Gelar Sekolah Pemilu & Demokrasi, KPUD Sleman Gandeng SATUNAMA & KNPI

Sleman- 26 September 2017. Bertempat di Balai Latihan SATUNAMA Yogyakarta, Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Sleman bekerjasama dengan SATUNAMA Yogyakarta dan Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Kabupaten Sleman, gelar Sekolah Pemilu untuk pemuda, memaknai kualitas penyelenggaraan Pemilu sebagai demokrasi yang bersih dari politik uang dan inklusif.

Deputy Direktur untuk Implementas Program SATUNAMA Yogyakarta, William Edison Aipipidely, menyampaikan bahwa dirinya mendukung penuh kegitan Sekolah Pemilu yang diinisiasi oleh KPU Sleman ini sebagai wadah pembelajaran bagi pemuda di Sleman untuk proses pematangan demokrasi dengan pendidikan politik dan teknis penyelenggaraan Pemilihan Umum.

“Saya dan organisasi SATUNAMA mendukung penuh, lah kegiatan ini (Sekolah Pemilu –red), karena penting untuk wadah pembelajaran bagi pemuda di Sleman untuk pematangan demokrasi lewat pendidikan politik, ditambah dengan pengetahuan tentang teknis penyelenggaraan pemilu”, terang Willy, demikian sapaan akrabnya.

Sesi Penggalian Informasi, tiap-tiap kelomppok peserta sedang menggali informasi terkait pengalaman Kabupaten Sleman tentang politik, demokrasi, dan penyelenggaraan Pemilu yang pada sesi sebelumnya sudah dipersiapkan oleh tiap-tiap peserta berdasarkan pengalaman dan pengetahuannya sebagai warga Sleman dalam Sekolah Pemilu dan Demokrasi, Balai Latihan SATUNAMA Yogyakarta. (26/09) (Foto : Ganda/SATUNAMA Yogyakarta).

Willy menambahkan, bahwa SATUNAMA juga memiliki fokus program tentang demokrasi dan politik sebagai salah satu upaya meningkatkan kualitas demokrasi dengan tujuan besar untuk memperkuat masyarakat, karena kualitas penyelenggaraan pemilu, lanjut Willi, berdampak langsung pada kualitas kebijakan publik, khususnya bagi kelompok-kelompok rentan seperti difabel dan kelompok miskin.

“Kualitas kebijakan publik kan ditentukan juga oleh para pejabat publik yang menjalankan fungsi pemerintahan, jadi Pemilu harus berkualitas agar pejabat publik yang terpilih juga berkualitas. Kepala daerah misalnya, kalau pemilu tidak berkualitas risikonya kebijakan publik yang ditelurkan juga tidak berkualitas, maka dari itu SATUNAMA juga sudah sejak 20 tahun lalu fokus dalam program-program demokrasi dan politik sebagai salah satu upaya kami berkontribusi dalam peningkatan kualitas demokrasi di Indonesia dengan tujuan besar untuk memperkuat masyarakat, khususnya kelompok rentan seperti difabel dan kelompok miskin”, lanjut Willi.

Syukron Arif, Ketua KNPI Sleman menyampaikan bahwa kegiatan ini melibatkan peserta yang berasal dari berbagai organisasi kepemudaan di Sleman sebagai media kaderisasi, pendidikan politik dan demokrasi, juga kepemiluan bagi kader-kader muda.

“Dalam penyelenggaraan Sekolah Pemilu ini kami (KNPI Sleman –red) berperan untuk mengorganisasikan berbagai organisasi kepemudaan di Kabupaten Sleman agar mendelegasikan pengurus atau anggotanya, dari KNPI, Pemuda Anshor, IPPNU, dan Fatayat, kami juga melibatkan teman-teman disabilitas dari HWDI (Himpunan Wanita Disabilitas Indonesia –red) dan PPDI (Perhimpunan Perempuan Disabilitas Indonesia) –red) Sleman, karena bagi KNPI sendiri Sekolah Pemilu ini sangat penting sebagai media kaderisasi, pendidikan politik dan demokrasi, juga kepemiluan bagi kader-kader muda”, terang Syukron.

Disampaikan oleh salah satu Komisioner KPU Sleman, Ahmad Shidqi, bahwa Sekolah Pemilu baru pertama kali dilaksanakan untuk menjalankan fungsi KPU dalam pendidikan demokrasi, politik dan pendidikan kepemiluan.

“Ini (Sekolah Pemilu Sleman –red) baru yang pertama kami laksanakan, ini fungsi lembaga kami untuk menjalankan pendidikan demokrasi, politik, dan pendidikan kepemiluan itu sendiri”, terang Shidqi.

Shidqi menambahkan, bahwa KPU Sleman akan terus menjalin kerjasama dengan banyak pihak lagi agar program pendidikan demokrasi bisa lebih optimal lagi dan bisa menyentuh kalangan kader muda lebih luas lagi untuk Pemilu yang berkualitas.

“Kami akan terus bekerjasama dengan banyak pihak agar program Sekolah Pemilu ini dapat berjalan dan berkontribusi optimal, bisa menyentuh kalangan kader-kader muda lebih luas lagi agar upaya untuk meningkatkan kualitas penyelenggaraan Pemilu juga bisa optimal”, tambah Shidqi.

Ditemui dilokasi kegiatan, Ridwan Dwi Hendrawan, Anggota Pemuda Anshor Kecamatan Sleman menyampaikan harapannya, bahwa Sekolah Pemilu ini nantinya bisa mengurai persoalan demokrasi, bersama seluruh peserta dan Ridwan memberi menguaraikan makna penyelenggaraan Pemilu yang berkualitas, menurutnya pemilu yang berkualitas adalah pemilu yang tidak ada politik uang, semua warga terlibat, seluruh informasi tentang pemilu selalu cepat dan mudah didapat.

“Menurut saya Pemilu yang berkualitas itu ya Pemilu yang nggak ada politik uang, semua warga sukarela dan sadar mau terlibat, kalau butuh informasi apa-apa tentang pemilu selalu cepat dan mudah didapat”, tegas Ridwan.

Demikian juga dengan Sudartati, anggota Himpunan Wanita Disabilitas Indonesia (HWDI) Sleman, menyampaikan harapannya terhadap pelaksanaan Sekolah Pemilu ini tentang tergalinya informasi, kebutuhan, dan rencana tindak lanjut untuk pendidikan politik dan penyelenggaraan Pemilu yang inklusif bagi saudara-saudara disabilitas di Sleman.

“Kalau pendidikan politik atau sosialisasi, kegiatan pendidikan untuk pemilih, atau Pemilu, butuhnya itu bisa ramah untuk disabilitas, TPS (tempat pemungutan suara –red) bisa akses untuk disabilitas daksa, ada interpreter (penerjemah –red) dalam setiap kegiatan, alat peraga untuk sosialisasi, atau berbentuk suara untuk disabilitas tuna netra, sama program pendidikan ke Masyarakat tentang bagaimana perlakuan yang baik untuk disabilitas”, terang Darti, perempuan yang tahun 2016 meraih medali emas cabang panah pada Sea Games yang diselenggarakan oleh national paralympic committee di Bandung tahun 2016. (Prabu Ayunda Sora_SATUNAMA / Foto : Ganda_SATUNAMA)

Tinggalkan komentar