Revolusi Mental Ala Buya ke Politisi Muda: Memoar Sekolah Politisi Muda SATUNAMA

Dunia Politik Itu Kumuh, Tapi Kalian Harus Terjun Di Dalamnya Biar Indonesia Maju

Buya Syafii Maarif, 2016

Satunama.org – Penggalan kalimat di atas masih membekas di ingatan para alumni Sekolah Politisi Muda SATUNAMA, ketika Buya Syafii menjadi keynote speaker dalam acara Peluncuran Sekolah Politisi Muda Yayasan SATUNAMA Yogyakarta di Hotel Aryaduta, Menteng, Jakarta pada 10 Maret 2016. Acara tersebut juga dibarengi dengan Seminar Nasional “Menggagas Keadaban Politik Indonesia”, yang narasumbernya menghadirkan tokoh nasional di bidang politik kebudayaan (Radhar Panca Dahana), bidang Politik dan Perempuan (Prof Dr Chusnul Mariyah), serta bidang penegakan hukum dan anti korupsi (Bambang Widjayanto). Hadirin utamanya adalah segenap Dewan Pimpinan Pusat lintas Partai Politik, serta para politisi muda lintas partai politik yang menjadi peserta didik Sekolah Politisi Muda SATUNAMA.

Di mata kami sebagai pengelola Sekolah Politisi Muda SATUNAMA serta sebagian besar para alumni, sosok Buya Syafii sosok guru politik yang tidak hanya piawai dalam kelas saat mengajar tapi juga sosok revolusioner dalam merubah mental kaum muda pada umumnya, wa bil khusus para politisi muda. Tentunya bukan urusan sepele untuk bisa merubah mental kaum muda yang akan terjun ke dunia politik, ataupun politisi muda yang sudah terlanjur terjun dalam dunia politik.

Tantangan terbesar untuk merubah mental kamu muda yang belum terjun ke dunia politik, yaitu anggapan dunia politik adalah dunia kumuh, kotor, jahat, dan amoral sehingga kaum muda enggan dan takut terjun dalam dunia politik. Sedangkan tantangan terberat merubah mental para politisi muda yang sudah terlanjur masuk dunia politik, adalah menanamkan idealisme politik ketika dihadapkan dalam lingkungan politik yang korup, syukur-syukur bisa merubahnya. Peran Buya Syafii kita butuhkan untuk mendobrak kebuntuan mental yang dihadapi oleh kaum muda dan politisi muda agar berani dan percaya diri melakukan perubahan politik yang lebih beradab di negeri ini.

Buya Syafii ketika mengajar di kelas laksana seorang begawan yang penuh filsafat, nasehat dan harapan agar politisi muda yang kita didik benar-benar bisa menjadi aktor politik keadaban di negeri ini. Buya Syafii, ibarat penerus lidah para pendiri bangsa ini yang sejak awal memberikan wanti-wanti kepada kaum muda Indonesia agar selalu berjiwa ikhlas penuh dedikasi membangun negeri ini.

Buya Syafii, sebagai sosok pengangum Bung Hatta mewariskan nilai-nilai politik keadaban Bung Hatta kepada para politisi muda yang ikut di sekolah kami. Politisi muda harus memegang nilai demokrasi, integritas, egaliter, dan merakyat, pesan kuat yang dilontarkan oleh Buya Syafii kepada peserta didik kami baik di kelas maupun di luar kelas. Dalam berbagai kesempatan Buya selalu berpesan para alumni, “Jangan lelah memikirkan bangsa ini”.

Pesan Buya tersebut dirasakan langsung oleh salah satu alumni kami, yaitu Venty Z, politisi muda perempuan yang saat itu mewakili dari DPD Partai Gerindra Provinsi Jawa Timur. Begini kenangan pesan politik Buya ke dia,

“Sejauh pada ingatan saya Buya berpesan pada kami yg muda agar berdemokrasi sebagaimana Bung Hatta, karena Bung Hatta adalah moralis dan sosok demokrat sejati yg selalu sejalan antara perkataan dan perbuatannya. Ada nasehat yang secara pribadi saya pegang termasuk value saat mengantar beliau ke mobilnya. Berdekatan dengan Buya mendapat banyak energi kebaikan. Beliau manusia yang egaliter, memikirkan bangsa dan memiliki kontainer hati yang luas.

Kenang Venty atas pesan politik Buya Syafii untuk para politisi muda agar tidak berhenti berpikir untuk memajukan bangsa ini. Petuah politik Buya lainnya tutur Venty, yaitu

“Bangsa yang maju harus punya sistem yang bagus, politisinya harus berkualitas, professional, integritas, dan politisi harus menjad role model keadaban di masyarakat serta selalu istiqomah antara kata dan laku”.

Petuah politik Buya Syafii, juga dirasakan oleh Sujiatmoko, alumni SPM Satunama yang mewakili DPD PDI-Perjuangan Provinsi Lampung. Di mata Sujiatmoko, Buya adalah sosok muslim yang toleran dan menjadi suri tauladan toleransi bagi bangsa ini. Selain itu tutur Sujiatmoko, Buya saat mengajar kami berpesan keras kepada politisi muda, “Jadilah politisi berintegritas dan jangan menjadi perampok terhadap bangsamu sendiri”. Nilai toleransi dan nilai integritas menjadi dua nilai politik berharga yang diwariskan oleh Buya Syafii kepada politisi muda sebagaimana yang Sujiatmoko rasakan saat itu. Warisan politik tersebut tidak hilang dalam ingatan Sujiatmoko walau Buya sudah di alam barzah saat ini.

Denny Septiviant, alumni SPM Satunama perwakilan DPW PKB Provinisi Jawa Tengah juga menuturkan kenangannya saat bertemu dan berguru kepada Buya Syafii saat masih menjadi peserta didik di Sekolah Politisi Muda Satunama. Begini kesaksiannya,

”Buya Syafii adalah tokoh besar, pemikir dan intelektual, kami anak-anak muda NU dan politisi PKB sangat menghormati jalan pemikiran beliau. Dalam beberapa kali perjumpaan diskusi formal dan informal, saya berkesimpulan bahwa beliau meyakini keislaman dan kemanusiaan adalah satu tarikan nafas dengan keindonesiaan. Sikap dan perilakunya juga memunculkan aura keikhlasan, ketulusan dan kezuhudan”.

Tutur Denny Septiviant yang hari ini menjadi anggota DPRD Jawa Tengah Fraksi PKB tersebut makin memperlihatkan bahwa Buya Syafii adalah sosok intelektual yang mampu meramu keislaman, kemanusiaan, dan keindonesiaan menjadi nilai politik kebangsaan yang perlu dianut oleh tokoh muslim lainnya.

Buya Syafii Maarif, mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah tersebut telah meninggalkan kita hari ini untuk selamanya, tapi warisan nilai politik dan jejak pemikiran politiknya tetap indah bersemayam dalam ingatan dan hati para politisi muda. Beliau tidak hanya guru di kelas sekolah kami, tapi beliau juga guru yang petuahnya menjadi inspirasi dan semangat kami selaku pengelola untuk tetap tidak lelah mendidik, memotivasi, membimbing, dan mendampingi para politisi muda sampai mereka mampu menjadi sekoci perubahan baik dalam partai politiknya masing-masing, maupun lebih luas ke bangsa ini. Semuga politik Indonesia yang beradab sebagaimana yang pernah Buya Syafii pidatokan dalam launching sekolah kami saat itu, selalu menjadi lonceng idealisme kami.

Penulis : Muhammad Zuhdan (Kepala Sekolah Politisi Muda SATUNAMA Periode 2019-2021) / Editor: Bima Sakti

Tinggalkan komentar