Menapaki Jejak Kolaborasi: Kunjungan IMHCTC dan Semangat Bersama Mewujudkan Community Mental Health

Satunama.org-Di tengah meningkatnya kesadaran kesehatan mental, kolaborasi lintas organisasi menjadi salah satu pendekatan yang kian dibutuhkan dewasa ini. Inilah yang menjadi latar belakang dari kunjungan International Mental Health Cooperation and Training Center (IMHCTC) Rumah Sakit Kaohsiung Municipal Kai-Syuan Psychiatric Hospital (KSPH) Taiwan ke Yayasan SATUNAMA Yogyakarta pada tanggal 24 April 2025. 

Kunjungan ini dibuka dengan perkenalan organisasi satu sama lain. I Gede Edy Purwaka—Direktur Eksekutif Yayasan SATUNAMA Yogyakarta—memberikan sambutan hangat kepada 9 (sembilan) anggota IMHCTC Taiwan. Dalam sambutannya, Edy menggarisbawahi bahwa SATUNAMA merasa senang dan terhormat  atas kehadiran IMHCTC. Demikian pula Sandy Wang—perwakilan IMHCTC—yang mengungkapkan pengalaman yang mengesankan mengenai program kegiatan mereka bersama SATUNAMA .

Pertukaran cindera mata antara SATUNAMA dan IMHCTC
(Foto: Karenina Aryunda)

Sebagai penutup sesi perkenalan, kedua pihak saling bertukar cinderamata yang merepresentasikan budaya masing-masing—akrilik motif wayang dari SATUNAMA dan keramik khas Taiwan dari IMHCTC. Setelah itu, rombongan diajak berkeliling lingkungan SATUNAMA, termasuk mengunjungi Rumah Pembelajaran Kesehatan Jiwa (RPKJ)—unit rehabilitasi psikososial yang menjadi bagian penting dalam kerja-kerja SATUNAMA pada isu kesehatan mental. Kunjungan ke RPKJ seolah menjadi pintu yang membuka kembali kisah awal hubungan antara IMHCTC dan SATUNAMA—sebuah benang merah yang bermula dari proses belajar bersama antara peserta dan fasilitator.

Kesamaan Visi Community Mental Health 

Pada tahun 2020, SATUNAMA mengirim Karel Tuhehay—Kepala Departemen Kesehatan Jiwa dan Disabilitas SATUNAMA—untuk mengikuti pelatihan daring yang diselenggarakan oleh IMHCTC. Dinamika pelatihan tersebut menjadi lebih intens setelah Karel menerima beasiswa pelatihan di Taiwan selama 6 (enam) minggu pada tahun 2023 dan melanjutkan serangkaian pelatihan hingga tahun 2025. Dari pelatihan tersebut, Karel mendalami pentingnya Community Mental Health.

Tim IMHCTC melihat Warga Dampingan RPKJ SATUNAMA tengah membuat sabun dari minyak kepayang (Foto: Karenina Aryunda)

Community Mental Health merupakan salah satu pendekatan dalam studi kesehatan mental yang mengutamakan perawatan pasien yang lebih berfokus pada pasien dan tidak terlalu berbasis institusi. Layanan berbasis komunitas dapat mengarah pada intervensi dini dan membatasi stigma pengobatan, sehingga dapat meningkatkan hasil fungsional dan kualitas hidup individu dengan gangguan jiwa kronis, hemat biaya, dan menghormati hak asasi manusia. Community Mental Health mencakup penyediaan dukungan krisis, perumahan yang terlindungi, dan pekerjaan yang terlindung, selain manajemen gangguan untuk mengatasi berbagai kebutuhan individu (Saxena dan Sharan, 2008). 

Karel menilai pendekatan tersebut penting untuk diaplikasikan dalam memberikan pendampingan terbaik bagi Warga Dampingan (WD) – sebutan untuk Orang dengan Disabilitas Psikososial (ODDP) yang berada di RPKJ SATUNAMA Yogyakarta. Oleh karena itu, Karel memulai pendekatan ini dengan memastikan para caregiver di RPKJ SATUNAMA memiliki pandangan yang sama melalui penyediaan modul. Modul ini bertujuan agar caregiver dapat memberikan pendampingan secara terstruktur sehingga intervensi berbagai kegiatan yang dilakukan dapat terukur. Occupational Therapy (Terapi Okupasi) menjadi salah satu kegiatan di dalam modul yang mulai diterapkan di RPKJ SATUNAMA. Melalui kegiatan ini, caregiver melakukan pendampingan kepada WD yang berada pada usia produktif untuk belajar tentang keterampilan vokasional. Misalnya kegiatan pembuatan sabun dan berkebun. Diharapkan dengan keterampilan ini, WD akan memiliki bekal yang kuat ketika mereka pulih dan kembali pulang. Hal inilah yang membuat IMHCTC tertarik untuk berkunjung ke SATUNAMA dan melihat pengaplikasian pelatihan yang diberikan.

MoU sebagai Penanda Komitmen Bersama

Kunjungan IMHCTC ke RPKJ SATUNAMA
(Foto: Karenina Aryunda)

Saat mengunjungi RPKJ, delegasi IMHCTC menyaksikan langsung aktivitas para WD yang sedang membuat sabun dari minyak kepayang. Kerapihan ruang, semangat para WD, serta dedikasi para caregiver meninggalkan kesan mendalam. “Kami melihat adanya kesamaan visi antara SATUNAMA dengan apa yang tengah dijalankan oleh IMHCTC pada aspek pemberdayaan komunitas,” ujar Sandy Wang.

Kesan positif ini tidak berhenti pada penghargaan lisan. Justru, pengalaman langsung inilah yang memantapkan langkah IMHCTC untuk memperkuat kerja sama dengan SATUNAMA melalui penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU)—yang dilakukan setelah kunjungan berlangsung. Sebuah langkah simbolik sekaligus strategis yang menandai tekad bersama untuk terus belajar, bertukar pengetahuan, dan bekerja kolaboratif dalam mendukung kesehatan mental yang lebih inklusif.

Sebelum mengakhiri kunjungan, Sandy Wang menyampaikan harapannya agar kerja sama ini dapat terus tumbuh. “Melalui kerja sama ini, kami berharap SATUNAMA dan IMHCTC dapat terus berbagi pengalaman, saling mendukung, dan belajar satu sama lain demi tumbuh dan berkembang bersama di masa depan”.

[Penulis: Karenina Aryunda | Editor: Agustine Dwi | Foto: Karenina Aryunda ]

Tinggalkan komentar