Evaluasi Jambore Sungai, Komunikasi dan Dokumentasi Perlu Dikuatkan

Yogyakarta, 6 September 2017. Usai penyelenggaraan Jambore Sungai ke -2  pada Sabtu-Minggu, 26-27 Agustus 2017 lalu, Asosiasi Komunitas Sungai Yogyakarta (AKSY) adakan pertemuan refleksi dan evaluasi. Banyak catatan pembelajaran terangkum, dari teknis juga substansi dalam pertemuan di Ledok Gebang Angler Fish Restaurant, Krajan, Wedomartani, Ngemplak, Sleman.

Pertemuan refleksi-evaluasi penyelenggaraan Jambore Sungai ke-2 2017. Kepanitiaan Bersama soroti substansi dan teknis penyelenggaraan. Ledok Gebang Angler Fish Restaurant, Krajan, Wedomartani, Ngemplak, Sleman. (Rabu, 06/09). (Foto : Yoga)

Disampaikan Endang Rohjiani, Ketua AKSY, bahwa pertemuan evaluasi ini bertujuan untuk menggali pembelajaran melalui refleksi dan evaluasi dari penyelenggaraan Jambore Sungai ke -2, baik dari perencanaan, pelaksanaan, pengendalian, dan pelaporan, sebagai pembelajaran bersama, karena Jambore Sungai ke -2 ini terwujud melalui kolaborasi jejaring komunitas sungai, perguruan tinggi, dan organisasi masyarakat sipil di Yogyakarta dalam bentuk panitia bersama.

“Pertemuan ini (pertemuan evaluasi –red) penting buat AKSY dan semua pihak yang terlibat dalam kepanitiaan bersama, dengan merefleksikan dan evaluasi seluruh proses dari perencanaan, pelaksanaan, pengendalian, dan pelaporannya, tujuannya supaya ada pembelajaran yang didapat dan rekomendasi untuk pembenahan ke depannya”, jelas Endang.

Endang Rohjiani melanjutkan, bahwa pembelajaran penting yang dapat diambil adalah terkait komunikasi, baik di internal penyelenggara juga antara penyelenggara dengan para pihak yang dilibatkan.

“Catatan saya, dari disksui ini (pertemuan evaluasi –red), yang paling penting itu komunikasi, mau di internal penyelenggara juga dengan para pihak yang diundang”, terang Endang.

Ema Vidiastuti Utami dari SATUNAMA Yogyakarta menyoroti soal sistem pendokumentasian seluruh sesi dalam Jambore Sungai yang menurutnya harus dibenahi ke depan sebagai bagian dari pengelolaan pengetahuan bersama antar elemen dalam jejaring sungai.

“Aku melihat yang krusial itu soal pendokumentasian setiap alur dan proses sesi-sesi dalam Jambore, ya seminarnya, workshop, sarasehan, juga sekolah sungai, dan pendokumentasian itu dalam berbagai bentuk, ya foto, video, audio, notulensi, dokumen-dokumen, jadi dokumentasi ini nantinya kan jadi bahan dasar untuk memproduksi pengetahuan bersama yang akan bermanfaat jangka panjang”, tegas Ema. (Prabu Ayunda Sora_SATUNAMA / Foto : Yoga_FPRB DIY)

Tinggalkan komentar