Siasat Politisi Muda Songsong Politik Berkeadaban

Satunama.org-. Saat ini, banyak politisi muda lahir dan mulai memberikan warna baru dalam perjalanan politik di Indonesia. Anak muda masa kini yang sebagian besar lebih akrab disapa “generasi milenial” itu semakin menunjukkan sikap simpati terhadap hal-hal yang berhubungan dengan politik. Hal itu didukung oleh keterbukaan informasi, melalui media sosial atau berbagai platform digital lain yang memungkinkan siapapun untuk mengakses segala berita.

Munculnya wajah-wajah politisi muda baru seperti Rahayu Saraswati yang maju menjadi calon Bupati Tangerang Selatan, lalu ada Tsamara Amany, Faldo Maldani, dan Rian Ernest. Hingga nama-nama besar, seperti Agus Harimurti Yudhoyono dan Gibran Rakabuming Raka memberikan harapan baru untuk membawa semangat politik Indonesia yang berkeadaban dengan gaya khas milenialnya yang dekat dengan gadget.

“Saya melihat bahwa kesadaran politik anak muda makin tinggi, hal ini memunculkan tren politisi muda. Dan sesungguhnya, tren itu bukan hanya di Indonesia, bahkan sampai menjadi gelombang perubahan di berbagai belahan dunia,” ujar Dr. Amalinda Savirani, Ph.D., dosen Politik dan Pemerintahan UGM, dalam acara Sekolah Politisi Muda (SPM) IV hari kelima yang diselenggarakan oleh Yayasan SATUNAMA, Kamis (26/11/2020).

Amalinda Savirani, atau yang akrab disapa Linda itu membeberkan bahwa peluang politisi muda untuk ikut berkompetisi dalam Pilkada sangatlah besar. Menurutnya, komposisi anggota DPR yang berusia 21-40 tahun ada 95 orang atau 16,52 persen. Jumlah ini sedikit mengalami kenaikan dibandingkan dengan periode sebelumnya.

Namun demikian, Linda mengungkapkan bahwa langkah politisi muda untuk berkecimbung dalam dunia politik akan dihadapkan pada beberapa tantangan. “Di tengah pragmatisme warga, biaya politik yang tinggi, dan dukungan yang minim dari partai politik menjadi tantangan tersendiri bagi politisi muda,” jelas Linda. Sehingga, menurutnya, politisi muda harus mempersiapkan itu dengan memperjuangkan politik yang berkeadaban, melalui strategi ide-ide yang memegang prinsip demokrasi.

Sebelumnya, istilah politik berkeadaban sering dipandang sebagai kata yang mendalam dan susah untuk dipahami. Sederhananya, menurut Gregorius Heliarko, M.A salah satu narasumber yang menyempaikan materi political ethics and self-knowledge pada hari ketiga SPM IV SATUNAMA, politik berkeadaban adalah implementasi sistem politik (program-program) yang baik dan benar sesuai dengan kaidah etika politik.

Senada dengan definisi di atas, Linda menekankan bahwa langkah siasat konkret untuk politisi muda sebaiknya dioperasionalkan fokus pada program. “Kenapa program? Sebab, saya melihat masa depan kita akan diwarnai isu-isu teknologi digital, pariwisata, dan isu strategis lainnya yang langsung mengarah pada hal-hal nyata di masyarakat dan melihat kecenderungan sosiologis milenial yang lebih suka membicarakan isu terdekat ketimbang retorika teori semata,” tutur Linda.

Dalam hal ini, Linda memberikan resep siasat kepada politisi muda dengan melalui empat cara. Pertama, menurutnya tidak ada proses politik yang berjalan secara instan, sehingga dibutuhkan usaha belajar, latihan setiap saat, dan yang utama adalah sabar. Kedua, politisi muda sedini mungkin mulai melakukan pemetaan kebutuhan masyarakat, yakni dengan mengidentifikasi isu-isu strategis sosial sesuai dengan daerah pilihannya masing-masing. “Hal ini diperlukan untuk mengenal siapa sasaran program politik kita atau calon politik kita,” jelas Linda.

Ketiga, setelah identifikasi berdasarkan pemetaan kebutuhan masyarakat rampung, selanjutnya adalah merumuskan program strategis politik yang memberikan solusi akan kebutuhan itu. Lantas, Linda memberikan contoh sederhana, “Isu sentral di daerah itu berkaitan dengan isu teknologi digital, maka strateginya bisa dengan program digitalisasi desa, pendidikan teknologi, pemberdayaan inovasi digital desa, dan lain-lain,” ucapnya.

Keempat, yang tak kalah penting adalah kelengkapan individual skills. Yaitu siasat bagaimana politisi muda untuk membangun sosok citra yang positif dalam masyarakat dengan apa yang ia punya. Hal ini dimaksudkan sebagai usaha branding diri, yang dapat dilakukan dengan berbagai cara, diantaranya melatih berbicara di depan publik, berkomunikasi secara persuasif, atau melakukan gimik yang nyentrik.

“Yang saya bicarakan lebih dari sekedar makro struktur politik atau sistem, kombinasi antara individual skills dengan sistem politik yang dituangkan melalui program-program strategis semoga bisa membekali teman-teman politisi muda untuk membangun politik berkeadaban,” tandas Linda.

Sepakat dengan apa yang dikatakan oleh Linda, Heri Mulyono, selaku politisi muda yang berasal dari Partai Golkar menyampaikan bahwa penting sekali politisi muda untuk membangun marwah politik Indonesia yang berkeadaban.

“Budaya politik Indonesia saat sekarang kekurangan karakter tokoh panutan yang ideologis, maka dibutuhkan pembaharu yang lebih baru, mendidik, dan lebih maju untuk tunas yang diciptakan,” tutur Heri.

Heri juga menyimpan siasat jitu untuk menyongsong politik yang berkeadaban, yakni dengan belajar pendekatan ke masyarakat yang lebih dari hati ke hati, tanpa politik uang dan juga melakukan pelatihan dan pemberdayaan masyarakat. Selain itu, mengingat realitas pendidikan politik masyarakat yang masih rendah, Fitra, selaku politisi muda dari partai PAN menyorot ide strategis untuk melakukan gerakan pendidikan politik.

“Tidak hanya kita, calon politisi yang harus belajar, namun masyarakat itu sendiri juga perlu diedukasi politik. Mengingat kesadaran anak muda itu juga tinggi, jadi melalui pendidikan dan pendekatan yang manusiawi, generasi milenial akan memberi warna baru, bahkan menjadi pondasi awal untuk politik berkeadaban,” jelas Fitra.

Oleh karena itu, dalam penutupnya, Linda sangat mengapresiasi apa yang sudah dilakukan oleh Yayasan SATUNAMA dengan program SPM IV ini. Menurutnya, sangat dibutuhkan sebuah wadah untuk mempertemukan politisi muda untuk bisa berdialektika bersama. Sebab, merekalah pemegang panji kemajuan bangsa.

“Tanpa politisi muda, takkan ada Indonesia!” pungkasnya dengan nada tegas sembari mengepalkan jari-jemari tangan kanannya. [Penulis: Haris Setyawan (Media Intern/UGM Yogyakarta)/ Penyunting: A.K. Perdana/ Foto: Annisa Dani (Media Intern/ISI Surakarta)]

Satu pemikiran pada “Siasat Politisi Muda Songsong Politik Berkeadaban”

Tinggalkan komentar