Partai Politik dan Negara Modern

Yayasan SATUNAMA Yogyakarta, Selasa (3/5) menggelar sarasehan dengan tema Demokrasi Kini dan Nanti: Refleksi atas Perjalanan Konsolidasi Demokrasi di Indonesia. Chusnul Mariah, salah satu narasumber dalam sarasehan membawa beberapa pandangan tentang politik dan demokrasi Indonesia hari ini. Pertama, Chusnul menegaskan bahwa negara modern adalah bentukan dari partai politik. Di dalam demokrasi ada kompetisi, yang tidak boleh menggunakan kekuatan.

Kedua partisipasi penuh. Kuota 30% perempuan harus maju. Hari ini partai politik ideologinya maskulin, walaupun tingkat partisipasi perempuan sangat tinggi. “Di era orde baru, di tingkat provinsi jumlah partisipasinya 5 persen. Hari ini naik menjadi 16 persen.” ujar Chusnul.

Ketiga kebebasan masyarakat sipil. “Partai politik dan LSM itu sama, bedanya partai punya visi untuk memperebutkan kekuasan dalam pemilu. Ada 55 partai poltik dan yang signifikan sekitar 9-10 partai politik. Bangsa Indonesia ini plural, jadi tidak bisa dipaksakan menjadi dua partai poltik.”

Proses rekruitmen partai bukanlah sebuah jihad ideologis untuk membangun partai, tetapi untuk mencari pekerjaan. Apalagi UU Politik melarang PNS menjadi anggota partai. Sehingga salah satu kelemahannya adalah bagaimana cara untuk menang. “Tapi kalau sudah menang terus ngapain?  Indonesia hari  ini berada di tengah bandul ideologi, antara nasionalis sekuler dan nasionalis religius.  Masalah kita adalah demokratisasi intenal Partai. PDIP itu modelnya monarki partai, ketua selalu Soekarno relation, yang dipilih adalah sekjennya. Partai-partai ini kecenderungannnya ke sana.” Kata Chusnul.

Demokrasi internal partai dipandang Chusnul masih jauh dari ideal, rekruitmennya masih amburadul, pemenangan partainya juga. “Jalur komunikasi lemah, ide lemah, kader juga lemah, pendanaan partai politik masih dari orang kaya,” tutur Chusnul menjelaskan persoalan-persoalan partai politik di Indonesia.

Meski demikian, Chusnul juga menganggap bahwa keberadaan partai politik itu penting. “Memang banyak persoalan, tapi partai politik penting bagi negara modern ini,” lanjut Chusnul. “Maka tugas kita sebenarnya adalah memperbaiki kader-kader. Anak-anak muda yang baik harus masuk partai dan membangun partai politik.” tutupnya  []

Penulis :Ryan Sugiarto
Penyunting : Ariwan K Perdana

Tinggalkan komentar