimin, salah satu pengelola program Kesehatan Jiwa SATUNAMA.

Pelaksanaan pelatihan ini digagas oleh Departemen Kesehatan Jiwa SATUNAMA bekerja sama dengan Rumah Sakit Jiwa Grhasia Yogyakarta. Rumah Sakit Jiwa Grhasia yang berpengalaman di isu kesehatan jiwa digandeng untuk membantu SATUNAMA terutama Departemen Kesehatan Jiwa dalam menangani ODGJ pada masyarakat desa mitra yang sudah ditargetkan. Sebagian besar materi pelatihan disampaikan oleh narasumber dari RSJ Grhasia.

Mendapatkan pengetahuan serta pemahaman yang baik dari pengelola program serta menjamin tata kelola program dan manajemen yang profesional menjadi landasan diadakan pelatihan ini. Maka materi yang diberikan adalah berupa pengenalan lebih lanjut tentang gangguan jiwa, bagaimana menjalin komunikasi asertif sekaligus menjadi pendengar aktif bagi ODGJ, mengenal kebutuhan ODGJ dalam merespon kebutuhan sehari-hari serta mengenalkan gejala pada ODGJ itu sendiri. Tidak lupa kegiatan pelaksanaan praktik terkait setiap materi juga dilakukan untuk semakin mendekatkan para peserta pelatihan dengan kemungkinan situasi yang dapat terjadi ketika di lapangan.

“Penanganan yang lebih lanjut jelas diperlukan bagi ODGJ yang membutuhkan, maka kita bekerja sama dengan Rumah Sakit Jiwa Grhasia yang punya banyak pengalaman di sektor ini.”, tambah Frans [Berita & Foto : A. Novendra / Editor :. A.K. Perdana]

Tinggalkan komentar