Satunama.org – Dian Jennie Cahyawati adalah ketua Puanhayati Pusat. Penurunan jumlah warga penghayat dan minimnya kontribusi perempuan atas regenerasi penghayat memantik kegelisahan perempuan kelahiran Surabaya ini. Kegelisahan itu membawa Dian pada tahun 2015 melaksanakan konsolidasi perempuan penghayat kepercayaan di Jawa Timur.
Dian sangat yakin akan pentingnya peran perempuan dan harus adanya organisasi perempuan yang menjadi agen perubahan di internal organsiasi penghayat. Dian punya harapan besar agar perempuan juga turut mendapat penguatan kapasitas dan tidak bersembunyi dibalik identitas kepercayaan mereka. Atas dasar itu kemudian Dian Jenie menginisiasi lahirnya organisasi Puanhayati.
Keuntungan lain yang turut mendorong proses berdirinya Puanhayati karena Dian juga salah satu pengurus di Departemen Perempuan MLKI Pusat. Keuntungan ini membiasakan Dian untuk menajdi narasumber dan memberi penguatan kepada perempuan penghayat. Turun ke berbagai daerah di Indonesia seperti Sumatera Utara, Sulawesi Utara untuk membangun kepercayaan diri puan lainnya dan meyakinkan mereka bahwa penghayat tidak hanya laki-laki. Justru perempuan lah yang akan punya peran besar dalam menjaga kelangsungan organisasi penghayat, khususnya lewat cara-cara memastikan generasi yang lebih percaya diri dan berkualitas.
Dalam upaya ini, diakui Dian tidak sepi tantangan. Awalnya banyak laki- laki yang menganggap bahwa perempuan tidak akan bisa berbuat banyak. Perempuan banyak diragukan. Pum juga Puanhayati diragukan tidak mampu berkembang. Selain diragukan, ada juga tantangan dominasi laki-laki dalam organsiasi penghayat. Meyakinkan tokoh sepuh, dimana tokoh sepuh ini didominasi oleh laki- laki dan berusaha untuk supaya perempuan diberi ruang untuk merasa bertanggungjawab dan ikut mengambil kebijakan akhirnya ditempuh Dian dengan penuh keberanian.
Berani menawarkan pikiran alternatif, khususnya dalam membuka ruang partisipasi bagi perempuan mutlak harus dikerjakan oleh Dian dan para perempuan penghayat lain. Dian mengatakan mengembangkan Puanhayati adalah proses yang butuh nafas panjang dan perjuangan. Tidak pernah tidak optimis ketika menjalankan sebuah tanggung jawab dan yakin bahwa akan mampu melibatkan banyak orang untuk Puanhayati. [Artikel: Puti Ayu Anandita / Editor: Valerianus BJ]
upaya sdri Dian Jenie patut diacungi jempol. ditengah situasi desakan proses agamaisasi yg masif di Indonesia ini masih ada seorg perempuan yg secara gigih berjuang menyebarkan gagasannya utk menempatkan perempuan dlm kasanah penyebaran penghayat kepercayaan. dlm kalangan penghayat kepercayaan itu sebenarnya tak ada pembedaan antara laki-laki dan perempuan. Prdihadapan Tuhan tak ada beda antara dua jenis kelamin itu. Penghayat kepercayaan adalah upaya manusia menghayati kondisi Tuhan. selamat berjuang semoga berhasil.