SATUNAMA Selenggarakan Pelatihan Penyusunan Proposal bagi Yayasan Tananua

Satunama.org.- Proposal selalu identik dengan program atau proyek dari sebuah organisasi atau lembaga. Proposal program atau proyek adalah sebuah dokumen yang memuat tentang ide program yang berbasis kepada kebutuhan dari masyarakat atau pihak yang lain. Kebutuhan yang oleh organisasi atau lembaga muncul setelah melewati sebuah proses observasi atau pengamatan, pendalaman issue, diskusi dari sebuah gap atau masalah yang dialami oleh sekelompok orang, komunitas atau pihak lain.

Oleh karena itu manajemen organisasi harus mampu menuangkan ide-ide ke dalam proposal program/proyek dengan baik dan logis sehingga dapat dipahami secara baik oleh pelaksana dan donor. Dengan menerapkan prinsip-prinsip penyusunan proposal yang terstruktur dan logis,  dapat lebih mudah mengakses lembaga donor dan juga dapat meyakinkan donor memberi dukungan untuk  keberlangsungan hidup organisasi.

Oleh kebutuhan itu maka Yayasan Tananua Flores meminta SATUNAMA untuk membantu memfasilitasi Pelatihan Penyusunan Proposal yang diselenggarakan pada tanggal 23 – 25 Maret 2022. Tujuan pelatihan ini adalah meningkatkan kapasitas staf dari Yayasan Tananua, terutama dalam hal pengetahuan dan ketrampilan dalam menyusun Proposal Program atau Proyek.

Hasil yang diharapkan dari pelatihan ini adalah semua peserta memiliki skill dalam menyusun proposal program/proyek yang memenuhi kriteria donor terutama donor internasional. Pelatihan secara daring ini difasilitasi oleh para Fasilitator dari SATUNAMA yaitu Karel Tuhehay dan Himawan Pambudi. Pelatihan ini diikuti oleh 19 peserta (5 Perempuan dan 14 Laki-Laki) yang sebagian besar adalah pendamping/petugas lapangan dan juga manajemen YTF yang ikut memonitor kegiatan tersebut.

Pelatihan yang berlangsung selama 3 (tiga) hari tersebut lebih memfokuskan kepada penyusunan proposal yang menyasar lembaga donor internasional. Hasil-hasil yang diperoleh dari pelatihan ini yaitu Peserta mengenal ragam template/format proposal dari berbagai pihak penyandang dana atau donor seperti lembaga donor internasional, lembaga donor nasional, CSR, Pemerintah Luar Negeri, Kedutaan Luar Negeri bahkan Pemerintah Indonesia melalui Kementerian/Badan.  Format ini berupa format yang sifatnya diisi secara manual ataupun online.

Peserta juga diharapkan mampu menemukan ide atau gagasan yang sesuai dengan konteks issue terkini yang menjadi fokus dari lembaga donor internasional sekaligus memahami tentang Logical Framework Analysis (LFA) serta berlatih membuat LFA berdasarkan ide atau gagasan yang sudah disusun dalam narrative proposal. Terakhir, peserta memahami cara menyusun struktur keuangan program secara sederhana atau basic, sehingga anggaran tersebut bisa dikatakan proporsional dan rasional.

Pelatihan ini memiliki makna tersendiri bagi para peserta, yang rata-rata mengaku semakin paham bagaimana menyusun sebuah proposal. “Selama 3 hari kemarin sangat penting untuk kami semua khususnya saya, karena  sangat penting bagaimana memulai cara membuat proposal dengan menemukan ide sampai pada penyusunan kerangkah proposal. Ini sangat menarik.” Ungkap Hery Sa, salah satu peserta pelatihan.

Peserta lain Ansel Reku, menambahkan bahwa SATUNAMA melalui fasilitatornya banyak memberikan input bagi dirinya dan juga Tananua. “Kami jadi lebih paham bagaimana membuat sebuah proposal”. Kata Ansel.

Walaupun pelatihan ini berlangsung secara daring, namun tidak menyurutkan semangat peserta. Ini dibuktikan dengan kehadiran peserta yang selalu tepat waktu. Metode pelatihan yang diterapkan fasilitator yaitu brainstorming, diskusi kelompok dan penugasan membuat pelatihan ini sangat partisipatif karena semua peserta ikut memberikan pendapat dan sangat aktif dalam proses diskusi kelompok maupun pleno. [Penulis : Karel Tuhehay/Penyunting : A.K. Perdana/Tangkapan Layar : Bima Sakti]

Satu pemikiran pada “SATUNAMA Selenggarakan Pelatihan Penyusunan Proposal bagi Yayasan Tananua”

  1. 1.Apa elemen paling utama dalam menulis/ memproduksi sebuah proposal?
    2.Apa beda Proposal dan Konsep paper?
    3.Elemen apa yang paling dilihat calon donor bila kita menyampaikan sebuah proposal?
    4.Apa kekuatan atau tantangan dalam menentukan pembiayaan dari elemen2 suatu proyek/program
    5. Bagaimana membedakan struktur proposal untuk Donor yg sudah punya Format Standard dengan yang belum ada Format yang diminta?

    Balas

Tinggalkan Balasan ke Methodius Kusumahadi Batalkan balasan