Spiritualitas Menjaga dan Mempertahankan Kehidupan di Tengah Pandemi

Satunama.org – Perempuan adalah sosok penting dalam mempertahankan kehidupan. Dalam situasi pendemi seperti pandemi Covid-19, sosok perempuan hadir dan menentukan proses maupun hasil ikhtiar kehidupan yang tengah menuntut perubahan-perubahan.

Bab ini ikut dibahas dalam Webinar Silaturahmi Kebangsaan Perempuan Lintas Iman dengan tema Ketahanan Keluarga dan Perempuan Secara Spiritual di Tengah Wabah Pandemi Covid-19 yang digelar secara daring oleh SATUNAMA pada Selasa (26/5/20) melalui Zoom dan disiarkan secara langsung di Kanal Youtube SATUNAMA.

Budhis Utami, aktivis dari Kapal Perempuan yang hadir sebagai penanggap melihat perempuan sebagai agensi yang menunjukkan respons cepat dalam menjaga kehidupan di tengah situasi pandemi.

“Perempuan hadir di banyak peristiwa, seperti antri sembako sampai ribut. Orang sering terpukau melihat ributnya, tapi luput melihat bagaimana perempuan berjuang memastikan anak dan keluarganya tetap bisa bertahan di situasi yang tidak mudah ini.” Ujar Budhis.

Budhis menyoroti pentingnya kepeloporan sekaligus kerentanan bagi perempuan. Kekerasan seksual adalah fenomena yang menguat ketika layanan kesehatan tidak beroperasi dengan baik. Perempuan kesulitan mendapat kontrasepsi atau berkonsultasi dan terpaksa harus hamil dalam situasi yang sulit seperti saat ini.

Dalam kasus ibu hamil juga mendapat tantangan ketika Puskesmas Pembantu tidak beroperasi di daerah-daerah pedalaman. Pembatasan terhadap lalu-lalang manusia telah membatasi ruang gerak bidan-bidan yang biasanya keluar masuk di pedalaman.

“Perempuan berjuang, sekaligus mengalami situasi-situasi yang lebih berat. Kebutuhan perempuan di situasi pandemi harus dimaknai tidak hanya pangan, tetapi juga jaminan atas kebutuhan kesehatan dan kebutuhan atas rasa aman dari kekerasan.” Ujar Budhis. Secara khusus, menurutnya negara harus menyiapkan data pilah bagi perempuan yang terpapar virus Covid-19.

Organisasi Agama Harus Inisiasi Perlindungan Perempuan

Sementara jika membincang ajaran profetik dalam situasi pandemi ini, Ufi Ulfiah dari Lakpesdam PBNU yang juga hadir dalam webinar sebagai penanggap, memberikan kesan bahwa agama baik dalam rupa spiritualitas maupun organisasi menunjukkan peran yang responsif.

“Ada konsep kepasrahan dari situasi pandemi ini. Kepasrahan terhadap kehendak dari yang transenden. Ketahanan yang saat ini dibangun berasal dari konsepsi penerimaan kita terhadap kehendak Tuhan”. Ufi mengingatkan konsep kepasrahan sebagai bagian krusial dalam membangun ketahanan diri, keluarga dan komunitas.

Spiritualitas bagi Ufi juga dimaknai dalam bentuk kepercayaan terhadap lembaga-lembaga agama. Peran agama menurutnya penting dengan sudah menerbitkan kebijakan-kebijakan yang berkaitan dengan strategi membangun pertahanan diri umat dan komunitas.

Kalau seandainya lembaga agama tidak menerbitkan kebijakan responsif, menurut Ufi akan terjadi kekacauan karena masyarakat tidak hanya bisa bersandar kepada negara. Hal ini disambut dengan kepatuhan umat terhadap himbauan lembaga-lembaga agama.

“Organisasi-organisasi agama juga menginisiasi pandangan kebutuhan perlindungan khusus bagi perempuan dalam situasi ini, bahkan jauh sebelum negara menyerukan itu. Meningkatnya kerentanan terhadap perempuan harus dijadikan kesadaran bersama.” tutup Ufi.

Webinar Silaturahmi Kebangsaan Perempuan Lintas Iman ini punya intensi untuk saling menguatkan antar perempuan.  Ada 8 (delapan) perempuan yang tampil sebagai pembicara dengan dua penanggap. Acara ini dimoderatori Makrus Ali (Kepala Unit Kebebasan Beragama/Berkpercayaan dan Inklusi Sosial SATUNAMA) dan diikuti kurang lebih 80 orang secara daring. (Puti Ayu Anandita dan Valerianus B. Jehanu/Editor : A.K. Perdana/SATUNAMA)

Tinggalkan komentar