Wisuda Sekolah Politisi Muda Angkatan V, Menjawab Tantangan Politisi Muda di Pemilu 2024

Satunama.org.- Pemilu 2024 menjadi ajang pembelajaran demokrasi Indonesia. Tantangan terbesar adalah bagaimana politisi muda memiliki strategi dalam mendorong pemenangan sesuai dengan konteks dan kebutuhan kebangsaan pancasilais. Hal ini dimulai dari diri individu, bagaimana memilih dan menentukan pilihan.

“Pancasila yang menjadi dasar negara merupakan pengejawantahan dari sila yang saling terkait, Ketuhanan yang Maha Esa menjadi dasar bagaimana menjadi negara yang kuat, bertoleransi, menghargai satu sama lain dan humanis. Jika dilakukan maka manifestasi berikutnya adalah menjadi manusia yang adil dan beradab seperti dalam makna sila kedua, hingga nantinya sila ketiga yang melambangkan persatuan secara nasional”, ungkap Prof. Hariyono, M.Pd (Wakil Ketua BPIP) dalam sambutannya sebagai keynote spaker dalam agenda Wisuda Sekolah Politisi Muda (SPM) Angkatan 5.

Wisuda kali ini diselenggarakan oleh Yayasan Satunama berkolaborasi dengan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta pada hari Selasa, 08 Maret 2022 pada pukul 09.00 WIB. Wisuda dihadiri oleh Wakil Rektor III bid. Kemahasiswaan & Kerjasama UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Abdur Rozaki, S.Ag, MSi, Dekan Fakultas Ilmu Sosial & Humaniora, Moh. Sodik, S.Sos, M.Si, Direktur Yayasan Satunama, William Aipipidely, dan 2 narasumber utama dalam diskusi publik Dr. Phil. Ahmad Norma Permata, Dosen Ilmu Politik Sunan Kalijaga Yogyakarta, Dr. Bambang Eka Cahya Widodo, Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Politik UMY (Ketua Bawaslu 2008-2012), beberapa dosen dan civitas akademika UIN Sunan Kalijaga, KUPD Sleman, Pimpinan DPRD Kab. Sleman, Arief Kurniawan, DPW-DPP Partai Politik dan wisudawan-wisudawati SPM Angkatan 5 sebanyak 17 orang, mulai dari PKB, PAN, Nasdem, Demokrat dan PKS.

Acara wisuda yang juga disertai diskusi publik ini dihadiri sekitar 140 undangan dari berbagai unsur politisi, pemerintah, akademisi dan umum. Diawali dengan lagu Indonesia Raya dan tarian pembuka dari UKM Tari Kalimasada, wisuda begitu meriah. Pada proses wisuda, Makrus Ali, M.A. sebagai pengelola sekolah politisi muda periode 2020-2021, turut hadir dalam memberikan pengantar menyerahkan ijazah dan transkrip nilai peserta bersama pengelola SPM SATUNAMA periode 2022 Himawan Pambudi beserta narasumber, tamu undangan dan alumni.

Andi Hasrawati Syahrir, mewakili political statemet peserta menyatakan, SPM bukanlah akhir tujuan dalam pencarian pengetahuan, melainkan babak baru pasca wisuda adalah mengaplikasikan keilmuan sesuai dengan konsteks situasi menghadapi pemilu 2024. “Bagaimana melakukan inovasi strategi politik dan akselerasi digital dengan tantangan pandemi covid yang belum usai. Itu tantangan yang kita hadapi.” Ujar Andi.

Prosesi wisuda dilanjutkan dengan diskusi publik mengambil tema ‘Peluang Kepemimpinan Politikus Muda dalam Pemilu 2024’ untuk meneropong bagaimana penguatan dan persiapan yang harus dilakukan politisi muda di pemilu 2024 mendatang.

Dr. Bambang Eka Cahya mengatakan dalam sesi dialog bahwa aktivitas politik merupakan kesadaran moral dalam bernegara, sehingga harus memiliki budaya participan sehingga tidak berdekatan dengan pragmatism, dimana tak punya basis masa. “Apalagi ditengah pilihan sebagai individu sebagai platform dan bukan partai. Sehingga penting politisi muda membangun akuntabilitas dan mampu mengubah ‘perilaku subyek’ sebagai ‘partisipan.” Kata Bambang.

Sementara menurut Dr. Phil. Ahmad Norma Permata, politisi juga harus mencari alur falsafah politik secara; basis massa, historis kelahiran, apakah dari gerakan sosial menjadi politik, negara menjadi parpol, partai kader-perpanjangan tangan penguasa. “Karena, ‘pemenang’ adalah strategi menemukan jati diri secara otentik dan solid, sehingga mampu membaca peluang masa depan peluang politik, berpacu dalam platform tanpa menghilangkan identitas.” Jelas Ahmad Norma Permata.

William Aipipidely, dalam hal ini juga menyoroti pentingnya politisi muda untuk mendorong inclusive citizenship dengan membangun sinergi lintas sektor, mulai dari pemerintah, akademisi, private sektor hingga masyarakat secatra umum. “Banyak sekali situasi dan konteks yang bisa dicreate menjadi role model dalam menentukan inovasi strategi politik dengan berbagai isu global, nasional dan regional seperti isu perubahan iklim, hingga proses pembangunan global SDGs ke depan.” Papar Willy.

Alumni SPM diharapkan mampu menemukan jati diri dan muara politiknya sehingga politisi muda mampu menentukan political identity. Di sisi lain, politisi hari ini juga dihadapkan dengan politik transaksional berbasis ekologi. Karenanya penting untuk pemilu yang akan datang 2 tahun lagi, politisi muda harus mengenali partai politik sendiri, mengenali basis, posisi nilai kemanusiaan yang dibangun dengan menjaga isu yang tepat untuk membawa kesuksesan demokrasi inklusif dalam dialektika Pancasila.

Diskusi public dan wisuda SPM 5 diakhiri pada pukul 13.00 WIB oleh moderator Tri Agus Susanto Siswowiharjo, dengan pemberian cinderamata dan sertifikat kepada narasumber oleh direktur Yayasan Satunama, William Aipipidely. Agenda ini diharapkan akan terus berlanjut dengan pola kerjasama dalam kolaborasi untuk pengembangan pendidikan dan tata kelola Sekolah Politik bagi politisi muda ke depan dalam membangun platform bersama menuju iklim politik demokratik yang lebih sehat dan inklusif. [Penulis : Nor Qomariyah/Penyunting : A.K. Perdana/Bima Sakti Foto : A.K. Perdana].

Tinggalkan komentar