Tor CEFIL Intermediate Civic Education for Future Indonesian Leaders Intermediate Level

Tor CEFIL Intermediate
Civic Education for Future Indonesian Leaders
Intermediate Level

SATUNAMA Training Center, Yogyakarta, Indonesia

Terms of Reference

A. Latarbelakang

Demokrasi adalah seperangkat sistem yang dihasilkan secara sadar melalui pengetahuan, keterampilan dan komitmen setiap orang (warga negara) untuk mencapai kehidupan bersama yang sejahtera. Oleh karena itu, membangun demokrasi di Indonesia yang selaras dengan konstitusi adalah sebuah bentuk dedikasi warga negara.

Sejalan dengan pemikiran diatas, pasca reformasi, Indonesia tengah melakukan transformasi dan transisi menuju masyarakat demokratis. Tanda-tanda umum masa transisi demokrasi adalah dinamika politik warga negara yang cepat, kompetisi dan konflik di kalangan elite. Jika semua dikelola dengan baik maka dinamika politik warga negara akan menjadi penggerak bagi kuatnya demokrasi di Indonesia. Untuk memperkokoh demokrasi, dinamika politik warga negara perlu dibarengi dengan upaya-upaya yang sistematis untuk membangun sistem sosial – politik dan nilai-nilai yang demokratis. Ada tiga tahapan upaya membangun nilai demokrasi, pertama, pengembangan institusi yang demokratis. Kedua, menciptakan kondisi sosial dan individu-individu yang mendukung terwujudnya demokrasi. Ketiga, mewujudkan struktur sosial dan kultur politik yang demokratis.

Salah satu pelaku atau aktor pendukung tahapan pembangunan nilai demokrasi adalah masyarakat sipil (civil society). Hal ini tercermin berdasarkan visi – misi yang dimiliki organisasi masyarakat sipil (civil society organization). Agar visi yang ditegaskan oleh organisasi masyarakat sipil tercapai dan menjadi orientasi dalam kehidupan bernegara maka masyarakat sipil membutuhkan kepemimpinan. Kepemimpinan tersebut adalah kempemimpinan demokratis yang mampu menggerakkan individu dan masyarakat sipil untuk berkomitmen pada nilai-nilai dan penegakkan demokrasi sehingga berpengaruh pada sistem sosial dan politik yang lebih adil.

Dalam konteks ini, pendidikan dianggap sebagai salah satu instrument untuk membangun nilai-nilai demokrasi melalui pembinaan dan pengembangan kapasitas manusia melalui pembelajaran Civic Education for Future Indonesia Leaders (CEFIL), mulai tingkat basic, intermediate dan advance. CEFIL memiliki visi untuk membangun masyarakat sipil yang berorientasi dan mendorong transformasi sosial. Visi merupakan jawaban atas berbagai tantangan kepemimpinan di masa depan Indonesia, yaitu ; (1) pengembangkan karakter kepemimpinan yang memiliki daya tahan, daya juang dan daya tawar untuk menginisiasi transformasi sosial, (2) melahirkan pemimpin masyarakat sipil yang memiliki komitmen untuk melindungi hak-hak minoritas, (3) pengembangkan kepemimpinan masyarakat sipil yang berorientasi pada citizen rights, (4) pembangunan kesadaran pemimpin untuk mampu belajar pada kearifan sejarah bangsa.

Sedangkan isu strategis yang dimunculkan dalam pelatihan adalah masa depan pemimpin masyarakat sipil dalam kekuasaan politik, bidang sosial-ekonomi dan budaya. Semua isu ini dikemas dalam diskusi (ahli, kelompok dan pleno), analisis dan pengembangan agenda aksi sebagai gerakan alternatif untuk pemberdayaan masyarakat.

Secara khusus CEFIL ditujukan bagi aktivis organisasi masyarakat sipil, dengan harapan supaya para partisipan nantinya mampu memberikan wahana yang subur bagi munculnya pemimpin yang mempunyai orientasi pada masyarakat sipil, memiliki kualitas yang handal, serta memiliki kemampuan pengorganisasian yang memadai untuk melakukan dan mengelola perubahan.

Pada pelatihan Intermediate CEFIL, partisipan bersama dengan fasilitator akan mengembangkan kapasitas dalam pemahaman dan ketrampilan materi tentang :

Masa depan kepemimpinan masyarakat sipil dalam kekuasaan politik dengan materi utama : 
•Legislasi
•Sistem pemilu dan kepartaian

Masa depan kepemimpinan masyarakat sipil dalam bidang sosial – ekonomi dengan materi utama :
•Hak asasi dan kritik atas proses pembangunan
•Keadilan ekologis

Masa depan kepemimpinan masyarakat sipil dalam bidang sosial – budaya dengan materi utama : 
•Konflik : analisis dan strategi resolusi konflik
•Kesadaran bermedia massa untuk pemberdayaan dan transformasi sosial

B. Tujuan

Tujuan dari pelatihan CEFIL adalah menciptakan pemimpin masyarakat sipil yang mampu mendorong transformasi sosial, dengan menggunakan paradigma penguatan kepemimpinan masyarakat sipil yang kontekstual dengan situasi dan kebutuhan perubahan.

Tujuan dari pelatihan CEFIL level intermediate adalah :
1.Membangkitkan kesadaran partisipan untuk merealisasikan kepemimpinan yang berpihak pada kemanusiaan
2.Meningkatkan pengetahuan yang berkaitan dengan penentuan langkah strategis dalam kepemimpinan.
3.Meningkatkan kemampuan dan keterampilan dalam pengembangan jaringan gerakan (organisasi) alternative

C. Metode Pelatihan

Pelatihan dilaksanakan dengan metode pembelajaran orang dewasa dan bersifat partisipatoris. Metode yang digunakan meliputi dialog interaktif, curah pendapat, kerja kelompok, game, role play, studi kasus, dsb. Setiap partisipan diharapkan untuk menyumbangkan ide, gagasan, kritik, pendapat dan refleksinya atas pengalaman mereka. Input, refleksi, dan diskusi merupakan bagian integral dari seluruh proses pelatihan.

D. Fasilitator dan Narasumber

1. Team Fasilitator : Tim SATUNAMA Metta Yantanny Kusummiddanal Khusna
2. Narasumber :
Ichsan Malik (Titian Perdamaian, Dosen UI)
Eva Sundari (Legislator DPRRI)
Siti Maimunah (Sekjend JATAM)
Revrisond Baswier (Dosen FE-UGM, Aktifis)
Emmanuel Subangun (Yayasan Alocita, penulis, dosen)
Lexy Junior Rambadeta (Offstream)
Teater Garasi

F. Kriteria partisipan :
Usia 25 – 40 tahun
Pendidikan minimal SLTA
Pengalaman memimpin dalam sebuah organisasi selama minimal 2 tahun. (tidak harus seorang pimpinan lembaga atau ketua organisasi)
Mendapat rekomendasi dari organisasinya
Bila calon partisipan berasal dari organisasi non formal (misal : paguyuban, forum masyarakat, forum keagamaan, lembaga adat, kelompok tani, dll) maka yang bersangkutan harus mendapat rekomendasi dari 2 organisasi selain organisasinya.
Tidak tersangkut dalam tindak pidana pelanggaran HAM
Sehat jasmani dan rohani
Mengisi lengkap seluruh formulir pendaftaran
Membuat tulisan:
•250-500 kata
•Tema : analisis kepemimpinan masyarakat sipil dalam menghadapi permasalahan di tingkat lokal (berdasarkan isu/sektor yang menjadi kepedulian calon peserta)
Bersedia mengikuti seluruh proses.
Perempuan didorong untuk mendaftarkan diri dalam pelatihan ini.
Difabel didorong untuk mendaftarkan diri dalam pelatihan ini.

G. Administrasi
Partisipan diharapkan berkontribusi sesuai kemampuan lembaga.
Biaya kesehatan dan biaya transportasi dari dan ke SATUNAMA ditanggung sendiri oleh partisipan.

H. Fasilitas yang disediakan :
1.Lokasi pelatihan yang nyaman, aman dan mendukung suasana belajar
2.Ruang kelas yang nyaman dan peralatan yang lengkap
3.Penginapan dengan kamar (2–4 orang / kamar)
4.Makan 3 x dan snack 2 x selama pelatihan
5.Training Kit
6.Sertifikat
7.Alat rekreasi (pingpong, alat musik, film/VCD)

I. Waktu pelaksanaan:
Pelatihan ini akan dilaksanakan pada 9 – 14 Oktober 2010
Kelas dilaksanakan dari pukul 08.00 – 17.30 WIB, dan sesi malam pkl. 19.30 – 22.30 WIB.
Batas pendaftaran pada tanggal 4 September 2010. Hasil seleksi akan diumumkan pada tanggal 27 September 2010.

Untuk mendapatkan informasi lebih lengkap, silahkan menghubungi :

Divisi Capacity Building
SATUNAMA
Jl. Sambisari No. 99, Duwet, Sendangadi, Mlati, Sleman, Yogyakarta 55285
Telp : 0274 – 867 745, 867 746, 867 747, ext.200; Fax : 0274 – 869 044. ext. 200,201
CP : Metta Yanti dan Sana Unlailli
email : to : training@satunama.org

Tor CEFIL Intermediate
Civic Education for Future Indonesian Leaders
Intermediate Level

SATUNAMA Training Center, Yogyakarta, Indonesia

Terms of Reference

A. Latarbelakang

Demokrasi adalah seperangkat sistem yang dihasilkan secara sadar melalui pengetahuan, keterampilan dan komitmen setiap orang (warga negara) untuk mencapai kehidupan bersama yang sejahtera. Oleh karena itu, membangun demokrasi di Indonesia yang selaras dengan konstitusi adalah sebuah bentuk dedikasi warga negara.

Sejalan dengan pemikiran diatas, pasca reformasi, Indonesia tengah melakukan transformasi dan transisi menuju masyarakat demokratis. Tanda-tanda umum masa transisi demokrasi adalah dinamika politik warga negara yang cepat, kompetisi dan konflik di kalangan elite. Jika semua dikelola dengan baik maka dinamika politik warga negara akan menjadi penggerak bagi kuatnya demokrasi di Indonesia. Untuk memperkokoh demokrasi, dinamika politik warga negara perlu dibarengi dengan upaya-upaya yang sistematis untuk membangun sistem sosial – politik dan nilai-nilai yang demokratis. Ada tiga tahapan upaya membangun nilai demokrasi, pertama, pengembangan institusi yang demokratis. Kedua, menciptakan kondisi sosial dan individu-individu yang mendukung terwujudnya demokrasi. Ketiga, mewujudkan struktur sosial dan kultur politik yang demokratis.

Salah satu pelaku atau aktor pendukung tahapan pembangunan nilai demokrasi adalah masyarakat sipil (civil society). Hal ini tercermin berdasarkan visi – misi yang dimiliki organisasi masyarakat sipil (civil society organization). Agar visi yang ditegaskan oleh organisasi masyarakat sipil tercapai dan menjadi orientasi dalam kehidupan bernegara maka masyarakat sipil membutuhkan kepemimpinan. Kepemimpinan tersebut adalah kempemimpinan demokratis yang mampu menggerakkan individu dan masyarakat sipil untuk berkomitmen pada nilai-nilai dan penegakkan demokrasi sehingga berpengaruh pada sistem sosial dan politik yang lebih adil.

Dalam konteks ini, pendidikan dianggap sebagai salah satu instrument untuk membangun nilai-nilai demokrasi melalui pembinaan dan pengembangan kapasitas manusia melalui pembelajaran Civic Education for Future Indonesia Leaders (CEFIL), mulai tingkat basic, intermediate dan advance. CEFIL memiliki visi untuk membangun masyarakat sipil yang berorientasi dan mendorong transformasi sosial. Visi merupakan jawaban atas berbagai tantangan kepemimpinan di masa depan Indonesia, yaitu ; (1) pengembangkan karakter kepemimpinan yang memiliki daya tahan, daya juang dan daya tawar untuk menginisiasi transformasi sosial, (2) melahirkan pemimpin masyarakat sipil yang memiliki komitmen untuk melindungi hak-hak minoritas, (3) pengembangkan kepemimpinan masyarakat sipil yang berorientasi pada citizen rights, (4) pembangunan kesadaran pemimpin untuk mampu belajar pada kearifan sejarah bangsa.

Sedangkan isu strategis yang dimunculkan dalam pelatihan adalah masa depan pemimpin masyarakat sipil dalam kekuasaan politik, bidang sosial-ekonomi dan budaya. Semua isu ini dikemas dalam diskusi (ahli, kelompok dan pleno), analisis dan pengembangan agenda aksi sebagai gerakan alternatif untuk pemberdayaan masyarakat.

Secara khusus CEFIL ditujukan bagi aktivis organisasi masyarakat sipil, dengan harapan supaya para partisipan nantinya mampu memberikan wahana yang subur bagi munculnya pemimpin yang mempunyai orientasi pada masyarakat sipil, memiliki kualitas yang handal, serta memiliki kemampuan pengorganisasian yang memadai untuk melakukan dan mengelola perubahan.

Pada pelatihan Intermediate CEFIL, partisipan bersama dengan fasilitator akan mengembangkan kapasitas dalam pemahaman dan ketrampilan materi tentang :

Masa depan kepemimpinan masyarakat sipil dalam kekuasaan politik dengan materi utama : 
•Legislasi
•Sistem pemilu dan kepartaian

Masa depan kepemimpinan masyarakat sipil dalam bidang sosial – ekonomi dengan materi utama :
•Hak asasi dan kritik atas proses pembangunan
•Keadilan ekologis

Masa depan kepemimpinan masyarakat sipil dalam bidang sosial – budaya dengan materi utama : 
•Konflik : analisis dan strategi resolusi konflik
•Kesadaran bermedia massa untuk pemberdayaan dan transformasi sosial

B. Tujuan

Tujuan dari pelatihan CEFIL adalah menciptakan pemimpin masyarakat sipil yang mampu mendorong transformasi sosial, dengan menggunakan paradigma penguatan kepemimpinan masyarakat sipil yang kontekstual dengan situasi dan kebutuhan perubahan.

Tujuan dari pelatihan CEFIL level intermediate adalah :
1.Membangkitkan kesadaran partisipan untuk merealisasikan kepemimpinan yang berpihak pada kemanusiaan
2.Meningkatkan pengetahuan yang berkaitan dengan penentuan langkah strategis dalam kepemimpinan.
3.Meningkatkan kemampuan dan keterampilan dalam pengembangan jaringan gerakan (organisasi) alternative

C. Metode Pelatihan

Pelatihan dilaksanakan dengan metode pembelajaran orang dewasa dan bersifat partisipatoris. Metode yang digunakan meliputi dialog interaktif, curah pendapat, kerja kelompok, game, role play, studi kasus, dsb. Setiap partisipan diharapkan untuk menyumbangkan ide, gagasan, kritik, pendapat dan refleksinya atas pengalaman mereka. Input, refleksi, dan diskusi merupakan bagian integral dari seluruh proses pelatihan.

D. Fasilitator dan Narasumber

1. Team Fasilitator : Tim SATUNAMA Metta Yantanny Kusummiddanal Khusna
2. Narasumber :
Ichsan Malik (Titian Perdamaian, Dosen UI)
Eva Sundari (Legislator DPRRI)
Siti Maimunah (Sekjend JATAM)
Revrisond Baswier (Dosen FE-UGM, Aktifis)
Emmanuel Subangun (Yayasan Alocita, penulis, dosen)
Lexy Junior Rambadeta (Offstream)
Teater Garasi

F. Kriteria partisipan :
Usia 25 – 40 tahun
Pendidikan minimal SLTA
Pengalaman memimpin dalam sebuah organisasi selama minimal 2 tahun. (tidak harus seorang pimpinan lembaga atau ketua organisasi)
Mendapat rekomendasi dari organisasinya
Bila calon partisipan berasal dari organisasi non formal (misal : paguyuban, forum masyarakat, forum keagamaan, lembaga adat, kelompok tani, dll) maka yang bersangkutan harus mendapat rekomendasi dari 2 organisasi selain organisasinya.
Tidak tersangkut dalam tindak pidana pelanggaran HAM
Sehat jasmani dan rohani
Mengisi lengkap seluruh formulir pendaftaran
Membuat tulisan:
•250-500 kata
•Tema : analisis kepemimpinan masyarakat sipil dalam menghadapi permasalahan di tingkat lokal (berdasarkan isu/sektor yang menjadi kepedulian calon peserta)
Bersedia mengikuti seluruh proses.
Perempuan didorong untuk mendaftarkan diri dalam pelatihan ini.
Difabel didorong untuk mendaftarkan diri dalam pelatihan ini.

G. Administrasi
Partisipan diharapkan berkontribusi sesuai kemampuan lembaga.
Biaya kesehatan dan biaya transportasi dari dan ke SATUNAMA ditanggung sendiri oleh partisipan.

H. Fasilitas yang disediakan :
1.Lokasi pelatihan yang nyaman, aman dan mendukung suasana belajar
2.Ruang kelas yang nyaman dan peralatan yang lengkap
3.Penginapan dengan kamar (2–4 orang / kamar)
4.Makan 3 x dan snack 2 x selama pelatihan
5.Training Kit
6.Sertifikat
7.Alat rekreasi (pingpong, alat musik, film/VCD)

I. Waktu pelaksanaan:
Pelatihan ini akan dilaksanakan pada 9 – 14 Oktober 2010
Kelas dilaksanakan dari pukul 08.00 – 17.30 WIB, dan sesi malam pkl. 19.30 – 22.30 WIB.
Batas pendaftaran pada tanggal 4 September 2010. Hasil seleksi akan diumumkan pada tanggal 27 September 2010.

Untuk mendapatkan informasi lebih lengkap, silahkan menghubungi :

Divisi Capacity Building
SATUNAMA
Jl. Sambisari No. 99, Duwet, Sendangadi, Mlati, Sleman, Yogyakarta 55285
Telp : 0274 – 867 745, 867 746, 867 747, ext.200; Fax : 0274 – 869 044. ext. 200,201
CP : Metta Yanti dan Sana Unlailli
email : to : training@satunama.org

Tinggalkan komentar