Mendalami Politik, Demokrasi dan Kesejahteraan

Dewasa ini, demokrasi telah menjadi fondasi berbagai sistem pemerintahan yang banyak dianut oleh negara-negara di dunia, sebab sistem inilah yang dipercaya menjamin tercapainya cita-cita masyarakat di negara-negara yang berdaulat, yang memperjuangkan kesejahteraan bagi seluruh rakyat, tanpa kekecualian.

Meski demikian, bobot dan muatan demokrasi yang dijalankan oleh masing-masing negara berbeda satu dari yang lainnya. Hal ini sangat tergantung pada sejarah dan tingkat perkembangan negara bersangkutan, kondisi sosial, politik, ekonomi, dan budaya yang berkembang di antara masyarakatnya. Bahkan pemahaman dan praktek demokrasi pun bervariasi sesuai dengan pemahaman, kepentingan, dan dinamika dari unsur-unsur masyarakat yang mendukungnya.

Bagi rakyat Timor Leste, sebuah negara yang relatif masih sangat muda, tentulah cita-cita kesejahteraan bagi seluruh rakyatnya masih sangat kental dan segar di dalam semangat partai-partai politik yang ada di sana, mengingat perjuangan untuk mencapai kemerdekaan telah dijalankan dengan banyak pengorbanan yang dialami dan direlakan oleh seluruh lapisan masyarakatnya.

Oleh karena itu sudah sewajarnya kalau partai-partai politik di Timor Leste mencoba mendalami demokrasi dan mengupayakan segala sesuatu yang mendukung dan mempertajam pemahaman dan pelaksanaan demokrasi yang tidak menyeleweng dari kepentingan untuk mewujudkan kesejahteraan seluruh dan setiap bagian dari rakyat dan masyarakatnya.

Liputan ini memaparkan proses Pelatihan Developing Healthy Democracy in Timor Leste Through Political Party Empowerment yang digelar oleh Yayasan SATUNAMA pada 14-16 November 2017 lalu. Liputan akan muncul dalam tiga bagian mulai Rabu (13/12) hingga Jumat (15/11).

Yogyakarta, 13 Desember 2017. Bertempat di Balai Latihan SATUNAMA Yogyakarta, sebanyak  enam belas  orang, tujuh Perempuan dan Sembilan laki-laki  dari Timor Leste mengikuti pelatihan bertajuk Developing Healthy Democracy in Timor Leste Through Political Party Empowerment. Salah satu tema penting yang diangkat dalam pelatihan ini adalah tentang Pengelolaan Partai Politik dan Merancang Program Partai Politik.

Peserta pelatihan ini mewakili dua partai besar di negara Timor Leste. Sepuluh orang mewakili Partai Demokrat  (Partido Democrático ) dan enam orang mewakili Partai Kongres Nasional Rekonstruksi Timor (Conselho Nacional de Reconstrução do Timor). Pelatihan berlangsung selama tiga hari, Selasa-Kamis, (14-16 November 2017).

Tujuan pelatihan ini adalah untuk mewujudkan partai politik sebagai salah satu pilar demokrasi demi tercapainya kesejahteraan bagi seluruh rakyat Timor Leste, melalui penguatan tata kelola organisasi internal partai olitik dan assessment kebutuhan-kebutuhan Partai Politik di Timor Leste untuk mendapatkan peningkatan kemampuan untuk memenuhinya.

Secara keseluruhan ada 8 tema yang dipelajari. Di hari pertama (Kamis,14/11) peserta belajar tentang empat tema yaitu Selayang Pandang Kondisi Politik, Kesejahteraan Sosial / Rakyat di Timor Leste, Tata Kelola Partai Politik, Manajemen Strategis Organisasi dan sharing dengan Wakil Salah Satu Partai di Indonesia. Secara garis besar ada tiga tema dalam pelatihan ini yaitu tentang politik, demokrasi dan kesejahteraan. Bertindak sebagai lead fasilitator adalah Hardono Hadi dari SATUNAMA.

Mengetahui harapan peserta pelatihan terkait dengan materi yang akan dipelajari menjadi hal yang penting. Sebagian besar peserta ingin mendapatkan pengetahuan baru tentang partai politik dan bagaimana membuat program kegiatan untuk partai politik, dan berharap nantinya dapat diterapkan di Timor Leste.

Sebagian peserta mengungkapkan bahwa mereka ingin membangun masyarakat dan negara yang sejahtera dan demokratis. Sebagian lain menuliskan ingin belajar tentang demokrasi dan  partai politik di Indonesia agar dapat mendengar dan menyuarakan aspirasi masyarakat di parlemen.

Materi Selayang Pandang Kondisi Perkembangan Politik, Kesejahteraan Sosial / Rakyat di Timor Leste yang dipresentasikan oleh Bapak Joaquim Freitas, yang sudah cukup lama bermitra dengan SATUNAMA dan bertanggungjawab terhadap program KAS di Timor Leste, menjelaskan tentang awal mula persiapan kemerdekaan Timor Leste setelah berpisah dari Indonesia.

Selain itu juga disampaikan tentang kondisi politik dan pertumbuhan partai politik di Timor Leste. Sejak tahun 2012 KAS memilih Partai Demokrat dan CNRT, dua partai besar di Timor Leste, menjadi partner KAS di Timor Leste dalam isu-isu pendidikan politik dan demokrasi. Di sela-sela presentasi juga berlangsung tanya jawab yang cukup dinamis dan kritis  dari peserta.

Politisi Jangan Menghindari Persoalan

Akbar Faizal, politisi Partai Nasdem yang saat ini duduk di kursi DPR RI bertindak sebagai narasumber untuk materi Tata Kelola Partai Politik sebagai Lembaga. Menurutnya,.seorang politisi harus siap dengan berbagai persoalan baik di internal partai maupun di eksternal partai yakni peran para konstituen.

“Menjadi politisi juga harus siap berhadapan dengan “topeng-topeng” kemunafikan. Sebagai seorang politisi, jangan pernah menghindari persoalan “, papar Akbar Faizal.

Akbar Faizal saat menyampaikan materi di hadapan para peserta Developing Healthy Democracy in Timor Leste Through Political Party Empowerment, Rabu (14/11) di Yayasan SATUNAMA, Yogyakarta. (Foto : Banu Badrika)

Dalam presentasinya, Akbar juga menyampaikan tentang lima fungsi parpol, yakni fungsi pendidikan politik bagi anggota dan masyarakat, penciptaan iklim yang kondusif, fungsi aspirasi politik, partisipasi politik dan juga fungsi rekruitmen politik. Terkait dengan fungsi parlemen sebagai representasi parpol ada tiga hal, yakni fungsi legislasi, fungsi anggaran dan fungsi pengawasan.

Point penting lain  dari Akbar Faizal adalah persoalan kaderisasi dan besarnya dana yang dibutuhkan dalam pengelolaan partai politik, Dibutuhkan dana yang besar untuk mengelola partai politik. Parpol perlu mencari sumber dana internal dan eksternal, namun prinsip kehati-hatian perlu diterapkan. Agar dapat dipercaya parpol juga perlu akuntabilitas dalam pengelolaan dananya.

Proses tanya jawab dan diskusi melengkapi sesi pengelolaan partai politik ini..Pertanyaan seputar peran perempuan dalam parpol dan bagaimana menarik minat kaum muda untuk memilih parpol kita menjadi pertanyaan yang memantik diskusi panjang.

Menjawab pertanyaan ini Akbar Faizal mengatakan selama ini Partai Nasdem mengadakan berbagai pelatihan untuk anggota parpol perempuan untuk meningkatkan kapasitasnya dan berbagi aksi sosial . Sedang untuk menarik minat pemilih muda parpol harus banyak mengadakan berbagi event yang banyak disenangi kaum muda.

Berfokus pada dampak.

Methodhius Kusumahadi, salah satu narasumber Pelatihan Developing Healthy Democracy in Timor Leste Through Political Party Empowerment, menjelaskan tentang Manajemen Strategis Organisasi, Rabu (14/11) di Yayasan SATUNAMA, Yogyakarta. (Foto : Banu Badrika)

Di sesi III, Methodius Kusumahadi dari SATUNAMA menjadi narasumber  untuk materi Manajemen Strategis Organisasi. Dalam pengantarnya Pak Meth menyampaikan soal dimensi berpikir yang strategik berkaitan dengan hasil (result), yang meliputi : dimensi cara berpikir (cara pandang), dimensi fisik/logistic (kondisi) , dimensi posisi dan dimensi perilaku. Beliau juga menjelaskan bahwa berpikir strategis itu tidak mudah karena berhadapan dengan dimensi waktu dan dampak. “Jadi ketika bekerja jangan berfokus pada kegiatan tapi pada dampak.” katanya.

Terkait dengan berpikir strategis dalam wujud  perencanaan maka proses sederhananya adalah formulating (formulasi akar masalah), making sense (benarkah sesuatu harus dipermasalahkan ), evaluating (apa yangdiperoleh jika dilanjutkan), sensing (apakah akan dilanjutkan) dan taking action (bertindak).

Pak Meth mengutip Kenichi Ohmae  dalam bukunya “The Mind of Strategic“ bahwa Strategic Thinking akan bagus jika melintas sektor/kultur. Kultur yang membuat sejarah. Manusia normal adalah manusia yang diperkaya dengan pergaulan lintas kultur. Berpikir strategis menggabungkan kultur berpikir mekanistis dan berpikir intuitif.

Pak Meth juga menjelaskan bahwa terkait dengan perencanaan parpol ada yang disebut sebagai power politic dan humanitarian politik. Dalam dunia politik/partai politik ada tiga hal utama, yaitu Policy, Polity dan Politic. “Posisi politisi  PD dan CNRT saat ini ada disini, bagaimana membangun partai politik yang bermartabat. Jadi sebagai bagian dari organisasi politik maka kerja-kerja kita harus menyumbang pada kebaikan banyak pihak.“ ungkap Pak Meth mengakhiri sesi III.

Parpol Ideologis dan Representasi Rakyat.

Esti Wijayanti, Politisi PDIP berbagi pengalaman mengikuti pemilu sejak 1999 hingga 2014 dalam Pelatihan Developing Healthy Democracy in Timor Leste Through Political Party Empowerment, Rabu (14/11) di Yayasan SATUNAMA Yogyakarta. (Foto: Banu Badrika)

Untuk melengkapi pengetahuan para peserta, maka di sesi malam diadakan sharing dengan narasumber Esti Wijayanti, seorang angggota  DPR RI dari partai PDIP. Esti berbagi pengalaman saat mengikuti pemilu dengan dua sistem yaitu sistem nomor urut (1999 & 2004) dan sistem suara terbanyak (2009 dan 2014).

Dijelaskan olehnya bahwa partai menempati peran strategis dalam membentuk kebijakan publik baik tingkat daerah maupun nasional. Seluruh kader partai harus mengemban amanat rakyat. “Jadi sebenarnya yang ideal partai politik harus merepresentasikan rakyat. Politik aliran terus terjadi di Indonesia.” ungkap politisi perempuan ini.

Hal lain yang tak kalah penting dalam dunia politik adalah membangun ideologi. Ini menjadi hal yang sangat penting sebagai politisi partai politik. Pernah terjadi di PDI Perjuangan kekurangan kader perempuan karena kuota 30 persen. Banyak kejadian mereka meninggalkan partai politik karena tidak punya idelogi.

Kader partai harus membangun konstituen. Jangan pernah sekali-kali membangun angan-angan mimpi kosong ke konstituen karena akan menjadi boomerang, tapi harus menawarkan ideologi. Aturan-aturan harus tetap ditaati. Poin penting dari narasumber untuk peserta adalah terkait dengan janji-janji selama kampanye.

“Penting diingat, jangan  pernah janji omong kosong saat kampanye. Sepanjang niat kita untuk rakyat tidak sekedar retorika maka rakyat akan memilih kita.“ ungkap Esti mengakhiri penjelasannya. (Tatik Sulistyaningsih/Foto : Banu Badrika)

Tinggalkan komentar