Membongkar Akar Kekerasan Seksual

Kerangka Acuan

BERANDA PEREMPUAN #4

“Membongkar Akar Kekerasan Seksual”

Yogyakarta, 31 Mei 2016

Satunama.org – Berjalan sejauh 1 kilometer dari sekolah untuk sampai rumah menjadi hal yang biasa bagi siswi kelas VII SMP di Kecamatan Padang Ulak Tanding (PUT) Bengkulu. Pada tanggal 2 April 2016 menjadi hari yang nahas baginya. Saat pulang dari sekolah ia dihadang oleh 14 laki-laki yang sedang keadaan mabuk, ia pun diperkosa secara bergiliran dengan keadaan kaki dan tangannya diikat kemudian lehernya dicekik.

Sejak kasus tersebut terekspos di media, YY menjadi sorotan. Banyak masyarakat yang menghujat bahwa perlakuan 14 laki-laki itu tidak manusiawi. Setelah diperkosa secara bergiliran, mereka membunuh YY. Sejak itu juga banyak kasus pemerkosaan yang terungkap dan terekspos di media.

Beberapa pihak menyayangkan atas maraknya kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak. Salah satunya Komisi Nasional Kekerasan terhadap Perempuan (Komnas Perempuan), mereka menyayangkan karena setiap tahunnya Komnas Perempuan menerbitkan catatan akhir tahun yang berisi kasus kekerasan terhadap perempuan. Namun catatan yang memuat fenomena kekerasan terhadap perempuan tiap tahunnya tidak dijadikan langkah pengambilan kebijakan pemerintah untuk meminimalisir kekerasan terhadap perempuan.

Kasus YY menjadi momentum untuk mengevaluasi terhadap aturan yang ada saat ini. Komnas Perempuan seperti yang dilangsir dalam pemberitaan news.okezone.com pada 4 Mei 2016, meminta pemerintah untuk menerbitkan Undang-Undang penghapusan Kekerasan Seksual. Karena UU yang ada baru bisa melindungi 3-5 jenis kekerasan seksual, sementara banyak bentuk kekerasan seksual lain yang belum diatur dan dilindungi aturan. Menurut catatan komnas perempuan, pada tahun 2015, setiap dua jam sekali tiga perempuan menjadi korban kekerasan seksual dengan 15 jenis kekerasan.

Dalam catatan tahunan Komnas Perempuan tahun 2016, ditemukan bahwa kasus kekerasan seksual menempati peringkat kedua di ranah personal dan peringkat pertama di ranah komunitas. Di ranah personal kekerasan seksual naik satu peringkat dari peringkat ketiga dalam cataan tahunan 2015. Kekerasan dalam bentuk perkosaan sebanyak 72% atau 2.399 kasus, pencabulan sebanyak 18% atau 601 kasus, dan pelecehan seksual sebesar 5% atau 16 kasus.
Banyaknya kasus kekerasan seksual, kekerasan terhadap perempuan dan anak membuat kita bertanya-tanya tentang apa penyebab utamanya. Melihat kasus YY, Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Asrorun Niam menilai bahwa penyebab kekerasan yang dialami oleh YY adalah karena minuman keras. Ia menilai faktor pemicu utama adalah minuman keras alcohol. Baginya, induk dari kejahatan dan selalu mengancam kelompok paling rentan adalah minuman keras.

Dari statemen KPAI, minuman keraslah yang menyebabkan 14 laki-laki memperkosa YY secara bergantian. Untuk menghilangkan jejak, YY kemudian dibunuh. Namun wakil ketua Komnas Perempuan, Yuniyanti Chuzaifah menyesalkan pernyataan-pernyataan yang menurutnya menyederhanakan masalah pada isu minuman keras yang kemudian disikapi dengan pendekatan moral. Baginya, minuman keras menjadi pemantik yang memperparah tindakan mereka dan tidak menjadi penyebab utamanya.

Penilaian lain diberikan oleh Perempuan Mahardika yang dilansir di laman liputan6.com, penyebab kasus kekerasan seksual dalam hal ini adalah kasusnya YY. Sekretaris Nasional Perempuan Mahardika, Mutiara Pratiwi menyebu akar dari pelecehan yang kerap menimpa perempuan atau anak perempuan terjadi akibat budaya patriarki yang mendarah daging di Indonesia. baginya, pola pikir masyarakat yang tumbuh dengan bdaya patriarkhi cenderung menganggap perempuan sebagai objek yang tidak punya kuasa atas diri sendiri.

Diskusi Beranda Perempuan#4 Yayasan SATUNAMA dan Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Yogyakarta, serta Lembaga Pers Mahasiswa Himmah Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta mengangkat topik “Membongkar Akar Kekerasan Seksual”.

Diskusi akan diselenggarakan:

Hari&tanggal             : Selasa, 31 Mei 2016

Pukul                          : 19.00 WIB- selesai

Tempat                       : Kantin Fakultas Teknik Industri UII Jl. Kaliurang Km. 14,5

Moderator                 : Nur Sholikhin (Yayasan SATUNAMA)

Narasumber              :

  1. Anastasia Kiki (Jaringan Perempuan Yogyakara)

Bagaimana membongkar akar penyebab kekerasan seksual?

  1. Adilia Tri

Mengapa kekerasan seksual terus berulang?

  1. Bambang Muryanto (Jurnalis Jakarta Post dan Dewan Etik AJI Yogyakarta)

Bagaimana seharusnya memberitakan kekerasan seksual?

 

Narahubung

Konfirmasi kehadiran silakan dikirimkan melalui surel ke nursholikhin14@gmail.com atau SMS ke nomor 089636763926

Beranda Perempuan iv

Tinggalkan komentar