Guyub Bocah Helat Pendidikan Multikultur untuk Perdamaian

Kulon Progo- Kamis, 21 September 2017. Mengambil momentum hari Perdamaian Internasional, Guyub Bocah SATUNAMA menyelenggarakan “Pelatihan Multikultur Anak Desa Banjayoyo”. Bertempat di Gereja Santa Maria Lourdes, Promasan, Desa Banjaroya, Kecamatan Kalibawang, Kabupaten Kulon Progo, DIY, Kamis (21/9)

Shinta Istiana, pekarya Departemen Penguatan Masyarakat dan Desa, SATUNAMA Yogyakarta menyampaikan bahwa kegiatan yang diikuti oleh komunitas anak dari Jawa Tengah dan DIY ini sebagai media pembelajaran tentang pentingnya perdamaian.

“Kegiatan ini sebagai media pendidikan dan pembelajaran perihal multikultural serta persentuhan positif antar komunitas anak dengan latar belakang budaya dan agama yang berbeda sebagai upaya memperkuat pengetahuan komunitas tentang pentingnya merawat perdamaian”, terang Shinta.

Foto- kain putih berukuran 250cm x 100cm yang berisi cap tangan ragam warna dari peserta menjadi media penetapan simbol dukungan komunitas Guyub Bocah terhadap kerukunan dan perdamaian antar umat beragama, bertepatan dengan hari perdamaian internasional. (Halaman depan Gereja Santa Maria Lourdes, Promasan, Desa Banjaroya, Kecamatan Kalibawang, Kabupaten Kulon Progo, DIY. 21/09/2017) (Foto : Shinta Istiana_Departemen PMD, SATUNAMA Yogyakarta.)

Shinta melanjutkan, kegiatan yang melibatkan komunitas anak dari Desa Keningar dan Desa Banjaroyo ini diisi dengan berbagai kegiatan permainan anak, pemutaran film, pentas seni, dan pengumpulan cap tangan untuk simbol dukungan terhadap perdamaian dan kerukunan antar umat beragama.

“Kegiatan diikuti oleh komunitas anak Desa Keningar, Magelang dan Desa Banjaroyo, Kulon Progo dan diisi dengan permainan anak, pemutaran film Anak Gunung, pentas seni tari, doa lintas agama, dan pengumpulan cap tangan sebagai simbol dukungan terhadap perdamaian dan kerukunan antar umat beragama”, lanjut Shinta.

Yehezkiel Sugiyono, pendamping dari komunitas Lare Joyo Mukti Desa Keningar, Kecamatan Muntilan, Kabupaten Magelang menyampaikan bahwa kegiatan ini sangat bermanfaat bagi pemenuhan Hak-Hak Anak, selain bisa rekreasi dan bermain di hari libur, belajar tentang kerukunan dan perdamaian, lebih paham tentang hari perdamaian dunia sekaligus ikut mengampanyekan perdamaian.

“Kegiatan ini sangat bermanfaat bagi pemenuhan hak-hak anak, ini anak-anak yang terlibat bisa rekreasi dan bermain waktu libur sekolahan, belajar juga tentang kerukunan dan perdamaian, ditambah lagi bisa lebih paham tentang hari perdamaian dunia sekaligus ikut mengampanyekan perdamaian pakai cap tangan di kain putih”, terang Brewok, sapaan akrab Sugiyono, sosok yang juga dikenal sebagai aktivis lingkungan dengan menekuni pertanian organik setelah berhasil merehabilitasi lahannya yang merupakan bekas tambang galian C di Desa Keningar.

Demikian juga dengan Sekarningtiyas dari Komunitas Sanggar Bocah Menoreh, Desa Banjaroya, Kecamatan Kalibawang, Kabupaten Kulon Progo, menerangkan bahwa kegiatan ini sederhana tapi sangat penting bagi pembelajaran atas nilai-nilai kerukunan dan perdamaian di tengah kondisi Indonesia yang sangat rentan akan konflik antar suku dan agama.

“Kami senang kegiatan ini terlaksana, biarpun sederhana, tapi ini sangat penting buat kita semua. Ada sisi pembelajaran bersama tentang nilai-nilai kerukunan dan perdamaian bagi anak juga orang dewasa, apalagi kita di Indonesia kondisinya kan sangat rentan terjadi konflik antar suku ataupun antar agama”, terang perempuan yang aktif sebagai kader penggerak desa khususnya dalam hal pemberdayaan ekonomi masyarakat lewat kelompok wisata dan menjadi pengasuh Sanggar Bocah Menoreh.(Prabu Ayunda Sora_SATUNAMA / Foto : Shinta Istiana_SATUNAMA).

Tinggalkan komentar