Mahasiswa Australia di Desa Pentur Boyolali

Selama lima minggu kami tinggal di sebuah rumah di Desa Pentur, Boyolali. Fokus dari proyek kami adalah berdinamika bersama dengan 5 sekolah dasar di sana untuk memberikan kesadaran dan pengetahuan tentang Framework Convention on Tobacco Control (FCTC), Hak-Hak Anak dan udara yang bersih. Selama tinggal di sana, kami mendapat pengalaman tentang budaya Jawa yang kaya serta pengalaman merasakan dinamika komunitas. Kami merasa bahwa di desa ini terdapat sikap saling peduli dan tidak mementingkan diri sendiri, sesuatu yang tidak pernah kami rasakan dalam budaya kami di Australia. Kami berharap bisa menerapkan hal ini sekembalinya nanti ke Australia.

Kami beruntung bisa dilibatkan dalam berbagai aktifitas yang membuat kami bisa mengakses budaya di desa dengan cara yang tidak bisa didapatkan oleh kebanyakan pendatang atau turis. Kami terlibat dalam kegiatan seperti membuat keranjang dari bamboo yang bagi para perempuan di desa nampak sangat mudah dilakukan, tapi justru menjadi tantangan yang tidak mudah bagi kami. Kami mengecat kuda rotan dengan gaya Australia dan ikutan bermain kuda lumping bersama penduduk yang memainkan gamelan. Kami juga belajar memainkan gamelan bersama anak-anak yang menjadi guru kami, mengajari kami dasar-dasar memainkannya. Meskipun kami tidak kemudian mampu menguasai hal-hal dalam kegiatan-kegiatan tersebut, namun kesempatan untuk berpartisipasi dan terlibat di dalamnya sungguh merupakan hal yang sangat kami syukuri dan hargai di masa mendatang. Salah satu hal yang juga patut dikemukakan adalah ketika kami membantu petani setempat melakukan panen dan membajak sawah. Kami menghargai seluruh kegiatan dan partisipasi dalam setiap prosesnya. Para penduduk merasa senang melihat kami berkubang dengan lumpur dan bahkan sampai menjadi cerita di koran lokal. Semua kegiatan itu berfokus pada keterlibatan komunitas dan memberi kesempatan pada kami untuk merasakan pola relasi yang mendalam.

Kami mendapat banyak pelajaran dan pengalaman yang tak terlupakan selama tinggal di Pentur. Terima kasih kami kepada komunitas di sana yang telah menerima kami dengan terbuka. Kami berharap bisa semakin menguatkan dan mengembangkan hubungan ini di masa depan. Kami juga berterima kasih kepada SATUNAMA yang telah memfasilitasi kami dan juga AVI yang telah memberikan kesempatan ini.

Sam, Mithra and Maddy.
(University of Melbourne volunteers, February 2017)


Versi Asli Bahasa Inggris:

Australian Students in Pentur Boyolali
For the past five weeks, we have been living in a homestay within the village of Pentur, Boyolali. The focus of our project has been working with five elementary schools to create awareness around FCTC, children’s rights and clean air. Over the course of our stay we’ve immersed into the rich Javanese culture and been able to experience the overwhelming sense of community. For us, the selflessness that is so evident within the community was something we had never experienced within our own Australian culture and is something we hope to implement in our own lives back home.

We were fortunate enough to be included in various activities that allowed us to access the culture in a way most tourists cannot. We took part in the arduous task of weaving baskets out of bamboo that the local women made look effortless but for us was quite a challenge. We painted our own rattan horse in an Australian style and performed kuda lumping to the background of locals playing gamelan. We were also included in the playing of gamelan with the children teaching us basic patterns. Although we did not master any of these activities, the opportunity to participate and be included was something that we deeply appreciate and will cherish for years to come. One of our highlights was helping harvest and plow the rice fields with the local farmers. We gained a new appreciation for the amount of work and local participation in the process. The locals thoroughly enjoyed watching us get dirty in the mud and we even made it into the local newspaper. All of these activities were focused on community involvement and allowed us to establish deeper relationships.

Our time in Pentur has taught us many lessons and is an experience that we could never forget. We thank the community for openly welcoming us and hope we can develop and strengthen our relationships in the future. We thank Satunama for facilitating our time here and AVI for giving us this opportunity.

Sam, Mithra and Maddy.
(University of Melbourne volunteers, February 2017)

Tinggalkan komentar