Satunama.org – Perencanaan Staregis (Strategic Planning) kini sangat dibutuhkan ketika jaman menjadi sangat cepat sehingga diperlukan arena perubahan cepat yang menghindarkan orang dari inkonsistensi. Rencana strategi ini juga berguna untuk membangun resiliensi, yaitu keadaan dimana orang percaya diri untuk menggapai cita-cita baik lingkup individu ataupun kelompok.
Esensi dari rencana strategi sendiri yaitu untuk terciptanya kolaborasi antara stake holder, dan berbagai pihak yang sepakat untuk mewujudkan kondisi ideal pada masa yang akan datang. Pelatihan ini akan difasilitasi oleh Methodius Kusumahadi, DCM yang sudah berpengalaman dalam bidang rencana strategi organisasi selama lebih dari 20 tahun.
Pelatihan kali ini dibagi menjadi 4 seri, dan setiap serinya digelar selama 2 hari. Untuk seri pertama yaitu tanggal 26-27 November 2020 dihadiri oleh peserta dari Yayasan Swadaya Dian Khatulistiwa (YSDK) Kalimantan Barat, Justice Peace and Integrity of Creation (JPIC) Kalimantan Tengah, Aster Malang, Semau Muda Yogyakarta, dan juga BLK Don Bosco Sumba.
Sebagai pengantar pelatihan, Pak Meth menjelaskan tentang pengenalan dan juga definisi Strategic Planning. Beliau juga memberikan pengantar atas pentingnya perubahan paradigma dari problem based menjadi dream based, baginya rencana strategi memang perlu dilakukan atas dasar harapan dan juga target bukan berdasarkan masalah yang ada.
Sebelum melanjutkan ke materi berikutnya Pak Meth kerap kali membuka ruang diskusi dan juga konsultasi untuk para peserta terkait permasalahan yang dialami oleh organisasinya.
Pak Meth pun menjelaskan metode perencanaan partisipatif untuk langkah-langkah perumusan strategic planning yang selanjutnya dilengkapi dengan presentasi bagan dan model terkait partisipatori proses LFA. Komparatif, kompetitif, mengubah image, dan menjadi motivasi merupakan elemen yang perlu ada dalam strategi.
Setelah memaparkan dasar-dasar dan unsur pembuatan rencana strategis, Pak Meth menjelaskan tahap selanjutnya yaitu step approach to strategy seperti formulating, making sense, evaluating, sensing lalu taking action. Pak Meth pun menjelaskan pemberdayaan berkesinambungan yaitu kemandirian, hak dasar, dan hormat yang akan diperlukan dalam merencanakan rencana strategis.
Rencana strategis dapat dimanfaatkan untuk menjadi instrumen dalam terciptanya kesepakatan dari berbagai pihak untuk mencapai kondisi yang diharapkan pada masa yang akan datang. Selain itu pelatihan juga diharapkan dapat mengubah harapan menjadi energi guna membangun opitimisme dalam perwujudan ide dengan rencana strategi menjadi indikator untuk keberhasilan rencana tersebut.
Penulis : Christian Adi Nugroho (Mahasiswa Magang Univ. Atma Jaya Yogyakarta)
Artikelnya sangat bermanfaat