Memuliakan Pengalaman, Bergerak Bersama, Mengembangkan Program

Satunama.org- SATUNAMA memiliki Program Peduli yang awalnya bergerak dalam hal pengentasan kemiskinan. Dalam proses berjalannya, SATUNAMA telah mengevaluasi Program Peduli dan ditemukanlah kelompok masyarakat yang belum bisa merasakan ide pengentasan kemiskinan. Masyarakat yang dalam kacamata populasi dianggap rentan tersebut adalah masyarakat yang tergolong dalam masyarakat adat, waria, difabel, korban kekerasan, HAM 65, kasus anak seperti kasus migran ataupun kasus anak yang berhadapan dengan hukum, serta masyarakat penghayat kepercayaan.

Khusus bagi kelompok masyarakat penghayat kepercayaan, hadirnya putusan MK no.97 tahun 2016 merupakan capaian nasional sebagai hasil kerja kolektif yang menjadi momentum perbaikan layanan bagi penghayat kepercayaan di Indonesia berbasis kewargaan inklusif. Melalui Putusan MK tersebut, masyarakat penghayat kepercayaan telah mendapat rekognisi di level negara. Capaian ini merupakan perwujudan salah satu outcome Program Peduli SATUNAMA bersama segenap CSO dan mitra komunitas. Outcome Program Peduli sendiri secara umum terdiri dari tiga kategori, yakni penerimaan sosial, perbaikan layanan, serta kebijakan.

Kerja inklusi mitra CSO SATUNAMA di masing-masing wilayah intervensi juga patut dicatat sebagai upaya menghadirkan inklusi sosial di tingkat lokal hingga basis penerima manfaat. Diantaranya sudah ada sebanyak 990 kader yang dilatih untuk memperkuat kerja inklusi sosial; sebanyak 17 forum terbentuk sebagai ruang perjumpaan multistakeholder dengan kelompok marjinal; sebanyak 8 kabupaten/kota melakukan perbaikan layanan inklusi, dan sebanyak 73 unit yang meningkat kapasitas layanannya.

Seluruh capaian tersebut dimaknai sebagai kerja masyarakat sipil dalam memperkuat inklusi sosial yang perlu dilembagakan. Harapannya keberlanjutan kerja inklusi sosial tidak serta merta akan berhenti ketika program berakhir. Kini Program Peduli memasuki masa akhir program pada tahun 2019. Untuk menutup dan mengevaluasi Program Peduli, SATUNAMA menggelar Workshop Akhir Program, yang diharapkan dapat mendiskusikan prospek kerja sama di tahun yang akan datang.

Pentingnya Keberlanjutan Program dan Kerjasama Kolaboratif.

Workshop Akhir Program dilaksanakan pada tanggal 29-31 Juli 2019 bertempat di Kelas Besar dan Kelas Kecil Yayasan SATUNAMA Yogyakarta. Bersama dengan enam Mitra CSO, yaitu Aliansi Sumut Bersatu, LPPSLH Purwokerto, LKiS Yogyakarta, Somasi NTB, Yayasan Donders dan Yasalti NTT. Workshop tersebut diharapkan dapat memperluas isu untuk waktu ke depan.

“SATUNAMA memiliki berbagai pilar isu untuk direncanakan dan dicapai sesuai dengan tujuannya. Misalnya tentang Inklusi Sosial”, ungkap Valerianus B. Jehanu sebagai Program Officer dalam Program Peduli. “Dalam konteks kegiatan ini, SATUNAMA mencoba merangkum dan membungkus seluruh capaian serta pengalaman yang telah didapat kawan-kawan dalam Program Peduli yang menggunakan inklusi sosial sebagai paradigma utamanya.”, tambah Valeri.

Tujuan utama dari workshop ini adalah untuk melakukan evaluasi akhir program yang berkaitan dengan implementasi, target, indikator, serta efektivitas dan relevansinya dalam program, serta merumuskan pembelajaran implementasi program untuk keberlanjutan program maupun lembaga, serta mendiskusikan upaya-upaya kerja kolaboratif SATUNAMA dan mitra di tahun mendatang. Workshop juga membahas tentang perumusan exit strategy pasca Program Peduli di level masing-masing CSO serta menyepakati kesepakatan-kesepakatan yang bersifat penting untuk penutupan program,

Kegiatan yang berjalan selama tiga hari telah membuahkan hasil kesepakatan mengenai Prospektif dan Proyeksi Kerja Kolaboratif antar seluruh pihak yang terlibat dalam program serta rencana-rencana tindak lanjut yang akan dilaksanakan pada tahun 2020 mendatang.  [Berita & Foto : Albertus Novendra / Editor : A.K. Perdana]

Tinggalkan komentar