Prinsip Transparansi Menjadi Pendukung Keberhasilan Program

Pelatihan Kerja PNPM Kabupaten Teluk Bintuni :
“Prinsip Transparansi Menjadi Pendukung Keberhasilan Program“

Satunama.org – Studi banding menjadi salah satu agenda kegiatan Pelatihan Kerja PNPM Kabupaten Teluk Bintuni di SATUNAMA. Studi Banding ini dilakukan pada hari Jumat-Sabtu, tanggal 28-29 November 2014 di Desa Sumbermulyo, Kecamatan Bambanglipuro, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Setelah melakukan studi banding selama dua hari tersebut partisipan Pelatihan Kerja PNPM oleh Balai Latihan SATUNAMA mempresentasikan hasil pembelajaran yang diperoleh.

Dalam presentasi kelompok dan diskusi yang dipandu oleh Bapak Budi Susilo selaku fasilitator pelatihan, secara umum partisipan mengatakan tidak ada kesulitan dalam studi banding karena ada pendamping dari Desa Sumbermulyo. Banyak catatan menarik dari studi banding yang dapat menjadi bekal para partisipan untuk diaplikasikan di kampung mereka, Kecamatan Weriagar, Kabupaten Teluk Bintuni, Provinsi Papua Barat.

Dari hasil presentasi semua kelompok dapat disimpulkan bahwa keterlibatan aktif masyarakat dalam berbagai kegiatan menjadi penentu keberhasilan program atau kegiatan di Desa Sumbermulyo. Menurut partisipan, hal sebaliknya terjadi di Kecamatan Weriagar. Di Kecamatan Weriagar, kerjasama antar desa/kampung masih sulit dilakukan karena belum adanya musyawarah bersama. Bapak Budi Susilo menyampaikan kesimpulan tentang beberapa pembelajaran studi lapangan antara lain (1) pentingnya musyawarah antar desa, (2) adanya integrasi antar kegiatan tetapi tidak tumpang tindih, (3) belajar untuk mau membuka diri untuk pihak lain, (4) pentingnya sosialisasi program dalam bentuk informasi sehingga diketahui banyak orang, serta (5) pentingnya dokumentasi dan arsip yang baik.
Merancang kampung masa depan

Materi lanjutan pelatihan kerja PNPM ini adalah merancang kampung masa depan. Beberapa faktor penting dalam merancang kampung masa depan antara lain : ketersediaan waktu, ketersediaan dana, rumusan tujuan, dan tersedianya prosedur /mekanisme. Sebagai langkah awal perencanaan, partisipan dikelompokkan sesuai dengan kampung masing-masing, lalu mendapat tugas menggambarkan peta kampung mereka dan potensi sumber daya yang ada. Seluruh partisipan antusias menampilkan gambar kampungnya dengan gambar yang rapi dan penuh warna . Terlihat begitu banyak potensi sumber daya alam di Kecamatan Weriagar. Sumber daya alam yang paling banyak mempengaruhi kehidupan masyarakat di sana adalah hasil laut (udang,kepiting, dan ikan) serta tanaman nipah, sagu, dan bakau. Sebagian besar sumber daya alam itu dikonsumsi dan sebagian lagi dijual. Bapak Donald, Camat Weriagar mengatakan bahwa sebenarnya sumber daya alam di Kecamatan Weriagar begitu luar biasa, namun masyarakat masih kesulitan untuk memasarkannya karena akses tranportasi yang sangat mahal.

Dari hasil pemetaan ini, partisipan diajak untuk merancang kampong masa depan dari potensi yang ada, bukan berawal dari masalah yang dihadapi (jadi lebih berpikir hal yang positif, bukan yang negatif). “Mari kita melihat yang kita punya terlebih dahulu dan mari kita mulai bergerak! Jangan hanya menunggu kegiatan dari pemerintah ataupun investor asing! Jadi, yang kita miliki itulah yang akan kita kembangkan demi kemajuan masyarakat di kampung kita,“ ungkap Bapak Budi. Para partisipan nampak merasa senang mendapat banyak pengetahuan selama sepuluh hari (26 November – 6 Desember 2014) mengikuti pelatihan PNPM di Balai Latihan SATUNAMA Yogyakarta ini.

Ditulis oleh : Tatik Sulityaningsih
Editor : Bima Sakti, Valentina Sri Wijiyati

Tinggalkan komentar