SATUNAMA Gelar Workshop Kurikulum Sekolah Politisi Muda Angkatan VI

Satunama.org – Menyongsong Sekolah Politisi Muda VI Tahun 2022, SATUNAMA menggelar Workshop Kurikulum Sekolah Politisi Muda (SPM). Acara yang dilaksanakan pada Rabu, (15/6/2022), mengundang beberapa narasumber dan mitra partai politik dalam program Civilized Politics for Indonesian Democracy (CPID) SATUNAMA untuk meninjau kurikulum Sekolah Politisi Muda.

Beberapa delegasi mitra partai politik yang turut hadir di antaranya PDI-P DIY, PAN DIY, GOLKAR DIY, Gerindra DIY dan PKB DIY. Sementara dari kalangan Akademisi turut hadir Dr. Mada Sukmajati dan Dr. Bambang Eka.

Workshop kurikulum membahas sejumlah poin yang dianggap relevan dan penting terhadap kemajauan dan peningkatan Sekolah Politisi Muda VI. Mulai dari nilai, materi hingga teknis penyelenggaraan.

Himawan Pambudi, selaku Kepala Departemen Demokrasi, Politik dan Inklusi SATUNAMA yang bertanggungjawab atas penyelenggaran program CPID, menuturkan bahwa workshop ini terasa sangat berbeda dengan sebelumnya, mengingat dua tahun terakhir dilanda pandemi Covid-19 sehingga pelaksanaan  SPM dirasa kurang maksimal.

“Tahun ini kita akan coba beberapa variasi baru dalam SPM VI, mulai dari materi, meliputi tema, sub tema, tujuan umum, tujuan khusus dan kriteria narasumber hingga pengelolaan forum. Bakal ada inovasi baru yang bisa membangun karakter poltisi muda kita. Tahun 2022 ini akan dimulai angkatan 6, semoga bisa diselenggarakan bulan Juli atau Agustus di SATUNAMA secara luring.” katanya.

Sementara, Pembina SATUNAMA, Methodius Kusumahadi, menjelaskan bahwa politisi punya peran yang sangat penting. Para politisi bekerja dan mengurus hal-hal yang sifatnya makro dan bukan mikro. Maka kegiatan SPM yang perlu disiapkan oleh SATUNAMA sebaiknya dimulai dengan cara berpikir yang lebih berorientasi pada dimensi makro.

“Ada 4 hal yang paling sederhana dan strategis, yakni bicara soal akar masalah atau akar ide, kedua selalu jangka panjang, ketiga volume besar, keempat bicara tentang dampak, bukan tentang kegiatan. Inilah yang cocok untuk politisi.” Ujar Pak Meth, panggilan akrab beliau.

“Meskipun tujuan makro dari pendidikan politik ini tetap sama, yakni ingin memperbanyak demos, people organised, civilized community. Dalam perspektif demokrasi, kita dalam situasi perubahan dan ujungnya adalah ke demos itu. Maka saran saya mulai dari yang makro, kompetensi apa yang harus disampaikan kepada para peserta. Paling tidak kita sepakat kompetensi mana yang esensial” lanjutnya

Setelah Workshop Kurikulum ini, SATUNAMA akan segera menginformasikan tahap pendaftaran dan pelaksanaan SPM angkatan VI. Harapannya partai politik bisa menyambut baik dan berpartsipasi dengan mengirimkan kader partainya sebagai peserta SPM. [Penulis : M. Taufiq Firdaus / Penyunting : A.K. Perdana / Foto : M. Taufiq Firdaus]

Tinggalkan komentar