Integrasi Layanan Kesehatan dan Penggalangan Dana Lokal sebagai Strategi Pemberdayaan

Satunama.org – Kompleksitas permasalahan sosial di era kontemporer menuntut strategi pemberdayaan masyarakat yang tidak lagi hanya bersifat sektoral. Pelatihan Change the Game Academy (CtGA) Local Fundraising yang diselenggarakan Yayasan SATUNAMA Yogyakarta pada 5-9 Mei 2025 menghadirkan praktik menarik melalui integrasi layanan kesehatan dengan penggalangan dana lokal. Ide yang diperkenalkan dalam pelatihan tersebut mendemonstrasikan bagaimana pendekatan interdisipliner dapat menjadi dorongan pemberdayaan komunitas.

Interdisiplinaritas didefinisikan sebagai integrasi informasi, data, metode, alat, konsep, dan/atau teori dari dua atau lebih disiplin yang difokuskan pada pertanyaan, masalah, topik, atau tema dengan berdiri atas beberapa konsep, yakni integrasi, sebuah perpaduan input yang beragam yang berbeda dan lebih dari sekadar multidisipliner (Peek, 2021).

Peserta pelatihan tengah mengikuti pemeriksaan kesehatan. (Foto: Aisya Lu’luil Maknun)

Dalam konteks pemberdayaan masyarakat, community development merupakan pendekatan holistik yang berakar pada prinsip-prinsip pemberdayaan, hak asasi manusia, inklusi, keadilan sosial, penentuan nasib sendiri, dan aksi kolektif (Kenny & Connors, 2017). Pendekatan ini memandang anggota masyarakat sebagai ahli dalam kehidupan dan komunitas mereka sendiri.

Praktik yang dilakukan dalam pelatihan CtGA mencerminkan aplikasi pendekatan interdisipliner di mana layanan kesehatan preventif terintegrasi dengan kegiatan penggalangan dana. Adanya gagasan tersebut menciptakan model yang tidak hanya berkelanjutan secara finansial, tetapi juga bermakna secara sosial. Model ini mengoperasionalkan beberapa dimensi penting dalam pemberdayaan masyarakat. Melalui layanan pemeriksaan kesehatan, seperti cek tekanan darah, gula darah, asam urat, kolesterol, dan tes Self-Report Questionnaire (SRQ), peserta memperoleh akses langsung terhadap informasi kondisi kesehatan mereka.

Kegiatan ini tidak hanya mengandalkan narasi kesehatan atau pendekatan medis semata, tetapi juga menggabungkannya strategi fundraising yang kontekstual dan partisipatif. Peserta melakukan tes kesehatan fisik dan mental, sekaligus dihadapkan pada cara kreatif mendukung komunitas yang lebih luas. Di sinilah integrasi dua sektor antara kesehatan dan sosial bertemu untuk mendorong pemberdayaan.

Merchandise yang dipajang juga menjadi bagian penting dari strategi ini. Setiap desain pada kaos dan totebag memuat narasi yang berbicara tentang hak atas kesehatan mental serta upaya melawan stigma. Dengan membeli merchandise tersebut, peserta tidak hanya membawa pulang barang fungsional, tetapi juga pesan sosial yang kuat.

Risva, salah satu peserta pelatihan CtGA tengah melihat merchandise yang dipamerkan di kegiatan pemeriksaan kesehatan. (Foto: Aisya Lu’luil Maknun)

Antusiasme peserta menjadi salah satu indikator keberhasilan pendekatan ini. “Kami biasa ikut pelatihan, tapi baru kali ini ada layanan cek kesehatan seperti ini, lengkap dengan perhatian pada kesehatan jiwa,” ungkap Risva, salah satu peserta pelatihan dari Kelompok Perjuangan Kesetaraan Perempuan Sulawesi Tengah (KPKP-ST) Palu. Testimoni tersebut merupakan validasi bahwa pendekatan kegiatan ini menjangkau sisi personal dan sosial sekaligus.

Local fundraising atau penggalangan dana lokal dalam konteks ini bukan sekadar mekanisme pengumpulan dana, melainkan strategi pemberdayaan yang mengaktivasi aset komunitas. Dalam perspektif ini komunitas tidak dipandang sebagai kumpulan masalah yang membutuhkan solusi eksternal, melainkan sebagai entitas yang memiliki aset dan kapasitas.

Pendekatan interdisipliner dapat lebih efektif ketimbang intervensi sektoral yang sifatnya terpisah. Integrasi layanan kesehatan dengan penggalangan dana menciptakan sinergi yang berfokus pada proses pemberdayaan melalui keterlibatan peserta sebagai kontributor aktif yang lebih sustainable daripada fokus pada produk (layanan kesehatan semata).

Kegiatan cek kesehatan sambil berdonasi dalam pelatihan CtGA Local Fundraising mendemonstrasikan potensi pendekatan interdisipliner dalam memperkuat pemberdayaan masyarakat. Model integrasi layanan kesehatan dengan penggalangan dana lokal ini tidak hanya menciptakan financial sustainability, tetapi juga meaningful engagement yang memperkuat ikatan sosial dan kapasitas komunitas.

[Penulis: Farah Eka Fariska| Editor: Agustine Dwi | Foto: Aisya Lu’luil Maknun]

Tinggalkan komentar