Catatan Minggu Pertama Mahasiswa Australia di Desa Sitimulyo

Hari Minggu, 15/2/15 merupakan hari terakhir masa tinggal [live in] para mahasiswa The University of Melbourne Australia di empat desa di Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta, yaitu di Keningar [Magelang], Sitimulyo [Bantul], Kadilajo [Klaten] dan Duwet [Sleman]. Mereka tinggal bersama masyarakat di desa-desa tersebut untuk melakukan kerja bersama masyarakat desa.

Ada banyak cerita yang tercatat dalam perjalanan mereka ketika tinggal di desa selama 3,5 minggu. Berikut adalah salah satu catatan pengalaman yang sempat tercecer tentang apa yang mereka rasakan pada minggu pertama di desa. Catatan ini ditulis oleh 3 mahasiswa yaitu Sian Elizabeth Lewis, Alana Rose Foster dan Madeleine Grace Jane. Selain mereka bertiga, ada dua mahasiswa lain yang juga satu kelompok dengan mereka, yaitu Nicholas Ashvin Pearce dan Henry Lin. Mereka ditempatkan di Desa Sitimulyo, Kecamatan Piyungan, Bantul, DIY.

Sian Lewis : Mengenal Penduduk, Budaya dan Tradisi Setempat

With the children of Cepokojajar (Medium) signed
Bersama anak-anak SD Cepokojajar I Sitimulyo [Foto: Ariwan K Perdana]
Ketika mempersiapkan diri untuk minggu pertama di Desa Sitimulyo, aku merasa campur aduk. Sedikit gembira, sedikit gugup, agak tidak yakin juga, dan tidak tahu apa yang bisa diharapkan. Tapi rasanya mau banyak membaca, menanyakan sesuatu atau meneliti [tentang segala kemungkinan] juga tidak bisa sepenuhnya membantu mempersiapkan diri untuk pekerjaan seperti ini. Kita hanya perlu menyelami langsung dengan sikap positif dan pikiran yang terbuka.

Minggu pertama di Sitimulyo kami bertemu begitu banyak orang, pergi ke begitu banyak tempat dan melakukan banyak hal yang berbeda, sampai-sampai aku agak kesulitan mengingat persis segalanya. Tapi yang jelas, hal-hal itu sangat menyenangkan. Dan aku merasa bersyukur telah ditempatkan di komunitas Sitimulyo dan Ngablak khususnya, yang begitu ramah dan terbuka menyambut kami.

Pada minggu pertama ini, aku dan kelompokku banyak bertemu orang-orang, mengenal masyarakat dan budaya mereka, serta menyesuaikan diri dengan kehidupan penduduk setempat dan kegiatan mingguan mereka. Kami mengadakan pertemuan dengan tokoh masyarakat, kepala sekolah setempat, anggota forum pemuda setempat, kelompok ibu-ibu dan banyak lagi.

Kami memanfaatkan kesempatan ini untuk mengajukan pertanyaan dan mengemukakan gagasan kami, tapi kami juga sangat menikmati waktu demi waktu yang digunakan untuk mengenal orang-orang dan budaya serta tradisi lokal mereka, serta mengorientasikan diri kami di dalam masyarakat.

Madeleine Jane : Sempat Merasa Khawatir

Nic is observig rubbish dump in Ngablak (Medium) signed
Nicholas Pearce [berpayung], mengamati Tempat Pembuangan Sampah Akhir Bendo, Ngablak, Sitimulyo. [Foto : Ariwan K Perdana]
Minggu pertama di Desa Sitimulyo sangatlah menarik. Kami belajar banyak tentang budaya desa, cara kerja dan kegiatan warga dan menghadiri berbagai forum dan kelompok yang ada di desa.

Awalnya kami sangat khawatir sebelum datang ke desa karena pertemuan yang diadakan sebelumnya di SATUNAMA tidak berjalan seperti yang kami harapkan dan kami sempat merasa tidak akan punya banyak kesempatan untuk mengekspresikan ide-ide kami atau membantu mengenalkan program baru.

Namun, setelah malam pertama di desa, setelah kami mengadakan pertemuan dengan para local leader, ternyata kepala desa Sitimulyo sangat tertarik untuk belajar dari kami dan berharap untuk menjalin hubungan yang baik antara Australia dan Sitimulyo. Kami kemudian bertemu anggota forum pemuda dan kepala Dusun Ngablak dan juga para perempuan dari kelompok sanggar dan banyak lagi yang lain.

Pada minggu pertama, kami melakukan tur Sitimulyo dan melihat lokasi Tempat Pembuangan Sampah Akhir [TPA] yang penuh dengan sampah buangan dari Kota Jogjakarta. Kami pergi ke sekolah dasar dan menawarkan ide kami tentang kompetisi olahraga antar sekolah di mana sang kepala sekolah tampak sangat tertarik dengan hal itu. Kami juga datang dan ikut berpartisipasi dalam pemilihan ketua forum pemuda, pemakaman salah satu warga, pertemuan keluarga kepala desa serta mengunjungi sanggar dan membantu persiapan pernikahan salah satu warga.

Secara umum, minggu pertama di Sitimulyo bisa dibilang sukses. Saya juga dapat banyak teman baru dan kenalan-kenalan di desa.

Alana Foster : Berbagi Ide dan bekerja bersama komunitas

Cookin for wedding (Medium) signed
Membantu memasak di hajatan pernikahan salah satu warga Sitimulyo. [Foto: Ariwan K Perdana]
Minggu pertama di sitimulyo sangat menarik. Desanya sangat besar dan ada banyak orang yang terlibat dalam berbagai kegiatan seperti kelompok pemuda, kelompok musik tradisional dan juga kegiatan-kegiatan anak-anak.

Penduduk desa sangat ramah dan sangat fantastis bisa punya pengalaman bekerja dalam komunitas mereka serta berbagi ide yang kami pikir bisa berguna bagi mereka di Sitimulyo. Kami mengunjungi banyak tempat seperti sekolah dasar, nonton musik tradisional dan relijius dan beberapa tempat bersejarah di Sitimulyo.

 

Ditulis dalam Bahasa Inggris oleh : Sian Lewis, Maddy Jane, Alana Foster. Translasi & Sunting : Ariwan K Perdana

Tinggalkan komentar