Tingkatkan Kapasitas Difabel, SATUNAMA Adakan Pelatihan Psikososial di Mamuju

Satunama.org.- Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat menjadi salah satu wilayah di Indonesia yang mengalami bencana alam gempa bumi pada awal tahun 2021, tepatnya pada 15 Januari 2021. Gempa berkekuatan 6,2 Mw itu terjadi pukul 02.28 WITA, berpusat di 7 km timur laut Majene, Sulawesi Barat dengan kedalaman 10 km. Guncangan gempa dirasakan di sebagian besar bagian barat Pulau Sulawesi.

Gempa yang terjadi memunculkan kerugian-kerugian baik dalam bentuk material maupun non material. Gelombang pengungsian bermobilisasi ke tempat-tempat yang dianggap aman dari ancaman bencana. Aktifitas masyarakat dan kantor-kantor Pemerintah dan Swasta lumpuh. Korban jiwa meninggal dunia dan luka berat maupun ringan mencapai jumlah ratusan dan ribuan

Dampak dari bencana gempa bumi, tidak bisa dianggap sepele. Pemulihan kondisi psikologis masyarakat perlu dilakukan secara menyeluruh, sehingga beban psikologis bisa berkurang dan masyarakat kembali menata hidupnya dengan baik. Di masyarakat, salah satu kelompok rentan yang ikut merasakan dampak dari bencana ini adalah penyandang disabilitas.

Penyandang disabilitas pada umumnya memiliki kondisi keterbatasan dalam mobilitas maupun hal-hal lainnya. Kondisi yang sebenarnya sudah ada sebelum bencana, menjadi makin bertambah lagi ketika bencana seperti gempa terjadi. Untuk mengelola masalah-masalah tersebut agar tidak berdampak kepada kondisi psikologis bahkan mental, maka perlu adanya pemberian pengetahuan dan pemahaman kepada penyandang disabilitas agar bisa bertahan dalam menjalani hari-hari paska bencana.

SATUNAMA kemudian berinisatif mengadakan Pelatihan Psikososial dan Pengembangan Kapasitas Organisasi Penyandang Disabilitas pada Sabtu-Senin (27 – 29 Maret 2021), di Wisma Ilham, Mamuju, Sulawesi Barat. Kegiatan yang menghadirkan peserta para difabel dari wilayah Mamuju ini juga didukung oleh Yayasan Swadaya Mitra Bangsa (YASMIB) Sulawesi dan Gema Difabel Mamuju.

Pelatihan Psikososial Kepada Kelompok Disabilitas di Mamuju, Sabtu-Senin, 27-29 Maret 2021.

“Tujuannya adalah untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman dari penyandang disabilitas dalam mengelola masalah-masalah sosial agar tidak berpengaruh kepada psikis. Dalam kondisi pasca bencana begini, Ini penting agar tidak makin berdampak kepada persoalan psikologis dan mental yang buruk ke depannya.” Ujar Karel Tuhehay, Kepala Departemen Kesehatan Jiwa dan Disabilitas SATUNAMA sekaligus salah satu fasilitator dalam pelatihan.

Karel juga menekankan pentingnya pengembangan kapasitas bagi para penyandang disabilitas maupun lingkaran komunitas yang melingkupinya, di mana salah satunya adalah organisasi penyandang disabilitas. “Kalau pengembangan kapasitasnya diperkuat, itu membuka kemungkinan meningkatnya pengetahuan, pemahaman dan ketrampilan bagi organisasi penyandang disabilitas secara institusi maupun individu dalam mengorganisir komunitas dan merespon persoalan-persoalan sosial di sekitar kelompok disabilitas.” Kata Karel.

Titik berat pelatihan yang berada pada tataran peningkatan pengetahuan dan pengembangan keterampilan atau skill diharapkan dapat memberikan bekal yang memadai, meski masih dalam tingkat mendasar, bagi penyandang disabilitas dan lingkaran komunitas yang bekerja bersama mereka selama ini di wilayah Mamuju dan sekitarnya. Karena peristiwa gempa bumi yang terjadi, juga memunculkan dampak-dampak sosial yang dirasakan oleh para penyandang disabilitas di Mamuju.

“Merespon permasalahan dari penyandang disabilitas, termasuk masalah sosial, kemudian juga meningkatkan potensi organisasi penyandang disabilitas menjadi sesuatu yang penting karena kalau bicara soal arah pembangunan dalam konteks global saat ini, semua mengarah kepada pembangunan yang diharapkan membawa kemanfaatan bagi siapapun, termasuk kepada mereka yang selama ini dipandang sebagai kelompok rentan seperti difabel ini.” Tutup Karel. [Penulis : A.K. Perdana/ Editor : Bima Sakti/ Foto : Karel Tuhehay & Eka Baene

Tinggalkan komentar