SPM V Tempa Politisi Muda Hadapi Masa Depan Politik Indonesia

Satunama.org – Indonesia sebagai negara hukum yang didasari dengan prinsip demokrasi sangat kental keterkaitannya dengan partai politik. Partai politik berperan menjadi pilar utama yang bertanggung jawab terhadap situasi politik di Indonesia sekaligus mencetak para kader pemimpin negara baik di eksekutif maupun legislatif.

Dengan kondisi politik yang berkembang saat ini, politisi muda sangat dibutuhkan. Partai membutuhkan regenerasi kader agar keberlanjutan eksistensi partai politik tetap terjaga. Semangat politisi muda disertai dengan gagasan dan etos kerja sangat dibutuhkan untuk menguatkan kelembagaan dan meningkatkan citra positif partai politik.

Untuk merespon situasi politik saat ini, Yayasan SATUNAMA Yogyakarta kembali menyelenggarakan  Sekolah Politisi Muda (SPM). Sekolah Politisi Muda (SPM) kali ini merupakan Angkatan V Tingkat-1 setelah sebelumnya SATUNAMA menghelat SPM I, II, III & IV pada 2015-2020. Sekolah ini merupakan bagian dari program Civilizing Politic for Indonesia Democracy (CPID) terkait Pendidikan Politik / Political Education.

SPM V dilaksanakan selama 5 hari pada Senin – Juma’t , 28 Juni – 2 July 2020. Menyesuaikan situasi dan kondisi terkait pandemi Covid-19, pembekalan politisi muda SPM V Tingkat-1 ini dilakukan secara daring selama lima hari penuh. Pembekalan kali ini tetap fokus menghadirkan upaya pembelajaran secara luas terhadap problem sistemik struktural politik yang dihadapi para politisi muda melalui Pendidikan Politik / Political Education.

SPM V Tingkat-1 diikuti oleh para peserta kader partai politik dari Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sulawesi Selatan, dan D.I. Yogyakarta. Mereka berasal dari lintas partai politik yaitu Partai Golongan Karya (Golkar), Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra), Partai Kebangkita Bangsa (PKB), Partai Demokrat, Partai Nasional Demokrat (Nasdem), Partai Amanat Nasional (PAN), dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS).

“SPM V memiliki target untuk mencetak para politisi muda yang memiliki visi, komitmen, dan keterampilan serta memfasilitasi lingkungan politik kondusif dalam lingkup politik yang demokratis.” Ujar Ersad Ade Irawan, Pekarya Unit Demokrasi dan Politik SATUNAMA, sekaligus pengelola Program CPID.

Ersad melihat bahwa peserta politisi muda pada dasarnya sudah memiliki fondasi nilai, keahlian dan pengetahuan politik sebelumnya. Karenanya peserta politisi muda kemudian ditempa kembali oleh fasilitator dengan beragam metode pembelajaran.

Metode pembelajaran yang dilaksanakan pada acara ini seperti curah pendapat, bedah fakta, studi lapangan, paparan ahli/sumber, diskusi kelas, role play, praktik kertas kerja, permainan, dan praktik lapangan memang sengaja didesain untuk memfasilitasi beragam pengetahuan dan pengalaman para peserta.

“Salah satu tujuannya agar politisi muda dapat mengkomunikasikan pikiran, platform politik kepada publik dan memilih saluran komunikasi yang efektif dan efisien.” Imbuh Ersad.

Dia juga menyebutkan bahwa para peserta politisi muda diharapkan dapat memiliki jiwa kepemimpinan dan semangat kebangsaan, anti korupsi, serta ahli dalam team trust and building.

Dalam pelaksanaan SPM, menurut Ersad, prinsip, teori, dan beragam praktik baik tentang Analisa Sosial, Sistem Politik, Kebijakan Publik, dan Komunikasi Publik ditempa beserta sikap, nilai Integritas politik, good & democratic governance dan kesadaran dari para peserta.

Harapannya, dengan kondisi politik Indonesia saat ini, Sekolah Politisi Muda akan menjadi wadah yang memfasilitasi gerak dan peran besar kaum muda dalam berpolitik melalui Pendidikan Politik / Political Education.

“Sebuah generasi politisi berintegritas yang memiliki kesadaran sosial kritis yang tinggi untuk membangun bersama masa depan Indonesia.” Tutup Ersad. [Penulis : Muhammad Alfi Maarif [Media Intern/Amikom Yogyakarta] / Penyunting : A.K. Perdana / Gambar : Bima Sakti/Dok.SATUNAMA]

Tinggalkan komentar