Menata Kota Yang Manusiawi

Judul buku          : Perencanaan Pembangunan Kota dan Perubahan Paradigma
Penulis                 : Drs.Paulus Hariyono, M.T.
Penerbit               : Yogyakarta , PUSTAKA PELAJAR ; 2010
Ukuran buku       : 15,5 x 23 cm
Jumlah hal.          : xvi + 272 hal
Koleksi                  : Perpustakaan  Yayasan  SATUNAMA Yogyakarta .

Indonesia yang dikenal dengan wilayahnya yang luas masih memiliki beberapa masalah. Diantaranya adalah masalah pembangunan kota dan perencanaannya. Memang beberapa tahun terakhir ada pakar yang menyebut beberapa kota mulai ditata dengan baik, misalnya Kota Solo dan Kota Surabaya. Tetapi umumnya kota-kota di Indonesia berkembang seperti tak terkendali, dan tidak jelas arah dan wajahnya. Dan yang lebih sering terjadi adalah masyarakat Indonesia hanya bisa mengagumi kondisi kota-kota di luar negeri, khususnya kota-kota yang sedang maju dengan negaranya yang maju pula, seperti kota-kota di China, Singapura dan Kuala Lumpur.

Secara garis besar, buku Perencanaan Pembangunan Kota dan Perubahan ini dibagi menjadi tiga bagian. Bagian pertama mengupas tentang pengertian perencanaan pembangunan kota dan sejarahnya di Indonesia. Bagian kedua menyajikan perubahan paradigma dan teori pembangunan kota sehubungan dengan perubahan sistem politik di Indonesia, dilengkapi dengan teori kota baru. Bagian ketiga membahas tentang strategi kasus perencanaan pembangunan kota, dengan mengambil kasus kota Semarang, Batam, Yogyakarta dan Singapura, serta komparasi strategi perencanaan pembangunan kota Yogyakarta dan Singapura.

Terkait dengan tema aglomerasi, dalam buku ini dibahas dalam Bab 8 tentang tema Strategi Pengembangan Yogyakarta Menuju Kota Metropolitan (hal 195-210). Yogyakarta memiliki kondisi yang khas, yaitu lahannya yang terbatas, tetapi pertumbuhan pembangunan berlangsung terus, baik sebagai kota pelajar, kota budaya dan kota pariwisata. Kota Yogyakarta yang dikelilingi dan ditopang oleh empat kabupaten (Kabupaten Sleman di sisi utara, Kabupaten Bantul di sisi selatan, Kabupaten Kulon Progo di sisi barat dan Kabupaten Gunungkidul di sisi timur-tenggara) mengalami perkembangan yang cukup pesat. Perkembangan ini pun akhirnya diikuti oleh pertumbuhan aktivitas perdagangan retail yang cukup banyak. Pembangunan dan keberadaan berbagai pusat perbelanjaan seperti mall bertaburan dan bersaing menggaet pengunjung. Dampak lain adalah keberadaan berbagai perumahan, terutama perumahan kelas menengah dan kelas atas (eksklusif), yang saat ini sudah merambah di lingkungan area daerah penyangga kota/daerah pinggiran.

Pergerakan ekonomi Kota Yogyakarta menonjol pada sektor perdagangan dan pariwisata. Aktivitas perdagangan yang meningkat menimbulkan pergerakan ekonomi pada umumnya dan hal ini membutuhkan akses ruang di ruang cadangan di luar kota, mengikuti titik-titik aktivitas kota. Pergerakan aktivitas ekonomi pada titik tertentu akan diikuti dengan arus dan aktivitas penduduk yang kemudian menetap di suatu tempat tertentu, sehingga melahirkan kawasan aglomerasi (hal 200).

Dengan membaca buku ini kita akan diperkaya dengan pengetahuan tentang bagaimana menata sebuah kota atau daerah dengan manusiawi dan sesuai dengan kebutuhan. Nilai lebih buku ini adalah disampaikan dengan bahasa yang cukup sederhana dan jelas. Tampilan gambar-gambar, tabel dan glosarium, menjadikan pembaca lebih mudah dan jelas memahami pikiran yang disampaikan oleh penulis. Buku ini juga mengilhami pembaca mengenai bagaimana sebaiknya merencanakan dan mengimplementasikan suatu strategi perencanaan pembangunan kota, dengan contoh kasus-kasus yang riil terjadi. “Sekalipun tiap kota masing-masing mempunyai karakter, persoalan, dan cara mengelola sendiri-sendiri, tetapi ada semacam spirit dan soft skill yang dibutuhkan untuk mengelola kota dengan baik… “.

Peresensi : Tatik Sulistyaningsih
Staf Perpustakaan SATUNAMA
Departemen Pengelolaan Pengetahuan Jejaring dan Media
Yayasan SATUNAMA

Tinggalkan komentar