Batik telah diakui sebagai warisan budaya dunia. Badan dunia UNESCO secara resmi telah memasukkan batik ke dalam daftar representatif budaya tak benda warisan manusia. Sedangkan Pemerintah Indonesia menetapkan tanggal 2 Oktober diperingati sebagai Hari Batik Nasional.
Sadar akan pengakuan dunia yang membanggakan tersebut, sekitar 25 orang anak yang tergabung dalam Sanggar Onename mengikuti kegiatan membatik celengan tanah liat. Kegiatan yang berlangsung tanggal 1 November 2013, dilaksanakan di dusun Duwet, Sendangadi,Mlati,Sleman, Yogyakarta.
Celengan tanah liat dipilih sebagai media melukis batik karena bentuknya yang unik memberi tantangan tersendiri bagi anak saat dilukis. Dalam kegiatan tersebut anak-anak sangat antusias mengikuti kegiatan, apalagi pendamping memberikan kebebasan untuk mengolah rasa dan seni melalui percobaan mencampur warna. Rupanya kesempatan menciptakan warna ini menambah rasa penasaran anak, terbukti dalam waktu tidak lama setelahnya mereka segera membaluri seluruh permukaan celengan dengan warna hasil rekaan mereka sendiri. Antusiame anak untuk melukis yang begitu besar membuat para pendamping sanggar terpaksa menyediakan tambahan media untuk melukis berupa kertas poster untuk dilukis dengan pesan seperti cinta lingkungan dan tidak membuang sampah sembarangan.
Pendamping sanggar Onename, Tatik Sulistyaningsih menjelaskan ada dua tujuan yang hendak dicapai melalui kegiatan ini. Pertama, dari segi pengetahuan anggota sanggar semakin mengetahui berbagai motif batik sekaligus trampil melukiskannya di berbagai media termasuk celengan tanah liat. Diharapkan hasil kreasi ini sekaligus membangkitkan ketertarikan anak untuk menabung di celengan hasil kreasi mereka sendiri. Sedangkan tujuan kedua dari kegiatan adalah mengajak anak untuk semakin tahu dan paham motif- motif batik di Indonesia, sehingga pada akhirnya anak semakin mencintai batik sebagai bagian budaya Indonesia yang diakui dunia.
