Hampir Tidak Ada Partai Kader di Indonesia

Kelas Politik Cerdas Berintegritas (PCB) Provinsi Sulawesi Selatan mulai digulirkan sejak Senin (24/7). Kegiatan diadakan di Novotel Makassar Grand Shayla dan akan berlangsung hingga Kamis (27/7). Sebanyak 28 peserta yang terbagi dalam dua kelas, siswa (13 orang) dan mahasiswa (15 orang) berproses bersama dua fasilitator, Insan Kamil dan Nunung Qomariyah dari Yayasan SATUNAMA.

Salah satu topik yang mengemuka pada hari pertama pelaksanaan adalah jenis-jenis partai politik berdasarkan keanggotaan dan orientasinya. Prof. Kacung Marijan dari Universitas Airlangga yang menjadi salah satu narasumber di hari pertama membedah tentang hal ini di depan para peserta mahasiswa.

“Ada partai yang berorientasi pada kader. Ada kebutuhan untuk mengorganisasi dirinya secara internal. Di Indonesia dulunya yang sering disebut partai kader itu Partai Sosialis Indonesia yang didirikan oleh Sutan Sjahrir. Anggotanya sedikit, tapi punya kader yang militan. Lalu ada partai massa, yang berorientasi mencari anggota sebanyak-banyak dari luar. Kesulitan partai massa adalah anggotanya banyak tapi sulit mengendalikan. Kemudian yang terakhir adalah partai catch all, gabungan antara partai kader dan partai massa.” Ujar beliau.

“Karena kecenderungan partai di Indonesia yang jenisnya massa/catch all itulah maka floating keanggotaan partai menjadi cukup tinggi. Orang mudah berpindah-pindah dari satu partai ke partai lain.” Kata Kacung Marijan.

Sementara salah satu fungsi partai politik, khususnya untuk partai yang berorientasi pada pengembangan ideologi adalah sebagai alat untuk sosialisasi politik, agar masyarakat tahu gagasan utama partai tersebut. Rekrutmen parpol kemudian harus dilakukan untuk menyediakan figur-figur kader partai, calon kepala daerah atau calon anggota DPR.

“Di Indonesia sekarang ini seolah tak ada partai kader. Hampir semua partai lebih condong ke partai jenis massa dan catch all. Sekarang hampir semua partai melakukan proses kaderisasi tetapi tujuannya untuk memperoleh suara sebanyak-banyaknya.” demikian guru besar ilmu politik UNAIR.

Pembahasan mengenai jenis-jenis partai politik berdasarkan keanggotaan dan orientasinya diharapkan dapat memperkaya pemahaman para peserta PCB Madya Sulawesi Selatan sebagai orang-orang yang dipersiapkan sebagai calon politisi masa mendatang.

Kelas PCB Madya merupakan kelanjutan dari Kelas PCB Pratama yang telah dilaksanakan tahun 2016 di 9 provinsi yaitu Daerah Istimewa Aceh, Sumatera Utara, Kepulauan Riau, Banten, DKI Jakarta, Jawa Timur, Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan dan Papua Barat.

Secara umum, Kelas PCB Madya bertujuan memberikan pengetahuan dan ketrampilan dasar untuk menjadi politisi yang cerdas dan berintegritas. Program pembelajaran ini dirancang untuk mempersiapkan generasi baru politik bergabung dengan partai politik di masing-masing wilayah. (A.K. Perdana/Foto-foto: Bima Sakti dan Makrus Ali/SATUNAMA)

Tinggalkan komentar