Usai Survey Frontline #1, FPRB DIY Susun Survey Frontline #2 Penelitian MAT

Yogyakarta, 12 Oktober 2017. Kegiatan penelitian MAT (Muka Air Tanah) pertama dengan Survey Frontline #1 sudah dilakukan pada November 2016-Februari 2017 lalu. Penelitian tersebut berfokus tentang “Anomali Perubahan Muka Air Tanah di Daerah Urban: Studi kasus di Dusun Karangwuni dan Dusun Kumpulrejo, Desa Caturtunggal, Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta”.

Kegiatan penelitian MAT dilaksanakan oleh Forum Pengurangan Resiko Bencana DIY (FPRB DIY), Universitas Pembangunan Nasional Veteran Yogyakarta, dan Pusat Studi Managemen Bencana (PSMB) UPN Veteran Yogyakarta. FPRB DIY sendri merupakan forum yang beranggotakan BPPD DIY, Jejaring Organisasi Masyarakat Sipil DIY di mana SATUNAMA terlibat di dalamnya, serta Organisasi Perangkat Daerah Lintas Sektor DIY.

Setelah penelitian MAT dengan Survai Frontline #1 selesai dihelat, muncul gagasan untuk memperluas area Penelitian Pengukuran Muka Air Tanah. Pada Kamis, (12/10) telah dilakukan pertemuan perdana dalam menyusun rencana Survey Frontline #2 di gedung Managemen Bencana Fisipol UPN Veteran Yogyakarta. Menurut PokJa Forum PRB DIY, hasil Survey Fronline #2 tersebut diharapkan mampu memberi masukan kepada stakeholder dalam merumuskan kebijakan pembangunan di DIY khususnya.

Rencana perluasan area untuk Survey Frontline #2 tersebut berada di wilayah RW 01 Sarimulyo, Padukuhan Manggung, Padukuhan Kocor Baru, Padukuhan Pogong yang semuanya berada di wilayah Desa Caturtunggal, Depok, Sleman.

Tantangan dalam penelitian MAT tersebut adalah banyaknya para pengusaha makanan dan minuman yang berada disepanjang jalan Kaliurang yang kebanyakan adalah para penyewa bukan pemilik, karakter sumur di perkotaan ada di dalam rumah sehingga perlu dilakukan permintaan ijin kepada pemilik sumur, serta sumur yang ada di dalam rumah biasanya sudah tertutup sehingga perlu untuk membuka penutup sumur yang membutuhkan alat berat.

Pokja FPRB DIY mengadakan pertemuan membahas rencana kegiatan Survey Frontline #2 di Gedung Managemen Bencana Fisipol UPN Veteran Yogyakarta, Kamis (12/10). (Foto: Beni/PSMB UPN Veteran)

Strategi yang dilakukan oleh para tim peneliti adalah para perangkat kampung perlu terlibat dalam penelitan Survey Frontline #2 untuk mempermudah dalam mengakses pengukuran sumur warga. Menurut Khalik dari Walhi Jogja, akan terdapat beberapa kegiatan Survey Frontline #2 jika akan melibatkan perangkat kampung.

“Selain melakukan peneltian MAT di sumur warga kampung, juga akan mengukur permukaan air tanah di lokasi usaha di sepanjang Jalan Kaliurang. Hal tersebut dapat untuk membandingkan permukaan air tanah warga dengan permukaan air tanah yang digunakan oleh para pengusaha.” Kata dia.

Sedangkan menurut Koko Ramdhana, perlu adanya pola operasional dan tools yang akan digunakan. “Perlu menetapkan pola operasionalnya dan juga menyusun tools yang akan disampaikan dengan perangkat. Membuat kesepakatan dan para perangkat harus mengetahui agenda dan hasilnya.” Kata Koko.

Rencana Tindak lanjut dari pertemuan perdana dalam penyusunan Survey Frontline #2 ini adalah meluaskan area penelitian dalam pengambilan sample pengukuran MAT, kemudian penelitian juga akan dilakukan melibatkan perangkat kampung setempat, memetakan area penelitian, melakukan workshop dengan perangkat, dan membangun kesepakatan pelaksanaan dan ketemu dengan warga serta memaparkan sebaran titik untuk pengukuran MAT (Muka Air Tanah).

Menurut Dona dari FPRB DIY, awal kemunculan survey frontline tersebut adalah adanya keresahan banyaknya hotel yang tumbuh dan berkembang di Jogjakarta. “Penelitian tersebut mengambil sampling dengan adanya hotel-hotel lama yang berpengaruh di sekitar Karangwuni, Jalan Kaliurang.” Kata Dona.

Pembangunan yang sekarang muncul belum punya dampak secara signifikan dalam penurunan muka air tanah sekarang namun pasti akan berpotensi dan menurunkan muka air tanah di masa mendatang. Contoh kasus adalah usaha hotel di Jalan Kaliurang yang sudah lama beroperasi dapat dilihat muka air tanahnya, hal tersebut dampaknya pasti akan berbanding lurus dengan adanya pembangunan yang ada sekarang dengan kondisi MAT di 10 tahun mendatang.

Kasus Fave Hotel di Kelurahan Mujamuju menjadi salah satu contoh. Setelah sumur hotel akhirnya disegel oleh pemerintah maka sumur-sumur warga di sekitar Fave Hotel yang awalnya mengering, airnya menjadi naik. Fakta tersebut jelas membarikan gambaran pada semua pihak bahwa pembangunan yang bermunculan akan mengancam permukaan air tanah.

Pertemuan untuk membahas lebih lanjut tentang Survey Frontline #2 ini rencananya akan diadakan pada November 2017. Sementara Survey Frontline #2 sendiri baru akan diadakan setelah terjalin kesepakatan dengan stakeholder-stakeholder di wilayah penelitian. Dokumen penelitian muka air tanah ini nantinya dapat digunakan untuk memberikan pemahaman ke warga terkait dengan kondisi permukaan air tanah jika dihubungkan dengan pembangunan. (Ema Vidiastuti Utami_SATUNAMA/Foto : Beni_PSMB UPN Veteran)

Tinggalkan komentar