Matangkan Program Kesehatan Jiwa, SATUNAMA Gelar Workshop Internal

Sleman- Sabtu, 21 Oktober 2017. Tahun 2017 saat momentum perencanaan strategis 20 tahun (2017-2032) SATUNAMA memutuskan untuk memperkuat basis layanannya yang menjadi mandat utama organisasi dengan memutuskan berkontribusi pada isu kesehatan jiwa di Yogyakarta. Untuk mematangkan program kesehatan jiwa, dilaksanakan workshop internal. Bertempat di Kelas Besar, Gedung Hitchma, Balai Latihan, Kompleks Sekretariat SATUNAMA Yogyakarta.

Kepala Departemen Penguatan Masyarakat dan Desa (PMD) SATUNAMA Yogyakarta, Asep Nanda Paramayana, yang ditemui di tempat kegiatan menjelaskan bahwa pematangan program kesehatan jiwa meliputi seluruh aspek yang menjadi syarat-syarat utama berjalannya satu program kesehatan jiwa berbasis masyarakat.

“Workshop ini bertujuan mematangkan konsep program dan teknis operasionalnya, SATUNAMA mengambil peran untuk memperkuat masyarakat dan para pemangku kepentingan dalam pemenuhan hak-hak asasi ODGJ dan ODMK (orang dengan gangguan kejiwaan dan orang dengan masalah kejiwaan –red) dengan mengusung tema besar Kampung Ramah Sehat Jiwa Berbasis Komunitas”, jelas Asep.

Hal senada disampaikan oleh Valentina Wijiyati, pekarya Departemen PMD SATUNAMA Yogyakarta yang juga menjadi fasilitator dalam workshop ini, bahwa pematangan konsep program untuk menjamin mandat-mandat utama yang diampu SATUNAMA dapat terpenuhi.

“SATUNAMA sebagai organisasi masyarakat sipil mengambil peran memperkuat masyarakat dan komunitas agar memiliki kapasitas yang memadai untuk mengelola sumber dayanya sendiri dan bermitra dengan para pemangku kepentingan terkait isu-isu kesehatan jiwa”, terang Wiji.

Mega Dhestiana (depan) saat memfasilitasi sesi diskusi merancang standar prosedur operasional unit layanan Rumah Antara SATUNAMA. Kelas Besar Balai Latihan SATUNAMA (21/10). (Foto : Prabu Ayunda Sora_SATUNAMA).

Untuk menjalankan program, salah satu upaya yang dirintis adalah pembangunan unit layanan kesehatan jiwa dengan konsep Rumah Antara, sebagaimana yang disampaikan oleh Mega Dhestiana, bahwa rumah antara lebih menjamin penguatan komunitas, tidak menciptakan ketergantungan baru.

“Konsepnya Rumah Antara, unit yang menjalankan pelayanan medis, psikis, farmakologis, dan psikososial, yang kita perkuat memang konsentrasi pada kegiatan-kegiatan yang memberdayakan dan memperkuat kapasitas keluarga, lingkungan, dan masyarakat di mana ODGJ tinggal, jadi sumberdaya utamanya, ya keluarga dan lingkungannya, ini menjamin kemandirian dan ketangguhan, selebihnya dapat bermitra dengan para pemangku kepentingan”, terang Mega yang berprofesi sebagai dokter kejiwaan di salah satu rumah sakit di Jawa Tengah yang juga sudah terlibat sejak awal rintisan program kesehatan jiwa SATUNAMA sebagai relawan.

Mega menambahkan, bahwa aspek teknis lainnya yang dirancang dalam workshop ini adalah terkait dengan standar prosedur operasional Rumah Antara yang menjadi dasar bagi kebutuhan penyusunan struktur unit layanan dan analisa kebutuhan personalia.

“Yang penting untuk dirancang dengan matang soal standar prosedur operasionalnya, karena struktur unit layanan dan analisa kebutuhan personalia mendasarkan pada standar prosedur operasional itu”, jelas Mega.

Asep menjelaskan, bahwa program kesehatan jiwa dalam masa pengembangan dan pematangan konsep program yang berdurasi 5 tahun ini dilekatkan di Departemen PMD, selanjutnya akan dibentuk tim khusus oleh Pengurus Yayasan yang akan menjalankan program.

“Tugas Departemen PMD untuk mengembangkan dan mematangkan konsep program untuk durasi 5 tahun ke depan, dan setelah terbangun konsepnya dalam bentuk dokumen kerja akan dikembalikan ke pimpinan yayasan agar dibentuk tim khusus untuk pelaksanaan”, terang Asep. (Berita dan Foto : Prabu Ayunda Sora_SATUNAMA Yogyakarta)

Tinggalkan komentar