Mendesain Pendidikan Politik Tranformatif di Era Oligarki dan Pragmatisme Warga

Pendidikan politik tidak hanya mendidik warga negara tentang hak memilih dan hak dipilih dalam pemilu, tetapi juga menekankan kewajiban warga negara sebagai kontrol publik atas kekuasaan.

Abdul Gaffar Karim, Ph.D, Departemen Politik dan Pemerintahan UGM.

Satunama.org – Penggalan kalimat di atas adalah satu pernyataan yang disampikan oleh Abdul Gaffar Karim, Ph.D, dosen departemen politik dan pemerintahan UGM sebagai salah satu narasumber dalam acara diskusi public konsolidasi kaukus politisi muda Daerah Istimewa Yogyakarta yang diselenggarakan oleh Sekolah Politisi Muda (SPM) Yayasan Satunama, pada 14 Oktober 2020 di Ruang Sekip University Center Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

Diskusi publik ini disiarkan secara online via chanel Youtube Yayasan Satunama, tetapi peserta offline-nya dibatasi jumlahnya dalam rangka menghormati protokol Kesehatan dari pemerintah di era pandemi. Acara tersebut dihadiri secara offline oleh alumni SPM Satunama , kaukus politisi muda DIY, dan kader muda lintas partai politik delegasi dari 4 (empat) dewan pimpinan wilayah/daerah partai politik, yaitu Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Partai Golkar, Partai Nasional Demokrat (NASDEM), dan Partai Amanat Nasional (PAN). Ada 3 (tiga) narasumber di acara ini yaitu Abdul Gaffar Karim Ph.D (Akademisi DPP UGM), Arif Noor Hartanto (Praktisi Partai Politik), dan Irsad Ade Irawan (Staf Pengelola SPM Satunama).

Tujuan utama acara ini, sebagaimana yang disampaikan oleh Kepala SPM Satunama, M.Zuhdan, S.IP,M.A dalam sambutannya, untuk mencari desain baru pendidikan politik transformatif untuk partai-partai politik yang bisa diinisiasi oleh para kaukus politisi muda partai politik DIY ataupun kader-kader muda partai politik di partai politik asalnya masing-masing. Zuhdan, juga menandaskan, “bahwa di samping mendidik para politisi muda melalui program Sekolah Politisi Muda yang diadakan regular bagi para kader muda lintas partai politik di 12 wilayah provinsi di Indonesia, tetapi SPM Satunama juga mendorong para alumni SPM Satunama yang tergabung dalam kaukus politisi muda di berbagai wilayah tersebut untuk dapat berkontribusi bagi penerapan model Pendidikan transformatif untuk Pendidikan dan kaderisasi partai politik di Indonesia”, ungkap dia dalam sambutannya tersebut.

Kemudian, Arif Noor Hartanto sebagai salah satu narasumber dari praktisi partai politik menyampaikan bahwa “partai politik masih menggunakan metodologi dan kurikulum Pendidikan partai politik yang kaku dan belum bisa menjawab pandangan-pandangan public bahwa politik itu kotor, teman makan teman itu merupakan tantangan atas pendidikan politik ke publik yang lebih luas”, tandas Arif Noor Hartanto. Pendidikan politik ke publi yang lebih luas.

Lebih lanjut, Irsad Ade Irawan dari staf pengelola SPM Satunama menyampaikan “SPM Satunama lahir untuk menjawab problem demokrasi kita, yaitu paragmatisme warga, stagnasi pengkaderan, politik berbiaya tinggi, oligarki dan dinasti politik. Ini semua bersifat sistemik dan partai politik strategis untuk menjawabnya dengan gagasan model pendidikan politik transformatif”, papar Irsad. Kemudian, Abdul Gaffar Karim selaku narasumber terakhir menyampaikan bahwa “Pendidikan politik tidak hanya mendidik warga negara tentang hak memilih dan hak dipilih dalam pemilu, tetapi juga menekankan kewajiban warga negara sebagai kontrol publik atas kekuasaan”, tandas Gaffar.

Acara diskusi publik diatas merupakan rangkaian acara dari workshop desain Pendidikan politik tranformatif untuk kaukus politisi muda wilayah DIY. Ini merupakan salah satu bagian dari program Civilizing Politic for Indonesia Democracy (CPID) 2020 yang dikelola oleh SPM Satunama dalam mendorong tranformasi partai politik melalui perubahan model Pendidikan politik yang selama ini dilakukan oleh partai politik. Harapan dari acara ini yaitu terbentuknya model Pendidikan politik transformative yang bisa diadopsi oleh partai politik di Indonesia.

Penulis : M.Zuhdan, S.IP,M.A. - Kepala Sekolah Politisi Muda SATUNAMA
https://www.youtube.com/watch?v=AbVmezhhby0

Tinggalkan komentar