Dari Dapur Media SATUNAMA

Menghimpun pengetahuan dari pengalaman berkarya puluhan tahun bukanlah sesuatu yang mudah. Dalam beberapa hal kita terbiasa untuk mengabaikan pola dokumentasi pengalaman dan dokumentasi gagasan. Padahal pengetahuan dihimpun dikembangkan dari pengalaman. Dengan dokumentasi gagasan dan pengalaman, pengetahuan bisa dijaga dan dikembangkan. Sekali lagi cara menjaga pengalaman keseharian adalah dengan mengumpulkan, menyimpan, memilah dan mengolah pengalaman menjadi bacaan sebagai bahan berpengetahuan. Tetapi, menumbuhkan budaya baca-tulis dan berpengetahuan bukanlah sesuatu yang mudah. Ada segudang alasan untuk tidak melakukannya; kesibukan, kemalasan, ketidakmauan, keterbatasan waktu, menjadi kata-kata yang sering dijadikan rujukan penolakan.

Menyadari betapa penting bacaan dan betapa penting dokumentasi pengalaman-pengalaman kerja, kelembagaan, dan keseharian hidup, kami, Media SATUNAMA, yang berumah di satunama.org, merasa perlu untuk memulainya. Kami akan memulai dari hal-hal yang paling berkaitan dengan kerja-kerja SATUNAMA secara kelembagaan. Sebagai sebuah lembaga yang beranjak dewasa, 17 tahun, SATUNAMA akan mulai mendokumentasikan pengalaman menjadi bacaan yang siapapun bisa mengambil manfaat darinya. Pada titik ini kami akan membagi informasi dan pengalaman-pengalaman kami kepada Anda, para pembaca sekalian, untuk terus berkarya bersama. Kami meyakini, sebuah perubahan yang besar tidak bisa mengandalkan kerja perseorangan, ia membutuhkan jejaring, pengetahuan, dan kelompok-kelompok yang lebih luas.

Bagi sebuah organisasi, mengelola pengetahuan dan informasi menjadi suatu keniscayaan. Hal ini penting untuk mengetahui kekuatan (dan penempatan) seluruh sumber daya manusia, memanfaatkan kembali pengetahuan yang sudah ada (ditemukan) artinya, tidak perlu mengulang proses kegagalan, mempercepat proses penciptaan pengetahuan baru dari pengetahuan yang ada, dan menjaga pergerakan organisasi tetap stabil meskipun terjadi arus keluar-masuk sumberdaya manusia. Dan menyadari betapa susah memulainya, kami menyusun serangkaian tema untuk selangkah demi selangkah melakukan dokumentasi pengalaman, kerja, dan gagasan-gagasan yang kadang tumpah-ruah tanpa tertata. Pengalaman-pengalaman gerakan musti dituliskan untuk tetap menumbuhkan ingatan mengenai tuntutan akan perubahan.

Dengan hal itulah, kami memulai menyusun dan mengisi laman yang Anda baca ini dengan edisi tematik. Satu bulan satu tema. Ide dasarnya adalah menyediakan “semi jurnal online” atau “semi jurnal daring” untuk menata pengalaman dan memadukannya dengan bacaan menjadi sebuah wacana baru yang lebih renyah. Tema-tema bulanan akan menjadi serangkaian jembatan, terutama bagi kami, SATUNAMA, untuk menata pengalaman kerja-kerja kami di masyarakat. Tema-tema bulanan menjadi titik awal bagi kami untuk membagikan informasi-informasi, baik mengenai kerja-kerja kami, wacana-wacana yang berkembang di masyarakat, hingga bagaimana semestinya sebuah peristiwa kita sikapi bersama.  Bagi kami tema adalah awal mula. Tema menjadi awal mula upaya kami menyusun dan menata pengetahuan-pengetahuan yang belum terdokumentasi.

Tema menjadi sebuah arena bagi kami satunama.org untuk merekatkan kembali pengetahuan-pengetahuan yang berserak, baik di dalam tubuh pekarya SATUNAMA, maupun dalam jejaring-jejaringnya. Tema, kami sebut sebagai sebuah pendekatan partisipatif antar pekarya SATUNAMA, dan penulis-penulis tamu yang di waktu yang akan datang akan kami hadirkan dalam ruang baca Anda, para pembaca. Dengan tema kami akan berusaha menghadirkan satu pembacaan yang lebih utuh mengenai isu-isu yang diangkat pada setiap tema.

Para pembaca sekalian, berkenaan dengan itulah, bulan ini, meskipun sedikit terlambat, kami mengetengahkan satu tema “Kartini dan Perempuan”. Sebuah tema yang coba kami angkat dari datangnya tanggal 21 April yang dari tahun – ke tahun selalu kita peringati sebagai Hari Kartini, mengingat Kartini, sosok perempuan Nusantara yang berani berteriak lantang dalam surat-suratnya mengenai kesetaraan untuk perempuan. Bulan lalu, Maret 2015, kita juga memperingati Hari Perempuan Sedunia. Dua hari penting itulah yang mengkerangkai kerja kami untuk menyusun tema bulan April 2015 ini. Di samping itu, SATUNAMA juga tengah menguatkan diri untuk menyumbang lebih banyak dalam kerja-kerja berkaitan dengan isu perempuan. Karenanya tema ini sengaja kami sediakan kepada Anda para pembaca sekalian.

Tema “Kartini dan Perempuan” sekaligus menyegarkan kembali visi SATUNAMA untuk berkomitmen mempromosikan dan memperjuangkan demokrasi, keadilan, dan kesejahteraan serta tata pemerintahan yang transparan, akuntabel, dan bebas korupsi, di mana masyarakat, pemerintah dan bisnis saling bekerja sama tanpa dominasi demi terwujudnya masyarakat Indonesia yang sehat dan adil secara ekonomi, sosial, budaya, dan politik.

Pembaca sekalian, penerapan edisi tematik, kami mulai bulan ini, April 2015. Dalam edisi tematik ini kami menyajikan sekian rubrik untuk bisa Anda simak, dan kaji bersama. Editorial, sebagai pandangan kelembagaan SATUNAMA untuk tiap isu. Satu tulisan opini, dan dua tulisan artikel ilmiah populer untuk membahas isu dengan lebih mendalam. Kami ketengahkan juga profil seorang atau sekelompok orang terkait dengan tema untuk menjadi ilham kita bersama. Kami sajikan juga rubrik wawancara tokoh, program, atau lembaga untuk mengurai gagasan mereka tentang tema. Tidak lupa, ulasan-ulasan buku atau film terkait tema setiap bulannnya. Dalam edisi tematik ini, kami tampilkan pula berita-berita terkait dengan tema tiap bulan, dan sebuah meme mengenai peristiwa keseharian kita. Dan rubrik yang sedang Anda baca ini, ‘Dari Dapur Media SATUNAMA’, adalah rubrik yang mencoba mengupas dinamika gagasan dan “polah” awak media saat berproses untuk menghadirkan bacaan ke ruang baca Anda sekalian. Kami berupaya menyediakan bacaan yang bermutu dan perlu.

Pembaca sekalian, inilah edisi perdana seri tematik. Selamat menikmati!.

Penjaga Dapur Media SATUNAMA

Tinggalkan komentar