Memoar Pak Jakob Oetama di Mata Politisi Muda

Satunama.org – Meninggalnya Pak Jakob Utama selaku pendiri Harian Kompas 9 September 2020 membuat berbagai pihak yang konsen terhadap isu kemanusiaan merasa kehilangan. Hal ini juga dirasakan oleh pengelola dan alumni Sekolah Politisi Muda (SPM) SATUNAMA. Harian Kompas, di mata pengelola SPM adalah mitra strategis dalam mengkampanyekan nilai-nilai politik kemanusiaan yang mulai luntur ditelan oleh banalitas politik yang penuh antagonis dan transaksional.

Kedekatan visi-misi Harian Kompas dengan SPM SATUNAMA yang sama-sama mengakampanyekan nilai keadaban dan kemanusiaan dalam politik Indonesia, membuat warisan nilai kemanusiaan dan keindonesiaan yang selalu disebarkan oleh Pak Jakob Oetama menyisakan memoir penting bersama.
Momen meninggalnya Pak Jakob Oetama seakan menjadi refleksi bersama tentang makin absennya nilai dan gagasan politik kemanusiaan di negeri ini.

Nilai kemanfaatan politik sebagai alat konservasi kemanusiaan tidak lagi menjadi pegangan bagi para politisi hari ini. Begitu mendengar berita meninggalnya Pak Jakob Oetama, pengelola dan alumni SPM SATUNAMA merasa kehilangan sosok mercusuar kemanusiaan dan keindonesiaan yang sangat penting bagi pencerahan politik keadaban Indonesia.

Audiensi SPM SATUNAMA di Kantor Pusat Harian Kompas

Nilai kemanusiaan dan keindonesiaan yang diwariskan oleh Pak Jakob Oetama yang kemudian disebarkan oleh Harian Kompas telah menginsipirasi pengelola SPM SATUNAMA juga dalam membangun gagasan dan nilai yang patut ditanamkan kepada generasi muda pada umumnya, dan politisi muda pada khususnya. Oleh sebab itu, pada 27 November 2019, jam 15.00 sd 16.00 WIB, pengelola SPM SATUNAMA beserta para perwakilan alumni SPM SATUNAMA melakukan audensi dan diskusi di Kantor Pusat Harian Kompas, Palmerah Jakarta.

Kami disambut dengan hangat dan penuh kegembiraan oleh Pak Tri Agung (Kepala Desk Politik dan Hukum Harian Kompas) serta tiga staf Desk Politik dan Hukum Harian Kompas, yaitu Mas Hernowo, Mas Antony Lee, dan Mbak Sharon. Pertemuan tersebut menjadi salah satu medium diskusi dan deliberasi bersama antara media massa, NGO, dan politisi muda lintas partai politik untuk menguatkan kembali nilai-nilai kemanusiaan dan keindonesiaan dalam perpolitikan Indonesia.

Selamat Jalan Pak Jakoeb Oetama Sang Mercusuar Kemanusiaan, Rest in Peace.

Penulis: Muhammad Zuhdan, Kepala Sekolah Politisi Muda SATUNAMA.

Tinggalkan komentar