Relasi Kuasa Politik Harus Berimbang

Relasi kuasa merupakan hal yang muncul dalam hubungan antar manusia. Tak terkecuali dalam politik. Isu relasi kuasa senantiasa mendasari setiap proses politik dalam tingkat individual dan kelompok. Topik ini menjadi salah satu bahasan di hari pertama Kelas Politik Cerdas Berintegritas (PCB) Provinsi Sumatera Utara, Senin (7/8) di Emerald Garden International Hotel, Medan.

Relasi kuasa merupakan esensi dari berpolitik. Sementara politik merupakan sebuah alat untuk mengadakan keadilan dan kesejahteraan. Idealnya, dalam relasi kuasa terdapat negosiasi dan perimbangan.

“Misalnya ada dua orang memperebutkan 100 apel. Tidak mesti pembagiannya 50:50. Bisa saja 1 orang dapat 75, yang 1 dapat 25. Karena kebutuhannya mungkin berbeda. Di partai juga relasi kuasa ini sangat kencang. Tetapi relitanya sering kali tidak berimbang, sehingga terjadi gap. Ada banyak sekali isu atau arena yang berkaitan.” Ujar Dr. Mada Sukmajati, salah satu narasumber di hari pertama.

Mada kemudian mengambil contoh soal isu gender. Dalam pandangannya, sebelum ada affirmative action situasinya terasa tidak adil karena dianggap menguntungkan laki-laki. Affirmative action diberlakukan untuk membantu perempuan mendapat haknya agar menjadi lebih adil.

“30% kepengurusan parpol itu harus dipegang perempuan. Di UU Pemilu juga didorong perempuan dalam proses pencalonan. Ini merupakan momentum bagi anda yang perempuan untuk berkarya. Jadi soal gender ini menjadi relasi kuasa juga. Selama ini politik dianggap terlalu maskulin.” Kata Mada.

Contoh yang lain misalnya tua dan muda. Orang muda kadang disepelekan. Banyak masyarakat menganggap yang tua lebih baik dari yang muda. “Padahal misalnya kalau kita lihat, yang tua kebanyakan tidak bisa mengakses teknologi. Artinya, informasi justru didapat lebih banyak oleh yang muda. Meskipun yang tua lebih berpengalaman.” Kata Dosen Fisipol UGM seraya menambahkan bahwa masih banyak contoh isu lain yang terkait dengan relasi kuasa. Misalnya soal mayoritas dan minoritas,

Mada kemudian juga menggarisbawahi soal sumber daya yang dimiliki seseorang, khususnya politisi. Sumber daya bukan hanya uang tapi bisa informasi atau networking. Meskipun seseorang tidak terlalu memiliki sumber daya dana, tapi jika punya pertemanan luas atau informasi mendalam akan sangat membantu.

“Anda perlu sadar sumber daya anda. Optimalkan. Sumber daya ini penting karena menentukan kepentingan kita dengan orang lain. Kerapian anda pun bisa digunakan sebagai sumber daya anda dari segi pembawaan. Jadi anda jika mahasiswa nanti ikuti kegiatan mahasiswa. Syukur-syukur bisa aktif di partai politik.” Saran Mada kepada para peserta kelas siswa.

Relasi kuasa menjadi penting untuk diketahui para peserta Kelas PCB sebagai salah satu pengetahuan dalam dunia politik. Anak-anak muda peserta PCB disiapkan menjadi aktor politik masa depan yang memiliki integritas dan kecerdasan dalam mengolah setiap potensi yang dimilikinya.

“Anda sudah mulai dewasa, artinya anda sadar apa kepentingan anda, sumber daya anda dan cara untuk mengoptimalkan kepentingan anda. Anda juga pandai memakai instrument sehingga kepentingan anda tercapai optimal.” Tambah Mada.

Kelas Politik Cerdas Berintegritas (PCB) Provinsi Sumatera Utara digulirkan sejak Senin (7/8) dan berlangsung hingga Kamis (10/8). Sebanyak 29 peserta yang terbagi dalam dua kelas, siswa (14 orang) dan mahasiswa (15 orang) berproses bersama dua fasilitator, I Gede Edi Purwaka dan Triwahyu KH. (A.K. Perdana/Foto-foto: Izzul Albab dan Valerianus B. Jehanu/SATUNAMA)

Tinggalkan komentar