Pelatihan Change the Game Academy : Mengupas Strategi Pendanaan Secara Lokal

Satunama.org.- Dinamika dunia Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) terus mengalami perubahaan. Salah satu elemen penting dalam keberlanjutan sebuah organisasi semacam LSM adalah fundraising/penggalangan dana. Perkembangan masyarakat dan ekonomi negara Indonesia yang terus maju diklaim berdampak pada pola pendanaan yang akan berubah di masa mendatang. Local fundraising dianggap sebagai upaya untuk mengurangi ketergantungan pada pendanaan yang berasal dari luar negeri. Keberlanjutan LSM di tingkat lokal sampai nasional perlu memperhitungkan sumber-sumber pendanaan yang ada di tingkat lokal.

Menjawab kebutuhan tersebut, SATUNAMA sebagai Organisasi Mitra Nasional (NPO) Wilde Ganzen Foundation dalam program Change the Game Academy (CtGA)mengadakan pelatihan Local fundraising (LFR) Batch I pada Selasa-Sabtu, 9-13 Mei 2023 bertempat di Yogyakarta, Indonesia.

Pelatihan gelombang perdana ini diikuti oleh 18 peserta dari 9 lembaga. Masing-masing lembaga mengirimkan dua peserta sebagai perwakilan. Ada Yayasan Lombok Sahabat Bangsa, GASIRA Maluku, Kongregasi Suster FCJM, Yayasan Solidaritas Anak dan Perempuan (YASAP) Kupang, Yayasan Harapan Baru Lombok, Yayasan Bali Bersih, Yayasan Kolewa Harapan Indonesia, Yayasan Agatha Tunas Bangsa dan Yayasan Rongkop Inspirasi Indonesia. Latar belakang lembaga dan peserta yang berbeda-beda memberi warna tersendiri dalam proses pelatihan, meskipun dengan topik pembahasan yang sama.

Mengapa Local Fundrising

Diskusi kelompok, game interaktif dan presentasi selalu diselipkan di setiap sesi pelatihan yang belangsung selama lima hari.

Pelatihan Local Fundraising Batch I berlangsung interaktif. Fasilitator tidak hanya memberikan ceramah. Diskusi kelompok, game interaktif dan presentasi selalu diselipkan di setiap sesi pelatihan yang belangsung selama lima hari tersebut. Menutup pelatihan, masing-masing lembaga mempresetasikan rencana LFR di depan calon donor yang dikemas dalam role play.

Ada beberapa alasan utama mengapa pendanaan lokal menjadi penting. pertama, mengurangi ketergantungan pada donor asing; kedua, mengurangi ketergantungan pada pemerintah pusat; ketiga, meminimalisir resiko keuangan dengan memanfaatkan sumber pendapatan yang beragam; keempat, berkontribusi pada keberlanjutan keuangan organisasi; kelima, memberikan jaminan yang lebih baik bahwa prioritas masyarakat lokal berlaku; keenam, berkontribusi untuk mendapat tempat di komunitas lokal dan memperkuat kepemilikan; ketujuh, memberikan legitimasi kepada suatu organisasi melalui basis dukungan yang lebih kuat.

Karel Tuhehay, fasilitator Change the Game Academy Indonesia.

Tujuh faktor pentingnya local fundraising ini kembali dipertegas oleh para fasilitator selama pelatihan Local Fundraising Batch 1 Change the Game Academy berlangsung. “Local fundraising ini harus mulai dipikirkan oleh lembaga teman-teman. Ini berbeda dengan development project yang sudah atau sedang teman-teman kerjakan. Harus ada tim khusus yang menjalankan local fundraising dengan memetakan potensial donor yang ada di sekitar teman-teman”, tegas Karel Tuhehay, salah satu fasilitator Change the Game Academy dalam pelatihan yang berlangsung.

Senada dengan itu, beberapa peserta pun menyampaikan dinamika yang ada di organisasinya masing-masing. Mulai dari berkurangnya sumber pendaaan dari luar sampai curhat tentang rencana terhentinya sokongan dana beberapa donatur dari negara-negara maju. Karenanya, memaksimalkan sumber pendapatan baru di tingkat lokal di samping donor yang sudah ada, menjadi tidak bisa lagi diabaikan.

Kolaborasi adalah Kunci

Kolaborasi adalah salah satu kunci kesuksesan local fundraising. Seperti yang ditegaskan oleh para fasilitator selama pelatihan. Memetakan potensial donor di tingkat lokal (individu dan organisasi) untuk mendukung sebuah project perlu diikuti dengan perencanaan kolaborasi yang mutualistik. Pihak donor tentu mengharapkan manfaat bagi dirinya atau organisasinya ketika memberikan donasi. Bentuk dari donasi tidak hanya uang, tetapi jasa, waktu dan tenaga. Semua proses local fundraising ini perlu direncanakan secara matang dengan tujuan yang jelas.

Para game changer berdinamika bersama dalam Pelatihan Local Fundraising – Change the Game Academy Indonesia di Yogyakarta.

“Rencana juga membantu menentukan tujuan yang jelas, hal-hal yang diperlukan, dan cara mengeksekusinya. Pastikan manajemen atas organisasi menyetujui rencana tersebut”, tegas Karel Tuhehay.

Kolaborasi tidak hanya berlaku dengan calon donor. Tim fundraising yang telah dibentuk di lembaga pun perlu menjalin kolaborasi yang terencana. Indentifikasi kemampuan dan keahlian anggota tim fundraising dan share tanggung jawab yang sesuai adalah sesuatu yang wajib dalam kolaborasi. Jika tim kesulitan mendapat sumber daya yang diperlukan dalam fundraising, mencari pihak eksternal seperti sukarelawan adalah opsi yang bisa dipilih.

Lia Oktaviani dari Yayasan Harapan baru Lombok mengatakan bahwa pelatihan ini memberikan ilmu baru untuk menangkap dan memaksimalkan sumber pendanaan di wilayah mereka. “Yang saya dapatkan dari pelatihan ini kami bisa melihat ada potensi untuk memaksimalkan dana-dana yang ada di daerah tempat kami bekerja”, tegas Lia. (Berita : Okka Gualbertus/Penyunting : A.K. Perdana/Foto : Okka Gualbertus)

Tinggalkan komentar