Program Baru SATUNAMA Sasar Pengarusutamaan Inklusi Disabilitas dalam Pasar Kerja

Satunama.org.- Yayasan SATUNAMA menggelar acara “Kick Off Program Pengembangan Keterampilan Bagi Difabel & Pengarustamaan Inklusi Difabilitas bagi Balai Latihan Kerja” di Yayasan SATUNAMA pada Jumat (27/11).

Acara ini dihadiri oleh Dinas Ketenagakerjaan & Transmigrasi Daerah Istimewa Yogyakarta, Balai Latihan Kerja Kabupaten Sleman, Balai Latihan Kerja Kulon Progo, Balai Latihan Kerja Bantul, dan Perkumpulan Penyandang Disabilitas Indonesia (PPDI) Daerah Istimewa Yogyakarta.

Frans Toegimin yang mewakili Direktur Yayasan SATUNAMA dalam sambutannya menyampaikan bahwa besar harapannya untuk memperjuangkan hak penyandang disabilitas, sesuai dengan nilai yang dipegang oleh Yayasan SATUNAMA yaitu untuk memperjuangkan kesetaraan hak penyandang disabilitas di masyarakat.

Di antara berbagai isu disabilitas yang diperhatikan oleh Yayasan SATUNAMA, akses penyandang disabilitas dalam memperoleh pekerjaan menjadi fokus utama dalam program yang akan dilaksanakan saat ini.

Karena hambatan yang saat ini terjadi sangat berpotensi mempengaruhi tingkat kesejahteraan bagi para difabel. Selain itu, lapangan pekerjaan di sektor pemerintah maupun swasta belum mempunyai perspektif yang baik tentang isu disabilitas.

Melihat kondisi tersebut, SATUNAMA bekerjasama dengan Social Protection Programmee (SPP) dari GIZ Germany khususnya Inclusive Employment Intervention Area melaksanakan proyek pengembangan kemampuan untuk difabel dan pengarustamaan inklusi disabilitas di pasar kerja tenaga formal dan pusat pelatihan. Agenda acara Kick Off Project ini menjadi persiapan sekaligus sosialisasi program kepada pihak-pihak yang akan terlibat secara langsung maupun tidak langsung dalam pelaksanaan program ini.

Kepala Bidang Pelatihan Penempatan Tenaga Kerja dan Perluasan Tenaga Kerja (P2TK PKK) Disnakertrans DIY, Elly Suprianti S.Psi., M.Ec.Dev. menyampaikan bahwa pandemi yang kini terjadi sangat berdampak pada sektor ketenagakerjaan. Pandemi Covid-19, disampaikan Elly, menjadi tantangan baru untuk berbagai sektor, termasuk ketenagakerjaan.

Beberapa industri yang terpengaruh oleh pandemi ini mengalami keterpurukan. Dari 1.165 perusahaan yang terdata oleh Disnakertrans DIY, lebih dari 2000 pekerja yang dirumahkan selama pandemi ini berlangsung. Hal tersebut tentunya menjadi perhatian besar bagi Disnakertrans.

“Walaupun banyak industri yang terdampak oleh pandemi ini, namun masih ada beberapa yang tetap eksis. Jadi diharapkan dapat memberikan perluasan lapangan kerja,” jelas Elly.

Maka dari itu, untuk tetap menyeimbangkan permasalahan ketenagakerjaan ini, Elly sangat menyambut kehadiran Program Pengembangan Keterampilan Bagi Difabel & Pengarustamaan Inklusi Difabilitas bagi Balai Latihan Kerja yang akan diselenggarakan oleh SATUNAMA dan GIZ ini. Elly juga menyampaikan tentang masih kurangnya perhatian masyarakat terhadap peran penyandang disabilitas di sektor ketenagakerjaan ini.

“Program pemberdayaan untuk penyandang disabilitas ini sebelumnya hanya difokuskan pada sektor usaha mandiri karena tingginya minat penyandang disabilitas yang lebih menyukai bidang usaha mandiri, bukan pada sektor formal.” Ujar Elly.

Maka, besar harapannya melalui program ini untuk dapat memberikan peluang dan kesempatan emas yang bermanfaat baik untuk industri maupun masyarakat umum. Sehingga kendala tersebut diharapkan dapat diselesaikan bersama, sehingga penyandang disabilitas punya kedudukan yang sama di sektor ketenagakerjaan.

Akses Pasar Kerja Inklusif untuk Difabel.

Karel Tuhehay, penanggung jawab proyek Keswa SATUNAMA, menyampaikan bahwa tujuan utama dari program ini adalah akses pasar kerja inklusi untuk difabel, khususnya sebagai refleksi atas dampak pandemi yang berlangsung saat ini. Proyek ini terdiri dari Adaptive Social Protection (ASP), Financial Inclusion, dan Labour Market Access for Person with Disabilities.

Program ASP berfokus pada pengembangan kapasitas kepada Bappenas dan stakeholders kunci untuk menjalankan konsultasi kebijakan di tingkat nasional dan memfasilitasi penyusunan rekomendasi strategis untuk perluasan perlindungan sosial terhadap resiko dari kejadian cuaca ekstrem dan bercana alam.

Sedangkan program Financial Inclusion bertujuan untuk mendukung PT. Pos dalam memodernisasi layanan melalui platform giro digital dan memperluas produk tabungan untuk meningkatkan akses layanan keuangan kepada masyarakat miskin dan kelompok rentan.

Kemudian, program ketiga adalah Labour Market Access for Person with Disabilities. Ini merupakan layanan pendampingan dan dukungan teknis untuk pengembangan konsep dan strategi desain inklusif dari instrument promosi ketenagakerjaan dan rencana untuk sektor pendidikan dan pelatihan vokasi BP Jamsostek dan stakeholders lain seperti Bappenas, Kementerian Ketenagakerjaan dan Kementerian Sosial.

Berangkat dari ketiga tujuan itulah, diwujudkan Program Pengembangan Keterampilan Bagi Difabel & Pengarustamaan Inklusi Difabilitas Bagi Balai Latihan Kerja ini. Berangkat dari kurangnya akses terhadap lapangan pekerjaan bagi penyandang disabilitas, program ini bertujuan untuk meningkatan kesadaran dari staf Balai Latihan Kerja (BLK), pengembangan keterampilan kepada difabel, dan pengarustamaan inklusi disabilitias pada perusahaan di sektor formal.

Ketiga tujuan ini diwujudkan dengan penyusunan modul dan pelatihan yang akan dilaksanakan pada 5 (lima) bulan ke depan. Penyusunan modul terdiri dari Modul Disability Awareness yang ditujukan untuk staf BLK dan Modul Skill Development untuk difabel daksa yang direncakan akan selesai di akhir Desember 2020.

“Penyusunan modul ini diharapkan dapat memberikan informasi baru untuk staf BLK maupun motivasi bagi para penyandang disabilitas. Namun dikarenakan program ini hanya untuk jangka pendek, maka difokuskan pada teman-teman daksa. Semoga saja ada keberlanjutan dari program ini sehingga jangkauannya dapat lebih luas”. Ujar Karel Tuhehay.

Penyusunan modul ini pun dilengkapi dengan penyusunan strategi mitigasi Covid-19 sebagai kelengkapan pelatihan yang tetap memenuhi protokol kesehatan. Selanjutnya, kegiatan dalam Program Pengembangan Keterampilan Bagi Difabel & Pengarustamaan Inklusi Difabilitas Bagi Balai Latihan Kerja ini adalah berupa pelatihan Disability Awareness untuk staf BLK dan Pelatihan Soft skill kepada difabel yang akan dilaksanakan pada bulan Januari hingga Maret 2021.

Program ini disambut baik oleh Ujang Kamaludin, S.Pd., M.Si. yang merupakan ketua umum PPDI DIY, namun Ujang menyampaikan bahwa diperlukannya keberlanjutan program ini sehingga dapat juga memberikan pendampingan bagi para penyandang disabilitas.

“Selalu terdapat kesenjangan di antara harapan dan kenyataan, salah satunya adalah akses layanan yang tidak mendukung bagi penyandang disabilitas. Maka semoga dapat menjadi bahan pertimbangan sehingga terdapat keberlanjutannya” jelas Ujang.

Sementara Sapto Mustartiono, Instruktur dari BLK Kabupaten Kulon Progo menyampaikan bahwa modul dan pelatihan dari BLK dapat diintegrasikan dengan program ini, sehingga dapat memperkaya modul yang akan dihasilkan dalam Program Pengembangan Keterampilan Bagi Difabel & Pengarustamaan Inklusi Difabilitas bagi Balai Latihan Kerja. [Penulis: Azrina Sabilla (Media Intern/UGM Yogyakarta)/ Penyunting: A.K. Perdana /Foto: Annisa Dani (Media Intern/ISI Surakarta)]

Tinggalkan komentar