SATUNAMA dan Kaukus Politisi Muda Gelar Sekolah Politisi Perempuan, SDG’s Jadi Fokus Utama

Satunama.org – Kaukus Politisi Muda merupakan sebuah inisiatif yang dilakukan oleh politisi-politisi muda maupun kader politik dalam upaya membangun siklus demokrasi dan politik yang lebih bermartabat di Indonesia. Kaukus Politisi Muda dibentuk dalam wadah Sekolah Politisi Muda (SPM) yang dihelat oleh Yayasan SATUNAMA Yogyakarta melalui Program Civilized Politics for Indonesian Democracy (CPID).

CPID merupakan program yang berfokus pada Pendidikan Politik (Political Education) yang dilaksanakan sejak tahun 2015. SPM sendiri telah menghasilkan puluhan alumni politisi muda lintas partai politik di Indonesia selama lima tahun terakhir penyelenggaraannya.

Alumni Sekolah Politisi Muda sebagai subyek utama pembaruan politik di Indonesi,a melalui kiprahnya masing-masing di lingkungan sosial dan politiknya, didorong untuk membuat terobosan dalam melakukan pembaruan partai politik dan promosi berbagai isu yang relevan dengan guliran pembangunan yang setara semartabat.

Dewasa ini, sumber rujukan pembangunan di berbagai negara mengarah kepada Sustainable Development Goals atau Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. SDG’s dirangkai dengan tujuan untuk mencapai kehidupan yang lebih baik dan berkalanjutan di masa depan  untuk seluruh warga dunia. Oleh karenanya, tidak berlebihan jika para kader politik, khususnya mereka yang merupakan alumni SPM pun layak memahami lebih dalam tentang SDGs.

Sustainable Development Goals yang menjadi komitmen global dipandang perlu dijadikan salah satu rujukan utama bagi pengembangan dan pembuatan kebijakan publik yang dimotori oleh partai politik melalui kader mereka. Target SDGs seperti kesetaraan gender dan perubahan lingkungan merupakan indikator-indikator utama dalam membangun konstituen dalam rangka mewujudkan demokrasi yang lebih beradab (civilized politics).

SATUNAMA pun berinisiatif menghelat Konsolidasi Kaukus Politisi Muda di wilayah Jawa Timur, D.I. Yogyakarta, Sulawesi Selatan, dan Lampung. Untuk wilayah D.I. Yogyakarta, Konsolidasi dihelat dalam bentuk Sekolah Politisi Perempuan dan dilaksanakan pada Rabu-Kamis, 2-3 Juni 2021 di Yayasan SATUNAMA Yogyakarta.

Peserta Sekolah Politik Perempuan didorong untuk mengkonsolidasikan gagasan alumni SPM dan Kaukus Politisi Muda tentang Keadilan Gender dan Agenda Politik Politik Perempuan.

“Peserta adalah politisi Perempuan Sekolah Politisi Muda dan tamu undangan dari perwakilan partai politik dan CSO” Ujar Irsad Ade Irawan, pengampu program CPID-SATUNAMA. Irsad kemudian menyebutkan para peserta berasal dari berbagai partai politik antara lain dari Partai Golkar, Partai Kebangkitan Bangsa, Partai Persatuan Pembangunan, Partai Amanat Nasional dan Partai Demokrat. Selain Partai Politik, di undang pula Fayatat NU.

Kegiatan ini juga dilaksanakan berdasarkan pertimbangan bahwa partai politik berperan penting dalam sistem demokrasi yang diterapkan di Indonesia. Konsideran UU No.2 Tahun 2008 tentang Partai Politik sebagaimana diperbarui melalui UU No.2 Tahun 2011 menjelaskan parpol merupakan sarana partisipasi politik masyarakat dalam mengembangkan kehidupan demokrasi untuk menjunjung tinggi kebebasan yang bertanggung jawab. 

Meski demikian, Irsad menyebutkan bahwa peraturan perundang-undang yang mengatur Partai Politik dan Pemilu masih jauh dari kata sempurna. “Kelemahan-kelemahan yang ada dalam UU Partai Politik dan UU Pemilu menyebabkan institusi partai politik menjadi korup, melestarikan oligarki politik, memperkuat elitisme, dan membuat biaya politik menjadi mahal.” Ujar Irsad.  

Hal tersebut menyebabkan tingkat kepercayaan masyarakat terhadap partai politik relatif rendah. Pada 2018, Charta Politika merilis hasil survey tentang kepercayaan publik terhadap partai politik. Hasilnya, 45,8 persen responden menilai partai politik menjadi lembaga yang tidak bisa dipercaya. “Selain itu, juga belum ada aturan yang mewajibkan pelaporan keuangan partai politik secara akuntabel.” Tambah Irsad.

Menurut Irsad, jika konsolidasi di DIY berfokus pada SDGs dan Politik Perempuan, fokus dari Konsolidasi di daerah lain  juga mengarah pada isu yang lebih luas. Misalnya, Pembaruan Partai Politik (Intra-democracy party) dan Pelembagaan Partai Politik menjadi focus utama konsolidasi di Jawa Timur dan Lampung, serta  Perspective Ekologi Politik-Politik Lingkungan dipilih sebagai focus utama konsolidasi di Sulawesi Selatan. Tematik-tematik ini dipilih agar Konsolidasi Kaukus Politisi Muda dapat sekaligus melakukan terobosan dalam merumuskan gagasan Pembaruan Politik dan mempromosikan SDGs khususnya Keadilan Gender dan Perubahan Iklim.

Oleh karena itu, perlu adanya pembaruan Partai Politik dan Sistem Kepartaian di Indonesia. Tugas Partai Politik, pers, masyarakat sipil, dan lembaga advokasi untuk terus mengonsolidasi demokrasi lewat reformasi internal dan eksternal menjadi agenda bersama yang layak dilakukan.

Dalam konteks partai politik, pembaruan sistem kepartaian dapat dimulai dari penguatan intra-party democracy (demokrasi internal partai politik) dan political party institutionalization (pelembagaan partai politik). Institusionalisasi atau pelembagaan merupakan proses pemantapan partai politik dalam aspek struktural dan kultural di mana aspek tersebut terwujud dalam pola perilaku, sikap dan budaya.

Sekolah Politisi Perempuan yang dihelat oleh Yayasan SATUNAMA Yogyakarta memiliki tujuan yang tidak jauh dari agenda tersebut. Salah satunya adalah meningkatkan perspektif, pengetahuan, dan keterampilan alumni SPM tentang Keadilan Gender dalam Politik dan kerja-kerja pengarusutamaan gender dalam kebijakan publik dan pengelolaan partai politik.

Para peserta juga didorong untuk mengkonsolidasikan gagasan alumni SPM dan Kaukus Politisi Muda tentang Keadilan Gender dan Agenda Politik Politik Perempuan serta menyusun Rencana Tindak Lanjut Kaukus Politisi Muda tentang Keadilan Gender dan Politik.

“Alumni Sekolah Politisi Muda sebagai kader partai politik sekaligus motor perubahan, diharapkan mampu membuat terobosan dalam melakukan pembaruan partai politik melalui pendekatan demokrasi internal partai politik, pelembagaan partai politik dan promosi SDGs dalam kebijakan publik” Tutup Irsad. [Penulis: A.K. Perdana/ Editor: Bima Sakti / Foto: A.K. Perdana]

Tinggalkan komentar